Chap 9

397 70 10
                                    

[Off Track]

Dahyun dengan gerakan cepat menuju keluar kelas, dia harus pergi ke perusahaan Hwang jahat itu sebelum pukul 4 sore. Apalagi laki-laki itu terus menerus memberinya peringatan. Changbin yang melihat temannya memasukkan buku dengan tergesa-gesa mulai bertanya, "Apa kau terlambat terhadap sesuatu?" Tanyanya santai.

"Kau akan berhutang kepadaku setelah ini." Kata Dahyun mencengkram bahu Changbin membuat Changbin terkejut dan mengangguk tanpa mengetahui apapun. Kemudian Dahyun melanjutkan acara lari siangnya, mengingat saat itu sudah pukul 3.32 dan membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke wilayah itu.

Sementara itu, Hyunjin yang tersenyum melihat jam mulai mengetuk meja pelan dengan jari telunjuknya. Dirinya ikut bersemangat saat menyusahkan Dahyun.

Hingga 25 menit kemudian, Soobin memberitahu jika Dahyun sudah sampai menuju ke arah kantornya dengan lift, bersama dengannya.

Sampai di kantor, Dahyun ditinggal oleh Soobin yang harus mengerjakan beberapa dokumen lagi. "Kemarilah." Kata Hyunjin menunjuk ke depan meja kerjanya. Senyumnya yang menarik bagaikan serigala membuat Dahyun jengah dan berjalan menuju ke sana. "Kenapa kau menyuruhku kemari?" Tanya Dahyun.

"Ku dengar kau menolak permintaanku." Kata Hyunjin singkat, masih dengan senyuman tipisnya. "Ya. Permintaanmu sama sekali tidak bersifat mutualisme. Kau tidak berbeda dengan para penjilat itu." Kata Dahyun menaikkan alisnya sebentar untuk memberikan Hyunjin rasa penekanan untuk setiap kalimatnya.

"Wo wo, hati-hati Nona. Peringatan itu tidak berhenti sampai kau disini saja, perhatikan kalimatmu. Karena aku bisa menghancurkan perusahaan kelima terbesar itu dalam satu tombol." Kata Hyunjin memberitahu tombol yang mana yang akan dia gunakan. Hal itu jujur saja membuat Dahyun waspada.

"Jika memang semudah itu, kenapa tidak sekalian saja aku menghancurkan perusahaanku?" Tanya Dahyun yang sedikit meremehkan Hyunjin.

"Hmm.. rahasia." Kata Hyunjin mulai terkekeh. Sementara Dahyun hanya mentapnya datar.

"Percepat saja, kau memintaku untuk menerima permintaanmu bukankah begitu?" Tanya Dahyun yang tidak sabar untuk menyelesaikan masalah mereka. Hyunjin tersenyum melihatnya, lalu berpura-pura jika dia Beru ingat untuk mengatakan sesuatu. "Ah! Sebenarnya aku sudah tidak tertarik dengan hal itu. Aku menginginkan hal lain."

"Apa itu?" Tanya Dahyun.

"Bersandiwaralah denganku."

"Ap-". "Aku belum selesai bicara Nona." Kata Hyunjin membuat Dahyun terdiam. "Dan jadilah wanita keduaku."

BYARRR!

Otak Dahyun, dan tubuh Dahyun terkejut hingga tidak pernah membayangkan hal itu sebelumnya. Pria ini benar-benar seorang cassanova yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Dahyun masih yang masih terkejut mendengar hal itu, ikut dikagetkan dengan suara kecil dari alat panggilan Hyunjin.

"Nyonya Lee datang untuk menemui anda Tuan." Kata Soobin yang tidak tahu harus melakukan apa. "Biarkan dia masuk." Kata Hyunjin setelah memainkan matanya dan menghela nafas.

"Sebelum ibumu datang, lebih baik kau putuskan." Kata Hyunjin kepada Dahyun.

Dahyun ingin berfikir tetapi waktunya tidak cukup. Kemudian dia memijak keningnya, "Baik. Dalam ketentuan, apapun yang terjadi tidak akan hubungannya dengan perusahaan siapapun dan beri aku kehidupan pribadi." Kata Dahyun yang kemudian dibalas dengan pintu yang terbuka begitu saja tanpa mengetuk.

"Dahyun? Sedang apa kau disini?" Tanya Lee Boyoung kepada Dahyun yang masih berada didepan meja Hyunjin.

Karena yakin Dahyun kesulitan menjawab, Hyunjin dengan cepat menyatu wanita pertamanha itu dengan penuh sayang, "Oh, aku masih ingin mendiskusikan permintaan kemarin. Mungkin karena caraku yang salah, jadi aku meminta maaf kepada Dahyun. Bukankah begitu?

Dahyun?"

"Hm, iya." Kata Dahyun mencoba untuk mengikuti sandiwara itu.

Awalnya Boyoung yang terkejut dengan kejadian tersebut mulai bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Namun sekali lagi dengan mulut yang halus dalam berbicara Hyunjin dapat mengatakan jika mereka sudah berbaikan. Lalu mengalihkan pembicaraan.

"Hm, mengapa kemari sayang?" Tanya Hyunjin mendekati Boyoung yang berniat untuk mengajak makan malam di restoran mahal.

"Aku ingin mengajakmu makan malam, apa kau sedang sibuk?" Kata Boyoung yang mulai bergelayutan dibahu Hyunjin. Membuat penceranaan kedua orang lain itu sedikit terganggu.

"Maafkan aku, tapi hari ini aku akan ada rapat dengan Tuan Seo. Bagaimana kalau lain kali saja?" Tanya Hyunjin yang berhasil melirik Dahyun.

"Benarkah? Kalau begitu baiklah. Aku akan pergi dengan Dahyun saja. Ayo Dahyun!" Kata Boyoung yang membawa Dahyun pergi, Dahyun yang mengikuti Boyoung setelah percakapan kedua belah pihak selesai.

Dan meninggalkan dua orang lainnya.

"Sepertinya rencana gi- maksud saya, rencana cemerlang anda dan Tuan Lee berhasil." Kata Soobin mengingat rencana yang dibuat oleh Junho sendiri.

"Ubah haluan mu. Bagaimana pun jika kau terus bersama dengan wanita itu kau tidak akan mendapatkan apapun." Kata Junho membuat Hyunjin tidak mengerti dengan maksud dari Pamannya itu. Dia menaikkan salah satu alisnya untuk memperlihatkan ketidakpahamannya tanpa mengucapkan satu hal pun.

"Kim Dahyun, ambil hatinya." Singkat Junho.

"Dia bahkan membenciku."

"Jika tidak, sama saja kau akan menghabiskan sisa hidupmu untuk Lee Boyoung. Tapi.. jika itu maumu aku tidak menolak." Kata Junho yang membuat Soobin tertawa atas kalimat yang Junho katakan. Seperti tawaran yang tidak diinginkan.

***

Dahyun tidak bisa fokus mengetik untuk presentasinya lusa esok. Belum lagi dia harus mengumpulkan materi dari teman-temannya, tapi pemikiran atas keputusannya tadi tidak juga keluar dari otaknya. Dia tahu itu keputusan bodoh, "Akh, aku pasti gila."

"Dahyun, kau sedang belajar?" Tanya ibu tirinya saat mengetuk pintu kamar Dahyun. "Ya." Kata Dahyun menjawabnya dengan satu kata, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan siapapun saat itu. Lagi pula sejak kapan wanita itu peduli kepada kegiatan Dahyun?

"Boleh ibu masuk?" Tanya Boyoung yang diiyakan saja oleh Dahyun, mengingat ketidakpeduliannya yang sangat mendalam kepada perempuan itu. "Ibu sangat berterimakasih karena kau mau berbaikan dengan Hyunjin."

"Aku-" Dilihatnya Hyunjin berada diambang pintu, awalnya Dahyun ingin mengucapkan kalimat yang menyatakan jika dia tidak melakukannya untuk ibu tirinya itu, melainkan untuk orang lain. Sayangnya, laki-laki cassanova itu menatapnya seperti tengah memperhatikan sesuatu. "Ya?"

"Aku melakukannya untuk ibu. Lagi pula saat ini hanya ibu orang tuaku." Kata Dahyun menyerahkan seluruh harga dirinya yang berharga hanya untuk mengatakan kalimat itu.

Katakan saja Dahyun adalah seorang munafik jika itu yang kalian rasakan, tapi setidaknya dia bukan seseorang yang memanfaatkan orang lain.

"Baiklah kalau begitu, ibu permisi dulu." Kata Boyoung mengelus rambut Dahyun yang hitam panjang itu. Lalu pergi dari sana.

Bagus, sebuah telenovela classic dengan tema yang unik. Kali ini Dahyun harus mengakui jika dirinya pantas untuk berada di film perselingkuhan dengan orang lain. Jika dipikirkan memang seperti itu.

"Hwang Hyunjin. Termakanlah kau pada ucapanmu sendiri." Runtuk Dahyun kepada Hyunjin dengan gumamannya. Ayolah, Dahyun hanya berharap jika cerita ini selesai dan menyisakan cerita baik untuknya.

Drrt! Drrt!

'Dahyun, bisakah kau menggantikan ku shift malam besok? Aku ada kepentingan.' pesan salah satu teman kerja Dahyun saat bekerja di swalayan.

"Setidaknya, ini adalah caraku untuk menjauh darinya dalam beberapa jam." Batin Dahyun mengirimkan sebuah pesan yang menyetujui permintaan tersebut. Itulah yang disebut dengan hubungan mutualisme.

TBC

Lagi sibuk apa ?

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang