[Revenge Mission Pt.2]
Hyunjin mengetuk-ngetuk meja kerja Soobin dengan telunjukkannya pelan beberapa kali, sembari berdiri melihat ke arah lain. Soobin yang tadinya tengah mengetikkan sesuatu di komputer putihnya mulai menengok ke arah Hyunjin yang sejak tadi mengganggunya hingga ingin dipatahkan saja jarinya.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya Soobin belum menengok ke arah Bosnya yang sepertinya sangat bosan karena semua pekerjaannya diberikan semua ke arah Soobin begitu saja tanpa belas kasihan.
"Ke kantorku." Kata Hyunjin mendahului Soobin ke arah pintu besar itu, dan akhirnya diikuti oleh Soobin yang sudah tiga jam menghadap ke arah komputer besar itu.
"Mode teman." Kata Hyunjin membuat Soobin yang tadinya berdiri langsung tidur di sofa empuk kantor Hyunjin. Dia seperti robot yang bisa mengatur kebutuhan Hyunjin. Jika saja dia dulu tidak berhutang budi, mungkin dia tidak akan mau dijadikan robot seperti itu.
"Ada apa?" Tanya Soobin sembari menutup matanya, dia lelah sekali. "Berapa kali kau berpacaran?"
"Tiga kali. Dan itu kandas karenamu." Kata Soobin membuat Hyunjin kebingungan. "Kenapa?"
"Kau memanggilku saat aku kencan, kau membatalkan liburku saat aku sedang berada bersama pacarku untuk berlibur di pulau Jeju, kemudian kau membuatku sibuk disaat seharusnya aku merayakan hari ulang tahun pacarku. Dan terakhir, kau memutuskan mantanku dengan mulutmu sendiri." Kata Soobin dengan mulutnya yang hanya mengambil satu tarikan nafas untuk mengatakannya.
Kemampuan rapnya membuat Hyunjin terkejut. "Ikutlah audisi rap."
"Untuk apa? Menyumpahimu?" Tanya Soobin.
"Ish.. lupakan. Kembali ke topik. Bagaimana cara membuat Dahyun menyukaiku?" Tanya Hyunjin membuat Soobin membuka matanya lebar.
"Kau...serius sekali." Kaget Soobin dibuatnya.
"Dia jenis yang susah diburu. Dibaiki tidak bisa, dikasari tidak mau." Kata Hyunjin menghela nafas dan duduk di kursi putarnya yang nyaman.
"Kau pikir Dora akan membiarkan Swiper mencuri diladang setelah tau apa yang diinginkannya?" Tanya Soobin membuat Hyunjin mengeriyit.
"Siapa Dora? Dan siapa Swiper?" Soobin lupa jika manusia yang ber IQ tinggi dengan EQ rendah dan kehidupan yang kelam itu tidak sempat menonton TV dengan senangnya dirumah.
"Ah, lupakan. Dahyun tidak menyukaimu karena dia merasa kau tidak beres." Soobin mulai menggeliat untuk mencari posisi yang pas.
"Meskipun itu benar, intinya. Pemilik tidak akan membiarkan pencuri masuk saat tahu siapa dia." Kata Soobin melanjutkan.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Hyunjin.
"Hmmm, buat dia percaya kepadamu dengan sepenuh hati, jiwa raga, dan pikiran." Alis Hyunjin naik seperti biasanya.
"Bagaimana?"
"Apa maksudmu bagaimana? Kerahkan seluruh IQ, EQ, SQ dan TQ mu." Mata Soobin mulai menutup matanya, akhirnya waktu istirahat sudah sampai.
"AH!" Teriak Soobin tiba-tiba membuat Hyunjin terkejut dan menumpahkan kopinya dikemeja putihnya. "Aish panas!... Apa?!"
"Nyonya Lee akan pergi lusa untuk bisnis ke negara Jepang untuk melakukan kolaborasi dengan pebisnis Jepang." Kata Soobin kembali tertidur dengan jas yang masih membalutnya.
Hyunjin yang tadinya berfikir mulai tersenyum dan menampakkan gigi taringnya. "Informasi yang menarik. Pastikan tidak ada mata-mata yang-"
"Ya ya, pembantu lama sudah ku ganti dengan pembantu yang tidak akan melaporkan apapun kepada Nyonya Lee, begitu juga dengan satpamnya. Aku memberikan mereka cuti dan uang. Laporan selesai. Aku tidur!" Kata Soobin yang tidak ingin diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Castle
FanfictionPada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan. Dikerajaan itu ada seorang prajurit yang ingin mengambil tahta dan kastil kerajaan itu. Namun dengan syarat: "Seorang pencuri tahta tidak boleh jatuh cinta kepada putri raja." Soobin menaikkan gelas...