17

516 65 16
                                    

Hari ini Soobin libur latihan. Soobin dan kawan-kawan berencana untuk pergi jalan-jalan nanti siang. Karena setelah meminta izin pada CEO, akhirnya mereka diizinkan.

Yeonjun yang memang sekamar dengan Soobin melihat Soobin sedang murung sambil memegang figura.

"Woy!" kaget Yeonjun. Untung saja figura ditangan Soobin tidak terjatuh.

"Gila ya lo?!" bentak Soobin pada Yeonjun yang masih nyengir itu.

Yeonjun hanya cengengesan sendiri, setelah itu ia duduk disamping Soobin. "Lo kenapa sih bro?"

Soobin diam, ia masih melihat pada figura itu. Yeonjun yang penasaran, akhirnya ikut melihat pada foto ditangan Soobin.

"Lo kangen kakak lo?" tanya yeonjun.

Soobin menoleh ke arah Yeonjun dengan tatapan tajam karena masih kesal pada Yeonjun. "Menurut lo?"

"Ya menurut gue sih, lo itu kangen," jawab Yeonjun.

"Kenapa lo gak pulang dulu aja? Buat ketemu kakak lo, atau lo suruh aja kakak lo kesini," lanjut Yeonjun.

Soobin baru kefikiran, hari libur akan sangat bermanfaat jika Soobin menemui keluarganya dirumah. Bukan untuk main bersama teman-temannya.

Soobin segera beranjak dari duduknya, ia membawa sebagian barang yang ia butuhkan, kemudian pergi keluar tanpa sepatah kata.

"Itu anak emang dasar ya." Yeonjun menggelengkan kepalanya.

-Gone-

Disisi lain, Sanha terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Kemarin dia dibawa ke RS Sinar Harapan oleh Eunwoo, yang merupakan dokter di RS itu sendiri.

Minhyuk dan Moonbyul menyusul Sanha kesana, mereka juga bertemu dengan Eunwoo.

"Dok, gimana keadaan Sanha sekarang?" tanya Moonbyul saat melihat Eunwoo keluar dari ruang ICU yang merupakan ruang Sanha dirawat.

"Sanha masih belum sadar nyonya, tapi keadaan jantungnya mulai membaik. Untuk selanjutnya saya akan menganjurkan beberapa penanganan lagi untuk Sanha, jika ia sudah sadarkan diri. Kalau begitu saya permisi," ucap Eunwoo sambil tersenyum manis pada Moonbyul.

Moonbyul menyekal lengan Eunwoo tiba-tiba. "Terimakasih ya, nak dokter. Kalau bukan karena dokter, kami mungkin..." Moonbyul tidak kuat, ia menangis lagi dipelukan sang suami.

Eunwoo yang melihat itu mendekat ke arah orangtua Sanha. "Nyonya dan tuan, harus bersabar dulu. Saya selain seorang dokter, juga merupakan teman baru bagi Sanha, tentunya saya juga tidak ingin kehilangan Sanha. Maka dari itu, saya akan mencoba untuk mempertahankan dan menyelamatkan Sanha semaksimal mungkin."

"Terimakasih, dok." Minhyuk dan Moonbyul kembali berterimakasih.

Eunwoo kini terdiam di ruang kerjanya, ia menjadi gusar sendiri. Sebenarnya Eunwoo juga takut kehilangan Sanha, ia takut Sanha kenapa-napa. Tapi, karena ia sudah berjanji pada orang-orang yang Sanha sayangi, ia akan menyelamatkan nyawa Sanha bagimanapun caranya.

"Dok, ini rekam medis pasien." Seorang perawat mengetuk pintu ruangan Eunwoo. Setelah diizinkan masuk, perawat itu menghampiri Eunwoo yang sedang duduk, lalu memberikan berkas yang ada ditangannya.

"Ini hasil pemeriksaan CT scan dan EKG nya, dok. Apa ada yang bisa saya bantu lagi?" tawar perawat bernama Joy itu.

Eunwoo menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu saya permisi, dok."

Setelah perawat itu pergi, Eunwoo segera membuka rekam medis dan hasil pemeriksaan milik Sanha. Dilihat dari data yang ada, Sanha belum benar-benar pulih. Meskipun keadaannya sekarang membaik, Sanha belum tentu dapat beraktivitas seperti biasanya, apalagi dalam kurun waktu yang singkat.

Eunwoo mengusap wajahnya kasar. Ia harus segera mencari penanganan untuk Sanha. Rencananya, Eunwoo akan menganjurkan Sanha untuk melakukan terapi jika Sanha nanti sudah siuman. Tak lupa, Eunwoo akan rutin memantau Sanha dalam mengonsumsi obatnya.

"Sanha, dia jarang makan obat," gumam Eunwoo.

"Bahkan tidak pernah memakan obatnya."

-Gone-

Soobin sudah sampai di kompleks tempat ia tinggal. Soobin turun di depan gerbang kompleks karena taksi tidak bisa masuk sembarangan. Jadi, mau tak mau Soobin harus jalan kaki agar ia segera sampai di rumahnya.

Saat Soobin memegang kunci pagar, ia mendengar panggilan seseorang. Tepatnya dibelakang sana.

"Soobin!"

"Yiren?" Itu perempuan cantik, yang merupakan anak baru di kelas Soobin.

"Kamu lagi ngapain disini?" tanya Soobin pada Yiren.

"Aku tinggal di kompleks ini," jawab Yiren. "Kalo kamu?" Yiren berbalik tanya pada Soobin.

"Aku tinggal disini juga, kebetulan ini rumahku." Soobin menunjuk rumahnya.

Yiren masih terdiam disana, Soobin yang melihat itu menjadi kebingungan. Jika ia menyuruh Yiren pergi, nanti dikiranya mengusir. Tapi--

"Mau masuk dulu?" Omg Soobin! Kenapa bilang gitu?!

Yiren gelagapan sendiri, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Yang pasti, kini dirinya panik, apakah ia harus menerima? atau menolak. Tapi ini--

"Boleh." Yiren tersenyum lebar. Meskipun sedikit malu-malu, sebenarnya Yiren sangat senang.

Soobin kembali membuka kunci gerbang rumahnya.

"Soobin!" Lagi-lagi, seseorang meneriakkan namanya dibelakang sana.

To be continued.
.

.

.

• Yiren

• Yiren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang