28

440 62 4
                                    

Di dalam ruang operasi, Dr. Cha sedang sibuk dan berkonsentrasi penuh untuk melakukan operasi pada jantung Sanha, agar ia mendapatkan jantung yang baru. Sebelum itu, Minhyuk menghampiri orangtua Jiwoo untuk berterimakasih sekaligus meminta maaf karena jantung milik Jiwoo didonorkan untuk Sanha. Untungnya mereka mengerti dan juga mengizinkannya.

Namun, ada hal yang sempat membuat orangtua Jiwoo kaget saat Minhyuk meminta izin. Mereka mengetahui nama itu, 'Sanha'. Nama yang sering Jiwoo bicarakan pada orangtuanya. Ketika Jiwoo mengetahui Sanha sakit, ia bercerita sekaligus menangis pada ibunya. Jiwoo menginginkan Sanha sembuh dan kembali seperti semula. Dulu Jiwoo sempat berkata jika Jiwoo mampu, ia ingin memberikan jantungnya untuk Sanha. Disitu, Minhyuk menangis mendengar cerita orangtua Jiwoo. Ternyata Sanha sangat berarti bagi Jiwoo.

Dan, tentunya. Tanpa orang-orang sadari, mereka memiliki rasa yang sama, namun belum sempat diungkapkan.

...

Butuh belasan jam untuk melakukan operasi. Dr. Cha masih berkutat dengan alatnya dibantu oleh tenaga medis yang lain. Sanha kemungkinan di operasi dari siang hingga dini hari.

"Kerja bagus semuanya!" ucap Dr. Cha semangat. Ternyata ia beserta rekan setimnya berhasil melakukan operasi donor jantung pada Sanha.

Semua dokter termasuk perawat didalam sana bernapas lega, peluh yang membasahi pipi mereka akhirnya dapat diseka juga. Mereka berhasil.

Namun, Sanha memang belum sadar. Ia masih berada dibawah pengaruh obat bius.

"Bawa pasien ke ruang ICU." Berhubung Sanha perlu peninjauan lebih lanjut mengenai perkembangan jantung barunya, ia masih harus dibawa ke ruang ICU, belum ke ruang perawatan umum.

Dokter keluar dari ruang operasi, ia menjelaskan secara detail mengenai keadaan Sanha pada Minhyuk dan Moonbyul. Mereka menangis terharu.

-Gone-

Pagi hari, Soobin sedang duduk manis di taman Rumah sakit. Ia merenungkan nasib kakaknya. Tak lupa, berdoa sudah sering ia rapalkan. Soobin sudah dikabari oleh orangtuanya bahwa Sanha berhasil di operasi. Namun, memang Sanha belum bisa sadar dan pulih dengan cepat, butuh beberapa waktu.

"Soobin?" Soobin menoleh ke arah suara. Seorang perempuan menghampiri Soobin.

"Bin, lo kenapa?" tanya nya. Ia melihat Soobin seperti ingin menangis.

"Lagi ngapain disini? Siapa yang sakit?" tanya nya lagi bertubi-tubi.

"Kakak gue, Sha." Perempuan disamping Soobin adalah Aisha. Aisha terkejut saat mendengar ucapan Soobin barusan.

"Kak Sanha?" Soobin mengangguk.

'Kok bisa ada disini?' batin Aisha, ia terkejut. Setahu Aisha, Sanha berada di Singapura.

Aisha melihat sahabatnya itu menunduk lemas, jelas saja Soobin sedih. Karena, bagaimanapun juga ia adalah orang yang tidak tahu apa-apa mengenai kakaknya. Soobin bingung kenapa kakaknya menjadi seperti ini.

Aisha duduk semakin mendekat dan perlahan mendekap tubuh Soobin.

"Yang sabar ya, kak Sanha pasti sembuh kok." Soobin tidak bisa menahan lagi, ia menangis di pelukan Aisha.

"Gue sedih kak Sanha sakit. Tapi gue lebih sedih karena gue gak tahu kalo selama ini kakak punya penyakit. Dan gue gak tahu penyakit apa itu."

"Apa lo tau, Sha?" Soobin mendongakkan kepalanya, wajahnya hampir dipenuhi air mata. Tapi namanya juga Soobin, ia masih tampak tampan dengan penampilan seperti itu.

Deg!

Beda halnya dengan Aisha, ia tidak tahu harus berkata apa. Apa Aisha harus berbohong dan berpura-pura tidak tahu, ataukah jujur?

GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang