8. Terpukul

72 13 0
                                    

Beberapa penjelasan dibawah ini ada yang aku ambil sebagian dari Google, karna aku tidak terlalu pintar untuk merangkai kata tentang kesehatan. Aku adalah seorang mahasiswa Akuntansi, jadi sangat berbanding terbalik dengan hal itu.

Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar banyak-banyak.

Happy reading 💚

Seperti biasa saat pulang sekolah Mecca langsung membuka pintu tanpa mengulur waktu lagi. Ia sangat rindu pada bundanya, entah kenapa Mecca tidak bisa jauh-jauh dari bundanya. Bahkan saat tidurpun Angel harus memeluknya terlebih dahulu agar gadis itu bisa terlelap.

Sedari kecil Mecca tidak bisa lepas dari Angel, Pernah suatu waktu Angel pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaannya sebagai seorang guru honor. Mecca ditinggalkan bersama paman dan bibinya sewaktu mereka tinggal di Kalimantan, Mecca demam selama empat hari padahal Angel meningalkanya hanya satu Minggu.

Dengan badan kedinginan mengigil dan bulu-bulu halus telah berdiri tangannya, Mecca berjalan. Ingin sekali ia langsung masuk kekamar untuk mandi air hangat dan istirahat agar suhu tubuhnya membaik.

"Assalamualaikum bunda" ia memasuki rumah setelah mengucapkan salam.

"Bunda... Ecca datang" ujarnya lagi, tidak ada tanda jawaban sang bunda.

"Waalaikumussalam" Mecca mendengar suara Angel dari arah kamar wanita itu.

Diletakkannya tas ransel di atas sofa dan berjalan menuju kamar yang ada disamping kamarnya. Ia membuka pintu berwarna coklat itu dan melihat Angel sedang terbaring di tempat tidur.

"Kamu barusan pulang? Kok basah kuyup?" Angel bertanya saat ia melihat Mecca masuk kedalam kamarnya dengan keadaan setengah basah.

"Tadi Mecca kehujanan sewaktu pulang sekolah Bun, Pipi bunda kok pucat?" Tanyanya setelah duduk dipinggir kasur sang bunda.

"Engga papa nak, bunda mungkin kelelahan aja. Bunda ingin istirahat sebentar."

"Bunda udah makan?"

"Belum, tadi pagi bunda cuma masak nasi goreng untuk serapan kita. Dan siang ini bunda belum sempat masak. Buda pengen makan masakan anak kesayangan bunda" Angel tersenyum melihat raut muka sedih putrinya itu.

"Beneran bunda engapapa?" Tanya Mecca lagi. Ia sangat khawatir pada Angel.

"Iya sayang, ayok kita kedapur. Bunda udah lapar."

Sesampainya di dapur Mecca menyuruh sang bunda untuk duduk saja agar tidak membantunya.

"Bunda mau dimasakin apa sama koki yang cantik ini?" tanya Mecca bersedekap dada.

"Emmm" Angel menimang-nimang, meletakkan jari telunjuk didepan mulutnya seolah berpikir "bunda mau dimasakin spaghetti sama koki cantiknya bunda" lanjutnya.

"Siap Baginda ratu, saya akan melaksanakanya" Mecca memberikan tanfa hormat seperti seorang prajurit menerima perintah dari sang raja.

Angel hanya tertawa renyah menanggapi lelucon putrinya itu untuk menutupi rasa sakit yang sedang ia tahan.

Sementara Mecca sudah memakai celemek siap di tubuh rampingnya untuk berperang dengan alat dan bahan-bahan yang ia gunakan untuk memasak makanan yang diinginkan bundanya itu di dapur.

"Sudah selesai Baginda Rat-" Mecca berbalik dan terkejut sehingga ucapannya terpotong melihat sang bunda sudah terkulai lemas di lantai marmer rumahnya.

Pranggg

Makanan yang sudah tersedia diatas piring jatuh pecah dan tumpah begitu saja tidak lagi ia pedulikan. Segera Mecca menghampiri Angel.

Gala & Mecca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang