7

637 87 3
                                    

"Dek!" panggil Shuhua pada Soobin yang sedang diam di depan gerbang sekolah, karena kebetulan sekarang sudah waktunya pulang.

"Kak Shu?"

"Ada apa, kak?" lanjut Soobin bertanya pada Shuhua.

"Kamu belum pulang?" bukannya menjawab, Shuhua malah bertanya balik.

"Belum, kak."

"Ah, itu. Sebenernya, kakak kesini cuma mau bilang sesuatu sama kamu." Soobin mengerutkan dahinya.

"Ada apa, kak?"

"Em, itu tadi Sanha nyuruh aku buat bilang ke kamu. Katanya Sanha mau kerja kelompok di rumah temen nya, kemungkinan ia nginep disana. Jadi hari ini dia gak akan pulang ke rumah." Soobin hanya mengangguk.

"Dan katanya, kamu kalo pulang sekolah langsung pulang ke rumah. Gak boleh kemana-mana dulu."

"Itu aja, sih. Kalo gitu kakak pamit pulang ya, dek." Setelah Shuhua selesai menyampaikan apa yang Sanha bilang, ia langsung pergi dari hadapan Soobin saat itu juga.

Sebelumnya Soobin membungkuk sopan pada Shuhua dan berterimakasih karena sudah menyampaikan pesan kakaknya.

...

"Ma, Soobin pulang."

Tidak ada sahutan, Soobin memutuskan untuk mencari Mama nya ke dapur dan ternyata ada disana.

"Ma, Papa kemana?-"

"Loh, kok Mama nangis?" Soobin kaget karena ibunya sudah bercucuran air mata.

Dengan cepat, Moonbyul mengusap air mata di pipinya. Beralih menatap anak bungsunya yang baru pulang dari sekolah.

"Mama kenapa?" tanya Soobin khawatir.

Moonbyul hanya menggelengkan kepala, kemudian terkekeh pelan. Sedangkan Soobin yang melihatnya merasa heran.

"Mama gak kenapa-napa sayang. Mama cuma perih kena bawang ini," ucap Moonbyul masih dengan kekehan nya. Saat Soobin melihat ke arah tangan Moonbyul berasal, ternyata benar, ibunya itu sedang mengiris bawang merah.

"Mama ngagetin aja, kirain kenapa." Soobin mendekati Moonbyul kemudian memeluk ibunya dengan erat, bagaimanapun ia tak tega melihat orangtuanya kesakitan bahkan sedih sedikitpun.

Moonbyul hanya mengusap pelan rambut dan punggung Soobin, jujur saja rasa bersalahnya semakin menjadi ketika Soobin seperti ini. Lebih baik Moonbyul mendengar Soobin menolak permintaannya saja, daripada menerima tapi terpaksa seperti ini.

"Mama udah jangan nangis, nanti aku ikutan nangis." Soobin menangkup pipi ibunya lalu mengusap air mata yang masih berurai itu.

"Eh iya, Ma. Papa kemana? Belum pulang?"

Moonbyul mengangguk ragu. "I-iya sayang.. Papa kamu masih di kantor, urusannya belum selesai."

Sedangkan, disisi lain..

"Sabar nak, kamu pasti kuat," ucap pria dewasa yang sedang menggenggam erat tangan anak lelakinya.

Flashback On

"Bertahan, San.." Shuhua menggenggam erat tangan Sanha yang kini tidak sadarkan diri.

"Pak, cepetan ke tempat biasa."

Setelah 20 menit mobil melaju ke arah tujuan, akhirnya Shuhua sampai juga.

Dengan susah payah, Shuhua dibantu oleh supirnya untuk mengangkat Sanha yang masih saja terbaring lemah tak sadarkan diri.

"Makasih, pak. Tunggu aja diluar, nanti antar saya ke sekolahan lagi." Supir pribadi Shuhua yang bernama Pak Beni hanya menganggukkan kepala, merasa sudah mengerti dengan arahan majikannya ini.

...

"Hallo, om." Shuhua sedang menelpon seseorang, setelah membaringkan tubuh Sanha di sebuah kasur di tempat yang ia datangi.

"..."

"Baik, om. Saya tunggu disini."

Setelah Shuhua selesai menelpon seseorang, ia beranjak untuk ke sekolah sebentar. Ternyata Shuhua menyampaikan sesuatu pada Soobin dan juga tak lupa membawa tas miliknya serta milik Sanha untuk dibawa ke tempat tadi.

Flashback Off

To be continued.

GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang