Chap 21

482 70 1
                                    

[Ready Or Not]

Hyunjin, Boyoung dan Dahyun sedang berada di meja makan sebuah restoran untuk makan siang bersama. Seharusnya Dahyun kuliah hari ini, namun secara khusus ibunya sesuatu kepada guru Dahyun agar dibebas tugaskan untuk hari ini. Jujur saja Dahyun merasa banyak sekali tekanan saat bersama mereka, entah itu dari Hyunjin ataupun ibu tirinya sendiri.

"Jadi bagaimana kalian selama ini?" Tanya Boyoung tersenyum kepada mereka berdua. Hyunjin tersenyum dan berkata, "Baik, Dahyun dan aku mulai mengenal dan aku sudah berjanji akan memperlakukanmu dan dia dengan baik." Dahyun tersenyum tipis atas kebohongan itu.

"Benarkah itu Dahyun?" Tanya Boyoung balik kepada Dahyun yang kemudian tersenyum mengangguk, "Benar, terimakasih kepada Tuan Hwang untuk menjagaku selama ibu tidak ada." Jawab Dahyun kemudian melahap makan siangnya.

"Baguslah kalau begitu, oh iya Hyunjin sayangku. Aku mencoba untuk berkolaborasi dengan perusahaan Tuan Chris, menurutmu bagaimana?" Tanya Boyoung membuat Dahyun tidak berani menatap Hyunjin, dan Hyunjin terhenti sejenak untuk mengatakan iya.

"Tuan Chris? Aku dengar mereka perusahaan yang cukup bagus. Akan sangat baik jika.. kamu melakukan kerjasama dengan perusahaannya." Kata Hyunjin setengah ragu untuk mengatakannya, beberapa kali ia meyakinkan dirinya jika perasaan itu hanya sesaat dan akan hilang seiring berjalannya waktu.

"Benarkah? Baguslah kalau begitu, hari ini aku akan menandatangani kontrak. Aku senang jika ada yang mendukungku." Senang Boyoung yang hanya dibalas senyuman oleh Hyunjin, sementara Dahyun yang mulai menyerah merasakan jika dia tidak lagi tahan berada disana.

"Uh, permisi. Aku mendapatkan panggilan." Kata Dahyun berbohong kepada keduanya, kemudian pergi ke kamar mandi untuk menenangkan dirinya.

"Melarikan diri nona?" Tanya Soobin yang berada diambang pintu kamar mandi wanita. "Sedang apa anda dikamar mandi wanita Tuan Choi?" Tanya Dahyun.

"Maafkan saya, tapi saya hanya akan memberitahu informasi. Yang mungkin membuat anda mendapatkan sedikit penyesalan." Dahyun terdiam mengharapkan itu bukan sebuah laporan besar.

"Tuan Hwang berhasil mendapatkan hak tanah rumah dari Nyonya Boyoung besarnya apapun yang ada disana, termasuk perabotan, dan kendaraan." Kata Soobin membuat kaki Dahyun bergetar kecil, dia tahu Hyunjin orang yang cepat mengambil keuntungan entah bagaimana pun caranya, illegal maupun non-illegal.

Dahyun berduduk berjongkok karena merasa dirinya sedikit gagal dalam mendapatkan keinginannya. Soobin sebenarnya merasa berat hati dalam mengatakan hal tersebut, tapi itu perintah dari Hyunjin.

Dengan selembar kertas dia mencoba untuk menyelamatkan Dahyun.

"Ini Nona. Tempat tinggal ayah anda. Dan beberapa biaya untuk anda." Kata Soobin mendekati Dahyun yang sepertinya kebingungan menata hati dan pikirannya. "Saya tidak membutuhkan biaya dari Tuan Hwang."

"Ini memang perintah dari Tuan Hwang, namun untuk pembiayaannya adalah milik anda sendiri dari hasil pekerjaan anda selama menjabat diperusahaan. Silahkan terima ini, lalu pergilah." Kata Soobin memberikan jalan untuk Dahyun.

Hyunjin akan memarahinya mungkin setelah ini. Namun perempuan muda itu terlalu muda untuk mendapatkan tembakan batu dari Hyunjin. Bisa-bisanya dia berbohong jika itu merupakan perintah Hyunjin.

Dahyun menghela nafas, "Tuan Choi. Terimakasih...

Tapi saya mengetahui jika..

Tuan Hwang tidak memberikan dua kesempatan untuk orang yang mengecewakannya." Kata Dahyun melangkah keluar dari kamar mandi restoran dan kembali menghadap ke arah Hyunjin dan Boyoung yang sedang bermesraan.

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang