10

89 6 1
                                    

"Pantas aja lo kenal sama gue, dan guenya ngga. Toh dulu yang gue tau lo dipanggilnya Ano. Sekarang Alvin?" ucap Alya sambil melirik Alvin yang duduk di sebelahnya.

"Emang kamu ngga ngenalin dia?" tanya Hana yang melirik Alya di balik spion depan mobil.

"Ngga aunty. Sekarang dia ganteng hehe" jawab Alya sedikit cekikikan.

"Jadi dulu gue jelek gitu?" timpal Alvin yang menatap Alya dengan datar dan menaikkan satu alisnya tanda bertanya serius.

"Iya. Pff" balas Alya yang menahan tawanya.

"Emang dulu Ano kenapa Ay?" sekarang Hana yang bertanya.

"Ah aunty kayak ngga tau. Dulukan Ano gendut dan cengeng. Sekarang dia udah kayak model majalah aja terus jadi kayak super hero. Pff" ledek Alya yang masih menahan mulutnya untuk tidak tertawa.

"Ah lo mah Ay yang ngga pernah berubah. Masih cebol aja dan tetep aja imutnya ngga hilang" balas Alvin balik.

"Yaelah bukan gue yang cebol. Lo yang tinggi" Alya tak pendek malah dia yang tinggi seantero sekolah. Putri sekolah.

"Hem...Alya rumah kamu masih yang dulukan? Ngga pindah?" tanya Hana memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.

"Iya aunty. Eh ngomong-ngomong uncle Viko mana? Masih di Korea?" balas Alya.

Sebenarnya Alvin blasteran Korea-Indonesia. Ibunya Korea dan ayahnya Indonesia.

"Iya. Lagi sibuk sama perusahaannya sampai lupa sama anak dan istri" jawab Alvin Ketus.

"Ano" peringat Hana pada putra tunggalnya.

"Mianhe eomma" sesal Alvin.

"Do you can learning to me is Koreanis?" tanya Alya

"Yes, i do" balas Alvin.

"Hem....aunty akan pulang kerumah aunty and uncle?"

"Ngga. Alvin tinggal di rumah kamu sampai dia lulus. Kalau dia tinggal sendiri di rumah aunty takutnya dia macam-macam. Aunty juga udah izin sama ayah kamu"

"Emang  aunty ngga tinggal?"

"Ngga sayang. Aunty will comeback to Korea, baby. Aunty ada urusan di sana. Kan kalau Alvin sendiri di sana suka bawa temen ke rumah jadi aunty pikir kalau dia sekolah di Indonesia, dan tinggal di rumah kamu kan dia ngga bisa macem-macem. Lagi pula Yuda juga adakan?" balasnya panjang lebar.

"Sip aunty, Alya bakal awasin bocah yang satu ini" ujar Alya sambil menepuk puncak kepala Alvin dengan pelan.

"Lo kira gue masih bocah apa?" timpal Alvin dan melepaskan tangan Alya dari kepalanya. "Tuh kan lo rusak style gue" lanjutnya lagi.

"Mian" balas singkat Alya. Dalam sekejab Alya dapat melupakan Arland karena kemunculan sepupu gantengnya itu. Gitu yah kalau cantik, pasti banyak cowo ganteng di sekitarnya.

"You have a boyfriend, chagia?" akhirnya pertanyaan yang ditunggu oleh Alvin terucap oleh eommanya untuk Alya.

"Ani~o" sergah Alya cepat. Dan terlihat Alvin tersenyum puas mendengar jawaban Alya barusan.

_My_Love_is_Cool_KETOS_

Tok....tok....tok

Ketukan pintu itu membuat seorang wanita berjalan perlahan dan membukakan pintu.

"Assalamualaikum kak" kompak cewe-cewe di depan cowo-cowo.

"Wa'alikumussalam?" jawab wanita itu dengan tatapan heran. Salah satu cewe yang berada di depan pintu peka dengan tatapan itu.

"Kami kemari mau menjenguk Arland kak" ujarnya dengan senyum manisnya.

"Oh iya silahkan masuk" barulah sang wanita itu mempersilahkan mereka semua masuk.

Remaja cowo langsung masuk ke kamar Arland dan remaja cewe singgah di ruang tamu. Tak enak kan kalau cewe tiba-tiba nyergap masuk ke kamar cowo.

Baru saja mereka mencari pintu kamar Arland, mereka sudah didahului oleh seorang remaja cewe. Sengaja pintu kamar Arland terbuka agar tak terjadi salah paham.

"Loh udah ada neng manis" ucap cowo tinggi yang memiliki senyum manis itu.

"Udah dari tadi?" lanjutnya lagi.

"Hm" ujarnya ketus. Seakan dirinya memang tak ingin menjawab pertanyaan itu.

"Yang sabar Thor" ucap cowo berkulit sawo matang itu untuk menenangkan sahabatnya dengan mengusap punggung Thoriq.

"Gue orangnya emang sabar kali" balasnya sambil mengusap dada berulang-ulang.

"Eh Mim" sapa Aldi melihat Namima yang duduk di kursi dekat ranjang Arland.

"Hm" balasnya hanya dengan gumamam.

"HAHAHA" serempak Reyhan dan Thoriq menertawakan Aldi yang raut wajahnya tiba-tiba berubah datar saat yang di sapa hanya bergumam

"Land aku duluan" Namima pamit pada Arland dan bergegas keluar dari kamar itu.

"Gue anter" tawar Thoriq yang melepas rangkulan Reyhan dibahunya.

"Ngga usah" singkat. Tanpa menunggu lagi, Namima segera pergi tanpa menyapa tamu yang ada.

"Loh Namima lo udah dari tadi di sini?" tanya Mala yang melihat Namima keluar dari kamar Arland.

Namima berhenti sekejab "30 menit sebelum kalian datang" ketusnya dan berjalan kembali.

"Santai aja kali" tak mau temannya di balas ketus kali ini dia menjawab dengan judes siapa lagi kalau bukan Keyla? Namima hanya melirik dari ekor mata.

"Udah-udah Ma gabung yuk nih masih ada teh hangat untuk kamu" panggil si ramah ini Sry.

"Ngga usah sok akrab" balasnya dan berjalan keluar meninggalkan mereka dengan raut wajah yang penuh penasaran.

"Lah kita emang sekelas Mima" teriak Sry dan berakhir duduk dengan wajah kesal dan kecewa.

"Udahlah anak kayak gitu kenapa mau diurus?" Tebak siapa yang bilang? Yahh, Keyla.

"Yaudah sekarang jum liat Arland"
Lerai Salsa.

Mereka masuk kedalam kamar Arland. Memang tak sebesar kamar Alya namun, cukup bagi mereka.

"Land gimana? Udah baikan belum?" tanya Mala dengan senyum tulusnya.

"Siapa yang marahan?" sergah Alam.

"Entahlah dianya mungkin masih ngambek" sekarang Thoriq yang membalas dengan nada lemas dan pandangan tertunduk. Semua cewe bingung mengapa cowo dalam ruangan ini jadi baperan?

"Baik" balas Arland cepat ketika melihat ekspresi para cewe.

"Lo itu pada napa sih?" ketus Keyla sambil melirik bergantian para cowo yang ada dalam kamar itu menuntut penjelasan.

"Masalah cowo. Yang cewe ngga usah tau" sergah Reyhan.

"Khmm....udah mau sore juga, aku duluan nanti dicariin" pamit Mala agak sedikit menundukkan badannya seperti adat orang Korea. Kebiasaan.

Mala bukan keturunan orang Korea kalau kalian mikirnya gitu. Dia hanya sering mengikuti adat atau kebiasaan sopan orang Korea. Karena dia berobsesi ingin kesana. Dia pecinta drakor. Dia juga tau beberapa bahasa Korea dan tau penempatan formal nonformal. Selain itu dia juga pandai bahasa Inggris. Seringkali dia mengikuti lomba debat bahasa Inggris mewakili sekolahnya.

Lanjut ke cerita.

Satu per satu pamit dan menyisakan Arland dan Reyhan berdua dalam kamar itu.

"Land" lirih Reyhan menatap kosong kebawah. Yang dipanggil hanya melirik.

"Sepertinya gue" sengaja menjeda untuk mengambil nafas sejenak melonggarkan paru-paru. "Masih sayang sama Alya, Land"




Tinggalin jejak yah

My Love is Cool KETOS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang