18

91 5 0
                                    

"Kan udah bilang lanjutnya pas di rumah aja" balas Alya. Tak sengaja matanya menyorot seseorang yang berada diluar kelas. Sebenarnya, tepat di depan pintu kelas yang terbuka.

"Ma kayaknya ada yang nyariin tuh" tunjuk Alya pada seseorang di luar sana. Namima berbalik dan tada...dia menemukan pacarnya yang tengah bersender di pembatas kelas.

"Alya aku izin keluar bentar" ucap Namima dengan semangat.

"Jangan tanya aku. Tanya sama ketua kelas gih" balasnya yang kembali fokus sama catatannya.

"Sry, gue keluar bentar, ada urusan" pekiknya lalu berlari kecil keluar kelas.

"Hai. Udah lama?" sapanya saat berada didepan pacarnya itu.

"Kayaknya sih gitu. Kalo Alya ngga liat mungkin kamu ngga bakal nyamperin" namanya balik sambil senyum miring yang menambah kesan tampan. Pipi Namima jadi panas seketika.

"Kamu emang freeclass?"

"Iya. Katanya bu Ika lagi ngga masuk, suaminya sakit. Jadi harus dirawat. Ayo ikut" semakin degdegan, Namima hanya mengikut langkah sang pacar.

Setelah mereka pergi seseorang yang tampan juga datang menghampiri Alya yang tengah berkonsentrasi menyalin. Sangking fokusnya dia ngga sadar kalo cowo itu tengah menatapnya dari samping. Dia duduk dimeja Namima dan meletakkan dua tangan sebagai bantal, lalu memandang objek yang akhir-akhir ini jarang dia tatap sedekat ini lagi.

Beberapa menit dengan posisi yang seperti itu, akhirnya dia membuka suara, karena sang objek yang dia pandang sedari tadi sibuk menggerakkan penanya.

"Sampai kapan belum selesai? Emang banyak?" tanya si cowo dengan suara serak sedikit. Yang ditanya sedikit kaget, dan pas melihat ke sebelahnya, matanya membelalak.

"Loh? kok? Sejak kapan?" tuhkan jadi kikuk sendiri.

"Sejak tadi saat dua sejoli itu pergi" balasnya sambil mengambil pulpen Alya dan meletakkannya dalam saku miliknya. "Bolos yuk?" lanjutnya sambil memandang Alya dengan senyum misteri.

"Hah? Seriusan? Baru kali ini si KETOS yang pinter, rajin, cool, ngajikin aku bolos? Yakin?" sarkas Alya. Tapi masih cukup untuk mereka berdua saja yang dengar.

"Yakin" semangat Arland. "Kamu freeclass dan aku juga gitu sampai pulang" lanjutnya.

"Tapikan tugasku belum selesai Al"

"Urusan nilai nanti aja perbaiki toh cuma sekali ini aja. Mi ku mohon turun kali ini aja"

"Yaudah tapi aku beresin ini dulu" baru saja megang buku, Arland menarik buku Alya beserta tasnya juga. Dia memasukkan buku dan pulpen milik Alya kedalam tas berwarna biru muda itu. Setelah selesai Arland manautkan tas Alya ke bahu kirinya dan menarik tangan Alya dengan tangan kanannya.

"Yana, gue culik anggota lo satu" tatapan dari sang ketua kelas seakan ingin melarang mereka, namun apa daya itu adalah atasannya, dia hanya sekertaris.

Sebelum melancarkan aksi bolos, mereka berhenti dulu di kelas Arland, katanya mau ambil tas juga. Ok,berangkat. Mereka berdua melewati beberapa koridor sekolah dan sampai tepat pada pintu gerbang utama.

"Pak kami izin pulang duluan. Soalnya guru lagi ngga masuk sampai jam pulang juga. Tugas ngga ada" izin Arland pada pak satpam sekolah.

"Oh iya, pulangnya hati-hati dek" balas pak satpam.

Heran ngga sih? Kayaknya nggalah yah. Soalnyakan perusahaan papanya Arland merupakan perusahaan yang mendonasi sekolah itu secara besar-besaran. Guru juga maklum sama sikap Arland. Kalian taunya Arland mungkin yang kayak gitu, yang sifatnya kalem, baik, cool, goodboy. Tapi, dia bisa berbalik juga menjadi, badboy. Ok kembali ke derita eh cerita maksudnya.

My Love is Cool KETOS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang