"Al sakit ngga?" tanya Alya khawatir melihat pipi Arland merah.
"Ngga. Udah makan gih, ngga usah mikirin pipi aku" balas Arland menenangkan.
"Tunggu" Alya pergi mengambil sebungkus es batu kecil lalu mengompres pipi Arland.
Banyak pandangan yang mengarah ke mereka berdua dan itu tak menghentikan aktivis yang dilakukan Alya. Yaitu mengompres pipi Arland.
"Loh Alya?" sapa seseorang dengan nada suara ngebass. Alya mendongak dan menemukan cowo sebaya mereka yang tengah berdiri di depan meja mereka.
"Mantan? Eh, Aska? Ngapain ke sini? Bolos ya?" tanya Alya balik sambil mendiamkan kompresannya yang masih menempel di wajah Arland.
"Cuma ketemu teman, pas mau balik, liat kamu jadinya mampir bentar dulu. Loh, Arland kenapa?" ujarnya sambil duduk di kursi kosong. Arland memasang wajah yang menyeramkan. Entahlah, moodnya yang tadi mulai membaik sekarang jadi bad lagi.
"Tadi di gampar sama cabe" ucap Alya yang menurunkan kompresan itu. Arland memegang pipinya yang terasa dingin akibat dikompres dengan es batu.
"Penting ya? Harus mampir dulu" ketus Arland tanpa menatap Aska.
"Al, kamu apaan sih?"
"Hahah masih judes aja lo land. Oh kalian masih deket? Dalam status apa nih pacaran apa masih sama kayak dulu? Cuma sebatas teman masa kecil?" sinis Aska menatap tajam Arland.
"Ka udah" sarkas Alya cepat. Tak ingin masa yang lalu terulang kembali. Arland dan Aska kalau bertemu ngga bakal akur. Kenapa? Karena Aska pernah merebut Alya dari Arland. Wajar kan Alya jadi rebutan, sebab dulu dia juga sangat terkenal saat SMP. Sering menyumbangkan piala pada sekolah bersama rekannya, Arland dan Aska.
Namun, Aska memberanikan diri buat menyatakan perasaannya lebih dulu ketimbang Arland. Dan alhasil mereka berada dalam status pacaran. Kapan putus? Itu menjadi privat bagi keduanya. Kenapa? Yah karena privasi. Saat itulah Arland dan Aska menjadi tak akur.
Sudah jelas Arland cemburu. Tapi, itu tak menjadi kalau dia harus balas dendam. Namun, yang ada dalam fikiran nya saat itu adalah, Alya nganggap dia apa? Memang sebatas sahabat? Atau lebih? Sampai saat ini Arland masih belum mengatahui hal itu.
"Ok. Oh iya, sampai ketemu lagi be" ujar Aska dan Alya hanya memberikan senyumnya. Aska berdiri di sebelah Alya dan sedikit mengusap pipi Alya lalu pergi meninggalkan mereka.
Setelah Aska pergi, raut wajah Arland masih belum berubah. Dan dia masih belum ingin untuk menatap Alya yang berada disamping tempat duduknya.
"Enak ya pipinya dielus sama mantan?" dingin Arland kembali.
"Ngga gitu Al"
"Terus apa? Kayak nganggap aku disini ngga ada" sarkas Arland lagi.
"Yaudah kalo marah...marah aja. Nih kompresnya, gue permisi" tukas Alya balik dan mengambil tasnya lalu hendak pergi. Baru saja mau jalan, tangannya digenggam lembut oleh Arland dan Alya menepisnya.
"Kok malah kamu yang marah sih? Seharusnya aku dong, karena aku yang cemburu disini" ujar Arland dengan nada kasihan. Alya tersenyum membelakangi Arland. Semburat merah berada di pipinya.
"Apaan sih cemburunya kayak gitu. Kalo cemburu bilang aja ngga usah sok ngambek kayak tadi" balas Alya yang kembali duduk.
"Yaudah makan gih, entar maagnya kambuh" lembutnya dan menyerahkan makanan yang tadi dipesannya. Hening, mereka makan dengan khusu'.
"Udahkan? Yok kita ke aunty Shyla" tuntut Alya dan berjalan mendahului Arland. Arland berada di belakang Alya. Kayak bodyguard aja lu land.
_My_Love_is_Cool_KETOS_

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love is Cool KETOS (END)
ספרות נוערMelihat seseorang yang disayang bahagia, akan menjadi kebahagiaan tersendiri buat kita. Walaupun melihatnya bahagia bukan karena kita, itu sudah cukup. Banyak orang yang berfikir kalau kamu mencintai seseorang, maka relakan dia bersama yang lain, ji...