Chap 11

393 76 11
                                    

[Time To]

Terlihat seorang wanita berkepala empat yang tengah bersolek didepan cermin dengan balutan gaun berwarna merah terang, berpadu dengan warna bibirnya yang juga merah terang. Senyumnya mengembang senang, karena hari ini Hyunjin memberikannya janji untuk makan malam bersama.

Wanita tersebut merasa tepat untuk berkencan dengan pria yang sangat amat menyayanginya dan perhatian sekali padanya.

Setidaknya itu yang dia pikirkan.

Dilain waktu Dahyun yang tadinya ingin melarikan diri, dihentikan oleh Soobin yang langsung berada didepan kelasnya untuk menjemput putri semata wayang dari Dokter Kim tersebut. "Saya akan mengantarkan anda ke rumah. Lalu, anda akan makan malam bersama Nyonya Lee dan Tuan Hwang." Kata Soobin memberikan instruksi kepada Dahyun saat mereka sudah berada didalam mobil.

"Tuan Choi. Berapa umur anda?" Tanya Dahyun. "Saya seperantaran dengan Tuan Hwang. Tapi tenang saja, Nona bisa berbicara dengan saya senyaman anda suka." Kata Soobin mulai melajukan mobilnya.

"Baiklah." Kata Dahyun membiarkan keheningan terjadi disana.

"Nona Dahyun, apa anda mencoba melarikan diri dari kencan kalian berdua?" Tanya Soobin yang melihat Dahyun menatap jendela mobil kebosanan. "Memangnya kenapa?"

"Bukankah anda tahu jika anda akan tetap berada digenggaman Tuan Hwang, kemana pun Anda pergi?" Tanya Soobin melirik sebentar ke arah kaca yang menunjukkan pantulan wajah putih bening Dahyun.

"Yah, aku tahu. Sepertinya cara terbaik untuk melarikan diri adalah berlari sejauh mungkin." Soobin terkekeh hingga membuat Dahyun mendengar suara Soobin tersebut. Dahyun terheran-heran, "Kenapa?"

"Sepertinya itu juga tidak mungkin." Kata Soobin membelokkan mobil tersebut memasuki kawasan rumah Dahyun, senyumnya masih tertera disana, membuat empat lesung pipinya timbul. "Anda terlalu meremehkan saya. Saya dapat berlari dengan cepat."

"Yah, dan Tuan Hwang mempunyai rekor berlari 3 km dalam waktu 18 menit. Dan itu saat dia masih SMP karena-" Soobin terhenti saat dia merasa dia hampir membocorkan masa lalu Hyunjin yang lebih buruk dari tumpukan kertas koran lama itu. "Karena?" Tanya Dahyun ingin mengetahui kelanjutannya.

"Saya rasa saya berbicara terlalu banyak. Kita sudah sampai, bergantilah baju." Kata Soobin yang membuka kunci pintu mobil dengan terburu-buru. "Oh? Iya..." Kata Dahyun menyadari keanehan tersebut dan memilih untuk pergi saja. Mencoba untuk merasa jika itu tidak penting sekali untuk mendengarkan cerita masa lalu seseorang yang sudah kaya dari lahir itu.

***
Dahyun menunggu sepasang kekasih yang sedari tadi belum menunjukkan batang hidungnya sama sekali sejak dia datang disana. Dia hanya ditemani oleh Soobin yang berdiri disampingnya. "Berapa lama lagi aku harus menunggu?" Tanya Dahyun merasa bosan menunggu disana dengan lilin-lilin yang menyala tidak jelas.

"Apa anda kedinginan Nona?" Tanya Soobin kepada Dahyun, mengingat mereka melakukan makan malam di luar ruangan. Dahyun menggeleng dan berkata, "Sedikit. Jangan khawatir." Kata Dahyun yang kemudian dapat mendengar langkah kaki kedua orang yang semakin terdengar sembari terkikisnya jarak diantara mereka.

"Apa kau menunggu lama Dahyun?" Tanya Nyonya Lee melihat Dahyun yang sudah duduk dimeja. "Iya, sekitar dua puluh menit." Kata Dahyun melihat ke arah jam, dia masih menyunggingkan senyumnya. "Oh, maafkan kami. Seharusnya kami lebih cepat." Kata Nyonya Lee menatap Hyunjin dengan tatapan senang. Entah apa yang terjadi tadi..

"Tidak apa-apa. Agar Tuan Hwang dan ibu tahu. Aku tidak menyukai orang yang terlambat dan membuang-buang waktuku." Kata Dahyun dengan posisi bibir masih tersenyum, terdengar seperti nasihat yang menyindir untuk kedua orang itu. Hyunjin menatapnya aneh, Dahyun tidak mengerti maksudnya. Yang pasti, Dahyun tahu jika pria itu memperingatkannya tentang sandiwara.

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang