[Collaboration]
Hyunjin menatap perempuan yang belum juga bangun dari tidurnya, "Jika aku jatuh cinta padamu aku akan kalah, bukankah begitu?" Gumam Hyunjin samar-samar. Untung saja hal itu tidak membuat Dahyun bangun atau mendengarnya.
Drrt! Drrt! Hyunjin melihat ke arah nakas dekat kasurnya, handphonenya berdering dua kali. Hal itu membuatnya terganggu dan melihat ke arah benda elektronik berwarna abu-abu itu. Nama Lee Boyoung tertera dalam layar yang menyala itu. Dengan helaan nafas berat Hyunjin menjawabnya.
"Halo? Iya." Kata Hyunjin menjawab panggilan tersebut.
"Aku akan libur untuk satu hari ini. Sayang, aku ingin bertanya." Kata Hyunjin membuat sebuah pertanyaan mengenai Chris dan saudaranya Heuning Kai yang kemungkinan ingin menghancurkannya sewaktu-waktu karena balas dendam.
"Ah, tidak. Hanya ingin menanyakan jika kau baik-baik saja disana." Kata Hyunjin mengurungkan niatnya, mungkin akan lebih cepat jika dia mempertanyakan kebenarannya. Tetapi, Soobin kembali menegaskan tentang laporannya kemarin. Jika itu semua adalah asumsi belaka.
"Kalau begitu sampai nanti." Kata Hyunjin menutup panggilan itu sebelum telinganya gatal dan ingin dia lepas saja. "Hei, bocah. Apa kau tidak kuliah?" Tanya Hyunjin menyangga kepalanya dengan tangan kanannya agar dia tetap bisa melihat perempuan yang masih terlelap disampingnya itu.
"Tidak ada kuliah hari ini." Kata Dahyun masih ingin mempertahankan rasa kantuknya, hari itu rasanya dia ingin terus tidur dan bermimpi seolah tidak ada yang terjadi. Dahyun mulai menggeliat dan memutar balikkan posisi badannya hingga memunggungi Hyunjin sembari membuat dirinya melingkar.
"Handphonemu berdering." Kata Hyunjin membuat Dahyun terbangun dengan cepat dan mencari handphonenya yang benar-benar berdering itu. "Tuan Sekretaris?" Bingung Dahyun melihat nama itu.
Kemudian Dahyun berdiri agak jauh dari Hyunjin agar tidak terdengar oleh Hyunjin sendiri, "Ya?"
"Perusahaan apa? CNH? Bukankah itu perusahaan luar negeri yang anda berikan informasinya itu?" Telinga Hyunjin mulai dipekakan oleh Hyunjin secara manual, dia mendengar perusahaan yang sangat ia benci keberadaannya itu.
"Hmm. Baiklah, aku akan menemui mereka." Kata Dahyun menutup panggilan lalu berjalan menuju lemari untuk mengambil baju dan beranjak ke kamar mandi. "Bukankah kau bilang kau libur?" Tanya Hyunjin.
"Ada urusan dikantor. Jangan mengikutiku." Kata Dahyun memberikan peringatan. Sementara Hyunjin semakin memikirkan hal itu. Jika Chris benar-benar akan menghancurkannya, dia bisa mengambil perusahaan Dahyun dan membuat perusahaannya menjadi kacau.
Selama ini Chris tidak bisa menyentuhnya karena tidak mempunyai kekuatan di Korea.
Tapi jika saja Dahyun menerima ajakan sementara itu, dia harus berfikir keras.
***
Dahyun menuju ke arah ruang kerjanya. Dia bertugas sebagai Direktur muda yang sebenarnya menimbulkan banyak pertanyaan dengan apakah anak muda itu bisa memimpin perusahaan atau tidak.
Sementara itu Dahyun hanya berjalan tanpa melihat ke sana kemari. Dia sebenarnya hanya memilih untuk tidak berinteraksi dengan orang banyak karena dia tahu tempatnya yang belum dipercayai. "Jam berapa tuan Chris datang?" Tanya Dahyun mempersiapkan diri.
Ditempat lain, Hyunjin tengah diajak oleh Junho untuk makan siang bersama. Entah kenapa Junho yang beberapa hari tidak mengatakan atau menunjukkan apapun tiba- tiba meminta Hyunjin untuk menemuinya. Seperti ada sinyal yang membuat Junho tahu akan kebingungan Hyunjin.
"Bagaimana dengan rencanamu?" Tanya Junho kepada Hyunjin yang masih mengunyah makanannya. "Not bad. Tapi entah kenapa Tuan Chris seperti tengah ingin menyenggol kekuasaan ku. Mungkin dia masih dendam soal perihal kemarin." Jawab Hyunjin santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Castle
FanfictionPada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan. Dikerajaan itu ada seorang prajurit yang ingin mengambil tahta dan kastil kerajaan itu. Namun dengan syarat: "Seorang pencuri tahta tidak boleh jatuh cinta kepada putri raja." Soobin menaikkan gelas...