27

540 56 10
                                    

Flashback

"Sanha, sebentar lagi kamu akan punya adik," ucap Moonbyul pada Sanha kecil yang masih berusia 2 tahun. Moonbyul mengelus-elus perutnya yang semakin membesar itu, sebentar lagi ia akan melahirkan anak keduanya.

Sanha yang memang belum mengerti apa-apa hanya tersenyum dikala ibunya itu berbicara, seperti halnya Sanha mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya itu. Atau memang dia senang akan mempunyai adik, untuk dijadikan temannya bermain.

Sehari sebelum melahirkan, Sanha dititipkan oleh Minhyuk ke ibu mertuanya. Selama itu, Sanha hanya menangis dan terus menangis karena mungkin suasana itu terasa asing baginya. Sanha ingin digendong oleh ayah atau ibunya.

"Cup..cup.. cucu nenek yang ganteng, nangisnya udah ya?" Nenek Sanha tampak menenangkan cucunya itu.

Sanha masih menangis, ia tidak ingin berhenti sebelum melihat kedua orangtuanya. Dengan inisiatif untuk membuat cucunya berhenti menangis, Nenek Sanha menunjukkan foto Moonbyul dan Minhyuk pada Sanha kecil yang sedang digendong olehnya. Sanha berhenti menangis, ia tampak meraih ponsel itu dan meraba-raba wajah kedua orangtuanya yang sedang tersenyum bahagia. Sanha ikut tersenyum melihatnya.

Tepat hari minggu, Moonbyul melahirkan anak keduanya. Kali ini sama, anaknya itu berjenis kelamin laki-laki. Moonbyul dan Minhyuk tidak mempermasalahkan itu, mereka fikir anak laki-laki tidak ada salahnya karena dia akan jadi adik yang tampan seperti kakaknya. Dan Sanha sebagai sang kakak akan menjadi kakak yang baik untuk adiknya kelak.

"Wellcome to the world, my baby Soobin." Moonbyul dan Minhyuk mencium kening Soobin yang sedang berada di gendongan Moonbyul. Anaknya sangat tampan, persis seperti ayahnya dan kakaknya.

Flashback end.

-Gone-

"Keluarga tuan Sanha."

"Kakak saya kenapa, sus?!" Soobin bertanya dengan raut wajah yang tidak biasa saja.

Minhyuk menghampiri perawat itu, Moonbyul yang masih pingsan sedang diurusi oleh Shuhua dan Bomin.

"Bin, kamu lebih baik urusin Mama sana. Sanha biar Papa yang urus," ucap Minhyuk datar. Minhyuk sudah tidak bisa berkata-kata lebih, melihat keadaan sekarang sudah tidak bisa tenang lagi.

Soobin kembali melemah, kenapa ia tidak boleh tahu mengenai kondisi kakaknya itu?

"Ma, bangun Mah.." ucap Soobin sambil memberikan wewangian aromaterapi pada hidung Moonbyul.

Sedikit-sedikit Moonbyul bergerak, menandakan ia sudah sadar dari pingsannya. Meskipun belum bisa membuka mata dengan sempurna, Moonbyul tahu anak lelaki disampingnya itu adalah Soobin, anak bungsunya.

"Bin.." Soobin tertunduk lesu.

"Kak Sanha kenapa, Ma.."

"Selamatkan anak saya!" teriakan Minhyuk didalam sana membuat orang-orang kaget. Teriakan putus asa itu terdengar memilukan, jarang sekali seorang Minhyuk menangis.

Moonbyul yang mendengar suara suaminya berteriak ingin pergi kesana, ia ingin tahu bagaimana keadaan anaknya sekarang. Namun, niatnya itu ia urungkan karena disana hanya akan membuat keributan saja, Moonbyul hanya bisa menangis di pelukan Soobin, begitupun dengan Soobin.

"Kami akan usahakan, tuan. Tapi untuk saat ini kami belum mendapatkan donor jantung yang memiliki kecocokan dengan jantung milik tuan Sanha." Minhyuk masih menangis, ia memegang erat lengan Sanha yang sedang memejamkan matanya.

GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang