5

127 9 1
                                    

Vote dulu sebelum baca, jangan jadi pembaca gelap.

Jangan lupa ajak teman nongkrong disini

Typo bertebaran

Happy reading guys

----------------------------------------------------------

Bel masuk berbunyi beberapa menit lalu dan semua murid kembali ke kelas mereka masing-masing dan duduk dengan tenang. Saat ini di kelas Alya sedang Free class karena guru bahasa inggris sedang sibuk di kantor.

Tak sengaja Alya menemukan sesuatu dalam laci mejanya. Itu sebuah amplop berwarna biru langit. Sekilas Alya mencari nama pengirimnya namun tak menemukannya. Sering Alya menemukan beberapa amplop di laci mejanya itu, sudah banyak yang tertumpuk dengan warna-warni di dalam laci meja kamarnya namun, tak satupun yang ia buka. Dia menjanganya dengan baik dan masih tersegel rapi.

Amplop ini yang kesekian kalinya. Dia mengambil buku PPKN yang sudah di kembalikan oleh Reyhan tadi pagi. Ada sesuatu yang janggal dalam buku itu, sepertinya ada sesuatu yang tebal di apit sama lembaran dalam buku itu. Dan benar saja itu amplop lagi. Dan kemungkinan besar ini adalah pemberian Reyhan karena Reyhanlah yang meminjam dan baru saja mengembalikannya tadi pagi.

Alya menyimpan amplop biru tadi dan membuka amplop yang ada di bukunya. Amplopnya imut terkesan pink lembut tapi putih lebih mendominasi. Saat dibuka kertas yang digunakan berwarna putih dan kata-katanya telah diketik rapi.

Cinta itu seperti hujan, yang tak bisa ditebak kapan datang dan kapan pergi. Tapi, cintaku padamu takan berakhir.

Cinta itu seperti sepatu. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Jika salah satunya tak ada, maka yang lain tiada arti.

Cinta itu bukan apa yang dipikirkan dengan akal, tapi, apa yang dirasakan oleh hati.

Cinta adalah kondisi dimana kebahagiaanmu menjadi penting dibanding kebahagiaanku.

Tempat yang paling aku cintai yaitu rumah. Dan kamu sudah ku capek sebagai rumahku, tempat dimana aku akan pulang.

Lambat tapi pasti, merasuk ditengah keraguanku, aku rasa aku mencintaimu.

Aku tercipta hanya untuk mencintaimu. Dan, izinkan aku untuk terus begitu.

Lambat laun baru aku merasakan akan aku men intaimu sejak dulu.

Rasa nyaman timbul itu karena kamu. Iya kamu yang selalu membuatku berada di posisi ternyamanku.

Maaf karena baru menyadari bahwa ada seorang bidadari yang menyamar menjadi gadis manis yang imut dan lucu dapat meruntuhkan ego dihati.

Alya Garbiely Farhan jika kamu sudah membaca surat dariku, aku menunggu jawabanmu untuk menjadi pacarku. Terserah kapan dan dimana akan kamu sampaiakn padaku.

Terima atau tolak itu tergantung padamu.

Bisa dibilang ini dari penggemar rahasiamu, tapi kamu mungkin mengetahuinya.

"Surat cinta dari siapa?" suara berat itu mengagetkan Alya yang masih menggenggam surat namun nada yang terdengar datar.

"Reyhan?" balasnya. Dia juga tak tau siapa yang mengirimkan surat itu untuknya. Tapi prediksinya surat itu dari Reyhan.

"Al" panggil Alya pada Arland yang tiba-tiba saja merebut surat itu dari tangan Alya dan berjalan keluar entah mau kemana. Alya berlari menyusul Arland.

"Al" pekik Alya lagi dan tak dihiraukan sama Arland.

Sesampainya di rengos (ruang osis) Arland membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu terkejut karena membating pintu namun tak terlalu keras. Rasa kesal hampir menguasainya.

"Rey" Arland menuju Reyhan, dan saat Reyhan menoleh ke arahnya, dia menunjukkan sebuah surat hanya sekilas karena tak ingin yang lain dalam ruangan itu tau.

"Ikut gue" lanjutnya lagi dan berjalan memimpin. Sampai di taman belakang BK disanalah Arland menyudutkan Reyhan.

"Maksud lo apa?" tanya Arland dan menunjukkan kembali surat itu.

"Udah jelaskan gue nyatain cinta" jawabnya santai.

"Beraninya lo"

"Hei bro. Lo sendiri yang bilang kalau lo dan Alya hanya sebatas sahabat masa kecil. Dan gue berhak dong buat nembak dia dulu. Selama belum ada cincin yang melekat di jari manisnya, siapaun berhak mengutarakan perasaannya. Salah sendiri udah tau suka, udah tau sayang tapi ngga berani ngungkapin. Gimana rasanya sakitkan? Tenang aja bro dia juga belum ngejawab gue. Mau dia terima atau ngga itu urusan dia yang jelas gue udah berani nyatain perasaan gue. Ngga kayak lo yang hanya diam dan berani nyatain. Pengecut men. Lo itu cowo. Seandainya gue jadi lo, dari dulu udah gue jadiin pacar tuh si Alya" balasnya lagi yang memegang satu pundak Arland.

"Sorry, gue ngga mau jadi cowo yang merusak masa depan anak orang dengan mengajaknya pacaran. Apalagi itu orang yang gue sayang. Gue apresiasi keberanian lo karena udah ngungkapin perasaan lo ke dia, tapi, lo sama aja pengecutnya men, karena lo mau mengajak cewe yang lo suka ke jalan yang salah. Lo itu sebagai cowo yang bakal jadi imam kelak seharusnya bimbing dia dengan benar jangan malah libatin dia dijalan yang dimurkai" timpal Arland juga.

"Gue salut bro sama lo. Alya emang pantas ada di sisi lo. Tapi, entahlah biar Allah saja yang memilih siapa yang menjadi takdirnya" sesaat setelahnya Reyhan berjalan meninggalan Arland.

"Hei Ya. Lo denger semua?" tanya Reyhan saat berpapasan dengan Alya tak jauh dari tempatnya tadi. Dan dia mengangguk singkat.

"Mau nyamperin dia?" tanyanya lagi. Dan Alya hanya mengangguk (lagi) sebagai Jawaban.

"Sana gih. Mumpung lagi free class" timpal Reyhan lagi dan meninggalkan mereka berdua.

"Al" lirih Alya dan memegang pundak Arland yang duduk di rerumputan begitu saja.

"Kamu dengar semua?" tanya Arland tanpa memandang rivalnya.

"Iya. Jadi itu benar Rey?" timpal Alya balik. Dan maju duduk didepan Arland dan memandangnya.

"hm" gumam Arland. Lah kok jadi melow gini?

"Al, jadi bener lo sayang sama gue itu hanya karena kita sahabat dari kecil?"
"Ngga Mi. Aku sayang kamu lebih dari sekedar kata sahabat"

"Jadi sebagai adik?"

"Ngga" Singkat. Balasnya singkat.

"Jadi sebagai apa Al?"

Hening. Arland tak menjawab pertanyaan dari Alya. Dan Alya masih menanti jawaban yang akan di berikan.

"Mi ngga usah fikirin. Nanti kamu bakal tau" balasnya dan menatap balik Alya yang matanya tengah berkaca.

"Mi kamu taukan aku ngga bisa liat kamu nangis, apalagi ini di depanku" ucap Arland lagi dan mengusap lembut pipi Alya yang dialiri air mata.

Alya tiba-tiba saja berhambur ke pelukan Arland. Arland membalas peluk dan menautkan dagunya di pucuk kepala Alya. Mengusap pelan punggung cewe itu. Terdengar suara tangis pilu disana. Dan untung saja hanya anggota osis yang mengetahui tampan tersembunyi itu. Makanya taman itu segar dan asri terus.

Arland menahan perih yang ada dalam hatinya. Tak dapat melihat perih yang di rasa oleh wanita pujaannya. Suara tangis pilu itu perlahan memudar dan Alya menatap Arland.

"Al dulu kenapa ninggalin aku tanpa pamit?"

My Love is Cool KETOS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang