Sampah sama sampah biar aja bersatu, kita yang bukan sampah cari yang lebih baik.
– Ryan Alexander Pahleva –
Happy Reading~
Pintu ruangan dimana Dimas di rawat terbuka.
Ceklek
Munculah seorang gadis cantik yang sedikit berisi, yaps Tania.
"Hai Dimas!" Sapa Tania.
Naila dan Kak Ryan yang masih ada disana menatapnya.
Naila menatap Tania dengan biasa saja.
Sedangkan kak Ryan menatap Tania dengan tatapan tak suka.Dimas tersenyum karena sahabatnya datang.
"Udah enakkan belum?" Tanya Tania dengan lembut dan sedikit manja, seraya memegang tangan Dimas, membuat Naila ingin segera pergi dari sana.
Kemudia Naila mundur dan, mendekat dengan kak Ryan.
"Kayak nya kalian butuh waktu berdua. Kalau gitu kami keluar." Ucap kak Ryan dengan nada dingin dan sedikit menyindir mereka Dimas dan Tania.
"Ayo nai." Ucap kak Ryan lagi. Mereka berdua keluar, Dimas masih diam.
Hp Naila berdering, menandakan ada yang menelpon nya.
Rifka is calling.
"Hallo nai." Ucap Rifka di sebrang telpon.
"Iya hallo. Kenapa Rif?" Tanya Naila, kak Ryan hanya mendengarkan nya sedikit.
"Gue sama yang lain mau ke rs, jenguk Dimas. Lo masih di sana kan nai?" Tanya Rifka.
Naila diam. Ia akan pulang, dan pasti akan menimbulkan pertengkaran jika ada Tania dan teman teman nya akan datang.
"Hallo Nai..." Panggil Rifka lagi, karena tidak mendapatkan respon dari pertanyaan sebelum nya.
"E–eh.. Eumm, gue.." Naila Ragu menjawabnya.
"Iya lo Naila. Lo kenapa nai? Kok ragu gitu ngomong nya?" Rifka sudah was was.
"Gue udah mau pulang kok, y–yaudah besok aja lo kesini nya yaa!?" Ucap Naila.
"Loh kenapa? Kok pulang? Lo gak beres Nai, udhlah gue ke sana aja, emang ada apa sih!?" Ucap Rifka sedikit menaikkan suaranya.
"a–ahh o–oke..." Sambungan telpon terputus.
Naila bingung, takut ada apa apa terjadi, karena kondisi Dimas belum memungkinkan.
🌻Naila's Story🌻
Rifka, Hana dan juga Kaneva datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dimas, mantan kekasih sahabat mereka, yaitu Naila.
"Nai, kok kalian di luar?" Tanya Kaneva.
"o–ohh itu.." Naila menjawab pertanyaan Kaneva dengan ragu.
"di dalem ada Tania." Jawab kak Ryan singkat dengan nada dingin.
Mereka bertiga langsung mengubah raut wajahnya.
"ohh ternyata ada bocah itu, main main dia sama kita... Wah wah wah.." Seringai bak iblis muncul di wajah cantik Rifka.
"gak bisa di biarin." Ucap Hana dingin.
Tak lama pintu ruang inap dimana tempat dimas dirawat terbuka. Sesesok gadis cantik keluar dari dalam.
"Eh ada kalian." Sapa Tania so hangat.
"iye, kenape lo? Gak seneng?" Tanya Rifka dengan frontal.
"Kapan gue bilang gak seneng? gausah nyari ribut lo ya." Jawab Tania dengan keberanian yang cukup.
"lah, lo pikir gue takut? Sampah kayak lo harusnya di buang jauh jauh, gak pantes ada disini." Sarkas Kaneva.
"Apa kata lo tadi? Sampah? Bukan nya temen lo yang sampah?" Ucapan Tania itu sukses membuat kak Ryan berdiri dan langsung menghadap Tania.
"Lo yang sampah, bitch." Ucapan sarkas nan dingin itu adalah ucapan yang keluar dari mulut seorang kak Ryan.
"Pacar lo tuh yang bitch." Tantang Tania.
"Bukannya lo? Lo yang udah cuci otak bokap gue anjing!! Lo bilang Naila bitch?! Perlu gue beliin kaca hm? Miskin banget lo. Apa uang yang bokap gue kasih kurang buat beli kaca?" Semua orang yang ada disitu langsung menatap horror ke arah kak Ryan.
"maksudnya?" Tanya Naila.
"Apa kata lo?" Tanya seorang yang muncul dari ruang inap dimana Dimas di rawat, yang duduk di atas kursi roda.
"Dimas?" Lirih Tania, ia sangat kaget.
"iyaa, dia gadis simpenan bokap gue selama ini. Dia juga yang udah ancurin keluarga gue." Ucap kak Ryan masih dengan gaya cool nya.
Dimas menatap Tania dengan wajah tidak percaya.
"gadis? Masih gadis gak tuh? Oops..." Sarkas Hana.
"Hahahahahaha." Muncul lah tawa meremehkan dari Rifka dan Kaneva.
"Dimas, a–aku bisa jelasin.. aku.. akuu..." kata Tania yang mulai mengekuarkan air mata buaya nya itu.
"lo apa? Lo mau bilang kalo lo itu bitch? Heh sampah." Ucapan Dimas barusan menohok hati perempuan itu.
"Dimas.." Keluh Naila yang masih kaget dan tidak percaya semuanya.
"Ayo nai kita pulang, enek ngeliat sampah. Oh iya sampah sama sampah biar aja bersatu, kita yang bukan sampah cari yang lebih baik." Sindir kak Ryan dan menarik lembut tangan Naila dan membawa nya pergi dari tempat itu.
Dimas sedikit cemburu karena Naila pulang dengan kak Ryan, sejujurnya hati Dimas saat ini masih milik Naila
Naila menatap Dimas dan juga Tania dengan Nanar. Tania sudah di permalukan.
"Girls, Kita bukan sampah kan? Kuy pergi. Bau busuk sampahnya udah kecium nih hihihi." Sindir Rifka.
Rifka, Hana dan Kaneva langsung pergi dengan Rifka yang berjalan angkuh juga dengan Kaneva yang menyungingkan sudut bibirnya serta dengan Hana yang stay dengan muka datar nya.
"salah gue percaya sama lo, gue kecewa sama lo." Ucap Dimas dan langsung meninggalkan Tania dengan perasaan menyesal.
🌻Naila's Story🌻
Tbc
gimana guys? Puas ga?
xixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Naila's Story [End]
Fiksi RemajaTahap revisi :) "Sederhana, gue cinta lo. Gue tertarik karena ketulusan hati lo." -Dimas. "Lo bikin gue lupa akan komitmen gue, tolong jaga kepercayaan gue." -Naila. Kisah seorang gadis yang melupakan komitmennya karena laki laki dingin yang masuk k...