12

79 5 0
                                    

Alvin merasa frustasi dengan sikap Alya. Katanya cemilan yang di beli sama Alvin ngga ada bakal balikin mood-nya.

"Eh katanya lo beli minum. Bagi dong satu" Alya melihat Alvin yang tiba-tiba judes, dia cekikikan sendiri namun tak bersuara. Mood-nya ngga buruk-buruk amat.

"Ambil aja disitu" balas Alvin yang masih tiduran dan menunjuk ke kantong kresek yang dia bawa tadi tanpa melihat Alya. Jika diperhatikan wajah Alvin terbersit semburat merah di pipinya. Entah dia sedang marah atau malu. Entahlah.

Alya melangkah dan duduk di samping kresek itu. Mengacaknya untuk mencari botol minuman. Setelah mendapat apa yang dicarinya, dia terkejut bukan hanya satu yang dibeli Alvin tapi ada sepuluh botol dan ada juga susu kotak.

"Banyak banget Ano. Lo mau apain semua?" Alya masih meledek Alvin.

"Mau isi kulkas. Tadi gue liat di kulkas cuma ada sayur ma telur doang. Dan gue inisiatif buat ngisi dengan cemilan terus minuman. Oh iya lupa. Di motor masih ada tiga botol besar isinya minuman" balas Alvin menepuk jidatnya.

"Lo mau pesta? Beli minuman banyak banget" tak acuh dengan yang diucapkan sama Alya, Alvin berjalan melewati Alya menuju pintu.

"Eh lo mau kembaliin mood gue kan?" Alvin berhenti melangkah dan melirik Alya diekor matanya. "Traktir gue bakso mercon" smirk Alya keluar dengan jelas.

"Yaudah ayo. Tapi, lo tunjukin jalan yah gue ngga tau tempatnya" balas Alvin dengan semangat yang menggebu. Alya berlari dan menggandeng lengan kekar Alvin sambil berjalan menuju garasi.

"Itu mah tenang aja, agak deket juga kok. Atau lo mau kita makan di rumah makannya bang Yuda? Disana enak-enak" ucap Alya tak kalah semangat.

"Serah lo" balas Alvin dengan senyum tipisnya.

"Eh lupa" ujar Alya dan perlahan berlari kembali menuju kamarnya. "Lo keluarin motor. Gue ambil jaket dulu" teriak Alya di tengah tangga.

"Aish..aigoo..akh...ottoke ..eomma?" kelihatannya Alvin sedang kesal. Entah kesal karena apa. Mungkin sebentar lagi kita bakal tau dia kesal karena apa. Alvin mengambil kantong kresek yang berisi tiga botol besar berisi minuman dan membawanya masuk menuju dapur lalu menyimpannya di kulkas.

Saat kembali dia melihat Alya yang sepertinya kebingungan.

"Ngapain?" tanya Alvin merangkul pundak Alya.

"Akh gue kira lo kabur" sambar Alya sedikit kaget karena kedatangan Alvin tiba-tiba.

"Siapa yang kabur? Orang lagi nyimpen minum tadi"

"Yaudah ayok" ajak Alya dan melepas rangkulan Alvin.

"Laper banget?" tanya Alvin menautkan satu alisnya dan senyum miring.

"Udah tau nanya lagi" sarkas Alya dan mendorong punggung Alvin yang lebar.

Saat dijalan mereka seperti sepasang kekasih yang tengah kasmaran. Tertawa bersama. Alvin menatap wajah Alya dari kaca spion motor. Dan Alya tanpa risih juga memeluk Alvin. Toh, mereka juga sepupuan jadi wajar. Udah lama juga mereka ngga ketemu, jadi pantas aja mereka kangen-kangenan kan? Lantas siapa yang mau marah?

Mereka sampai di rumah makan milik Yuda. Terlihat begitu indah dari luar seakan ini bukan rumah makan biasa. Alya dan Alvin masuk dan duduk di meja makan yang berada di samping jendela dan dekat dari panggung yang biasa menjadi tempat bernyanyi band group yang memang bekerja disana untuk menghibur pengunjung.

Kesan pertama saat masuk, nuansanya seperti dekorasi Yunani, namun suasannya seakan berada di Italia. Dan juga banyak pajang-pajangan masa kini. Yang intinya clasic modern. Dan pengunjung yang datang, apalagi yang suka berfoto-foto sangat diajurkan datang kemari. Dilihat dari dekorasinya mungkin kalian menganggap makanannya juga pasti mahal. Ngga. Sama sekali ngga. Harga semua makanan di rumah makan ini terjangkau dari kalangan atas maupun menengah.

Disini juga menjadi tempat pertemuan kolega-kolega saat memperbincangkan bisnis mereka. Kalian mungkin berfikir kalau rumah makan ini menjual makanan seperti di resto-resto yang terkenal. Iya, mereka memasukkan menu itu juga. Tapi, lebih ke makanan Tradisional Indonesia dan makanan bercita rasa pedas.

Alvin memandang menu. Memilih-milih makanan apa yang akan dimakannya nanti.

"Kak Nita" panggil Alya pada salah satu staf yang bekerja disini. Yang dipanggilpun menuju ke meja mereka.

"Selamat datang Alya. Mau pesan apa?" tutur katanya lembut dan halus.

"Seperti biasa kak. Oh iya Ano lo mau mesen apa?" tanya Alya pada Alvin dengan senyuman menenangkan hati.

"Samain aja deh" singkatnya.

"Yakin?" tanya Alya ulang.

"nee" balasnya yakin.

"Ada lagi?" tanya Nita.

"Kayaknya itu aja kak" tutup Alya. Dan Nita menuju ke yah kalian taulah kemana dia pergi.

"Yuda hyung yang dekor semua ini?" tanya Alvin memecah keheningan.

"Hem. Cantik kan?" jawab Alya.

"Nee ippoyo" balas Alvin yang menatap Alya dengan senyum cool nya.

"Apaan sih" tersirat semburat merah di pipi Alya. Kayaknya dia malu. Tak lama kemudian staf lain datang membawa nampan berisi pesanan mereka.

"Silahkan dinikmati" ucap staf tersebut setelah meletakkan pesanan itu diatas meja.

"Kak Mika"

"Iya? Apa ada pesanan lagi?" tanyanya.

"Boleh nambah air dinginnya lagi gak? Entar kasian cowo di depan aku ini nanti kepedasan hehehe" jawab Alya dengan cengirnya yang terkesan manis dimata. Untung stafnya itu cewe, kalau cowo kayaknya yah gitu deh.

"Tunggu sebentar ya" balas Mika dengan sopan dan beranjak pergi. Enak yah jadi adek dari pendiri rumah makan bisa minta tambahan minum juga nyuruh doang. Kalau yang lain mah beli lagi. Ini rumah makan loh bukan warung yang seenaknya kalian boleh ambil air secara cuma-cuma.

"Ay lucu yah bentuk baksonya" ujar Alvin memainkan baksonya.

"Ano, coba makan deh" balas Alya dengan senyum misteriusnya.

"Doa dulu chagia" mereka berdua berdoa dan Alya mulai melahap makanan didepannya.

"Argh....aigoo....ash" keluh Alvin. Wajahnya yang putih kini jelas berwarna merah dan keringat mulai membanjiri wajah tampannya itu.

"Kan tadi gue nanya sama lo yakin. Lo malah yakin-yakinin juga, kena kan haha" ledek Alya yang terlihat biasa saja memakan baksonya.

"Ah jinja. Argh lebih pedas dari ramyeon. Eomma ottoke?" air matanya kini tak lagi dia tahan.

Mika datang membawa air dingin yang tadi di pesan oleh Alya. Mika tak tahan melihat ekspresi yang dikeluarkan Alvin dan alhasil dia juga ikut cekikikan. Namun, tak mengeluarkan suara.

"Ini minumnya. Ada lagi?" tegur Mika meletakkan air dingin itu diatas meja.

"Nuna puding rasa apa aja satu dan chapucino nya juga" sargas Alvin yang berhenti memakan baksonya.

"Kamu Alya masih ada yang mau di pesan?" Alya menggelengkan kepalanya.



Tinggalin jejak yah

My Love is Cool KETOS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang