Chap 6

382 74 2
                                    

[Meet You]

Hyunjin tersenyum lebar saat dirinya mendapati Boyoung yang bercerita tentang perceraiannya semasa dia berada diluar kota selama lebih dari minggu. Dia tidak malu untuk mengatakan dia telah menghancurkan sebuah keluarga, karena yang dihancurkan pun terlihat sangat menyukainya. "Untung saja, Dahyun berada dipihakku. Gadis itu sangat pintar, sayangnya sikapnya sedikit bodoh." Kata Boyoung membuat alis hitam Hyunjin naik.

"Lalu, dimana dokter Kim berada sekarang?" Tanya Hyunjin meminum winenya. "Entahlah, dia meninggalkan kota ini dan Dahyun tanpa kabar. Kenapa? Apa kau khawatir?" Tanya Boyoung balik.

Hyunjin melirik ke arah Boyoung dan menghela nafas. "Iya, aku khawatir jika dia kembali dan merebutmu dariku." Demi apapun yang terjadi, Soobin yang mendengar suara Hyunjin saat itu sudah ingin memukul sesuatu. Meskipun ia mendengarnya dari alat kecil yang diberikan oleh Hyunjin, rasa jijik dan aneh itu tetap terasa dari ujung kaki ke ujung kepala.

"Ugh.. demi apa." Gumam Soobin yang meremas jas hitamnya.

Terdengar suara tawa dari Boyoung yang meremehkan rasa khawatir Hyunjin. "Tentu saja tidak akan sayang, aku bahkan tidak menyukainya. Jangan berpikiran yang aneh-aneh." Kata Boyoung yang sepertinya tidak membuat Hyunjin menghentikan ekspresinya yang ragu.

Meskipun para pembaca tahu jika itu hanyalah akting, saat itu Hyunjin benar-benar dapat menghipnotis siapapun dengan wajah tampan dan kalimat manisnya. "Bagaimana jika begini saja, apa kau mau tinggal bersamaku?"

"Aku tidak yakin, apa Dahyun akan baik-baik saja dengan adanya aku disana?" Tanya Hyunjin yang sebenarnya sudah mempersiapkan langkah-langkah agar tidak terburu-buru. "Tenang saja, aku bisa meyakinkannya." Kata Boyoung yang juga ikut menghisap cairan merah keunguan itu dengan bibirnya.

"Ah, sebaiknya kita pulang. Dahyun mungkin akan mencarimu jika kau tidak juga pulang." Kata Hyunjin meletakkan segelas minuman anggur merah itu dimeja didekatnya. Dan mengantar Boyoung ke dalam mobilnya, "Hyunjin, kau pasti akan menjadi ayah yang sangat baik. Kau sangat perhatian dan sabar."

"Terimakasih sayang." Kata Hyunjin menutup pintu mobil yang berada disisi Boyoung itu. Kemudian memberikan aba-aba kepada Soobin agar Soobin bisa pergi dari sana sekarang. Sementara Hyunjin pulang dengan mobilnya sendiri.

Sampai dirumah yang dibangun oleh arsitek ternama itu, Hyunjin membantu Boyoung untuk keluar dari mobil untuk memperlihatkan sopan santunnya sebagai pria dewasa. Boyoung sangat terpesona dengan karakteristik dan sifat Hyunjin yang sangat matang dan terkadang juga menunjukkan sifat cemburunya.

Pintu terbuka memperlihatkan Dahyun yang menatap keduanya dengan tatapan aneh. "Selamat malam Dahyun." Kata Hyunjin membaca ekspresi Dahyun yang sepertinya tidak mengingat dirinya.

"Siapa?" Tanya Dahyun ketus. "Dahyun, jaga sopan santunmu. Dia adalah Tuan Hwang, dan dia akan menjadi ayah tirimu nanti." Kata Boyoung yang membuat Hyunjin tersenyum kepada Dahyun.

Sementara Dahyun menatap keduanya tidak percaya, bahkan belum satu bulan ayahnya pergi dari kota sejak bercerainya mereka. Tetapi ibu tirinya itu dengan lancangnya membawa pria lain yang jauh lebih muda dari ibu tirinya itu. "Ayah tiri? Bahkan belum sebulan kau bercerai. Tapi apa? Ayah tiri? Kau pasti bercanda."

"Dahyun!" Kata Boyoung mencoba untuk mendisiplinkannya dengan suara yang masih terjaga karena dia tahu disana masih ada Hyunjin.

"Tuan sebenarnya apa yang ingin kau ambil dari ibu saya? Kekayaan? Harga diri? Atau pangkat?" Tanya Dahyun bertubi-tubi sembari melipat tangannya di depan dadanya. Hyunjin tersenyum karena ternyata perempuan didepannya itu bukanlah perempuan yang luluh pada ketampanannya seperti yang lainnya.

Gadis yang keras kepala.

"Da-". "Sudah, sudah, tidak apa-apa. Maafkan aku, pasti untukmu terlalu tiba-tiba. Tapi semoga kita bisa mengenal lebih dekat." Kata Hyunjin memberikan tangannya untuk berjabat tangan, namun Dahyun memainkan matanya dan pergi begitu saja ke kamarnya.

"Ah, maafkan aku Hyunjin. Aku yakin jika dia mengetahui dirimu, dia pasti juga akan menyukaimu." Kata Boyoung bergelantungan pada lengan Hyunjin, sementara Hyunjin hanya tersenyum dan menepuk tangan Boyoung pelan menandakan jika dia tidak mempermasalahkannya.

"Kalau begitu, kapan kau akan tinggal bersamaku?" Tanya Boyoung mengelus pipi Hyunjin yang putih dan tegas karena tulangnya. "Hm, lebih cepat lebih baik. Aku akan mengantarkan barang-barangku besok. Bagaimana?" Tanya Hyunjin yang diangguki oleh wanita itu.

***

"Apa? Ayah tiri?" Tanya Changbin saat memakan makan siangnya di salah satu tempat makan yang cukup dekat dengan tempat mereka belajar. Changbin terkejut atas berita yang diberitahukan oleh Dahyun tersebut. Dan pastinya memiliki pemikiran Yang sama dengan perempuan itu. "Hm." Jawab Dahyun memakan mie kuahnya yang suda tidak terlalu panas.

"Pengusaha muda, datang setelah perceraian ayahmu dan apa lagi... Ah, tidak tahu malu." Kata Changbin yang kemudian melanjutkan kalimatnya setelah mengambil jeda waktu. "Bukankah itu sedikit... Aneh? Kau yakin dia tidak merencanakan sesuatu?" Tanya Changbin kepada Dahyun yang membuat Dahyun menghentikan aksi makannya.

"Tidak, aku yakin dia merencanakan sesuatu. Tapi aku tidak tahu motif apa yang dia gunakan." Kata Dahyun mengunyah makanannya.

"Kenapa?". "Setelah ku cari dia merupakan orang yang lebih kaya dan mempunyai penghasilan lebih tinggi dari pada wanita itu. Aku rasa bukan uang." Kata Dahyun tidak menyadari ada seseorang yang datang dengan mobilnya dan bermaksud untuk menjemputnya.

"Permisi Nona Dahyun." Suara seseorang menginterupsi acara makan bersama Dahyun dan Changbin, membuat Changbin sedikit menaikkan dahinya. "Ya? Siapa?" Tanya Dahyun melihat ke arah Soobin dan itu membuat Soobin terkejut karena jika dilihat secara dekat Dahyun memang perempuan yang cantik.

"Saya diberi amanat oleh Tuan Hwang untuk menjemput anda, Nona." Kata Soobin membuat Changbin bertepuk tangan atas kejadian itu. Dahyun tidak pernah memperlihatkan kekayaannya pada siapapun jadi untuk Changbin ini adalah hal baru. "Wah! Sejak ibumu berpacaran dengan pria itu kau jadi sangat kaya." Kata Changbin membuat Dayun menghela nafas.

"Saya tidak perlu dijemput." Kata Dahyun menolak ajakan Soobin.

"Kalau begitu saya akan mengikuti kemana pun Nona pergi. Dengan begitu saya bisa tahu-" kalimat Soobin langsung dipenggal oleh Dahyun karena Dahyun merasa risih dengan hal tersebut. "Saya harus kembali ke tempat saya belajar untuk 2-4 jam lagi, kemudian pergi bekerja sambilan dan melakukan hal yang lain. Jadi saya MENOLAK apapun yang diperintahkan oleh Tuan Hwang dan anda."

Changbin tersenyum, drama yang mengasikkan tiba-tiba datang didepan meja makannya dan membuat makanan semakin terasa nikmat. "Tapi-". "Saya juga punya hak untuk melaporkan anda ke polisi sebagai bentuk pemaksaan. Dan ancaman terhadap saya. Apa anda masih mau memaksa?" Tanya Dahyun yang membuat Soobin menghela nafas, kemudian mendapat panggilan dari Hyunjin sendiri.

"Baik, Tuan." Kata Soobin setelah mendapatkan beberapa kalimat dari Hyunjin yang sebenarnya sejak tadi sudah bisa mendengar pembicaraan Soobin dan Dahyun disana.

"Kalau itu yang Nona inginkan, saya pamit undur diri dulu. Maaf menganggu istirahat anda." Kata kata Soobin membungkuk dan beranjak pergi.

"Tunggu!" Dahyun membuat langkah Soobin berhenti. "Bu! Tolong berikan satu mangkok mie untuk pria ini." Kata Dahyun yang membuat Soobin terkejut.

"Berjaga-jaga agar anda tidak mengikuti saya." Kata Dahyun yang kemudian pergi dan membayar makanan mereka bertiga.

TBC

The CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang