12

610 71 14
                                    


Soobin terdiam di kamar barunya. Ia memikirkan Sanha, Soobin sangat ingin bertemu dengan kakaknya. Soobin sangat merindukan kakaknya.

"Soobin-ssi?"

Seseorang mengetuk pintu kamar asrama Soobin, Soobin pun segera membuka pintu.

"Iya?" Saat Soobin membuka pintu, ia mendapati seorang pria tampan bertubuh tinggi. Kira-kira pria itu berusia 20 an.

"Kau trainee baru kan?" tanya pria itu. Soobin mengangguk.

"Mari ikut denganku. Aku akan mengajakmu berkeliling disini, dan aku akan mengajakmu melihat ruang latihan."

"Ah, baik hyung. Maaf, tapi- jangan terlalu kaku denganku." Pria itu terkekeh.

"Bener juga, kenalin aku Seokjin. Orang-orang sering manggil Jin, aku seniormu disini." Mereka berdua berhasil berkenalan. Soobin akhirnya diajak mengelilingi agensi untuk mengetahui beberapa ruangan.

"Hyung, apa semua trainee diharuskan ikut acara survival?" tanya Soobin penasaran.

Jin menjawab, "enggak diharuskan semua. Kadang ada juga trainee yang debut langsung dari agensi, bukan ikut acara survival. Yang mengikuti acara survival itu tergantung diri trainee masing-masing, kalo dia nyerah karena belum didebutkan di agensi, ya apa boleh buat mencari kesempatan selagi ada."

Kini Soobin mengangguk paham, sepertinya ia harus memikirkan masa depannya mulai dari sekarang. Jangan sampai Soobin salah mengambil keputusan. Dan tentunya Soobin harus banyak berlatih untuk kedepannya.

"Hyung, apa ruang latihan boleh dipakai kapan aja?" tanya Soobin penasaran.

"Boleh aja, tapi tetep harus izin ke karyawan yang jaga di kantor." Soobin mengangguk.

Mereka melanjutkan untuk melihat-lihat ruangan.

---

"Soobin mana?!" Sanha mulai geram karena orangtuanya tidak menjawab apapun.

"Itu--"

"Soobin pergi ke rumah temennya," jawab Minhyuk santai.

Moonbyul menatap Minhyuk, "Pah.."

"Bohong! Kalian bohong!"

"Dibawa kemana Soobin!"

Sanha berlari ke kamar Soobin, disana Sanha sudah tidak menemukan apapun. Baju Soobin tidak ada satupun yang tersisa.

"SOOBIN!"

Sanha mengamuk di kamar Soobin, Moonbyul yang mendengarnya segera menyusul Sanha. Ia takut anaknya itu kenapa-napa.

"Mah! Kenapa, Mah.." Sanha menangis tersedu-sedu, suaranya melemah.

"Ke-napa, Soobin pergi, Mah?"

"Kenapa?"

Moonbyul segera memeluk tubuh Sanha. Anaknya ini sedang rapuh, Moonbyul tidak tega, tapi ia terpaksa harus melakukan ini.

"Soobin nanti akan kembali, nak."

"Kamu juga bisa liat Soobin nanti, yang sabar ya."

---

Sudah 3 hari Sanha tidak keluar dari kamar Soobin, ia tidur disana sejak kepergian Soobin. Sanha benar-benar akan gila jika kehilangan adiknya itu, namun Moonbyul dan Minhyuk masih belum juga mempertemukan mereka berdua.

"Pah, Sanha gimana ini?" tanya Moonbyul cemas, ia sudah menawarkan Sanha makan dan minum, tapi tetap saja Sanha tidak ingin menyantap apapun.

"Mau gimana lagi Mah? Apa perlu Papa bilang yang sebenarnya sama Sanha?"

Moonbyul menggeleng, tentu saja ia tidak ingin Sanha tahu alasan Soobin memutuskan untuk pergi.

"Jangan, Pah. Mama mohon."

---

"Sanha, mulai besok kamu pindah ke Singapore ya?"

To be continued.

GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang