10

636 75 2
                                    

Entah apa yang menyebabkan perpisahan ini terjadi, lambat laun memang akan terungkap permasalahannya, namun itu sangat membutuhkan waktu.

Sanha turun dari motornya untuk menghampiri perempuan yang tergeletak di jalan, tepat di depan motornya berdiri.

"Mbak, bangun.." Sanha mencoba untuk membangunkan perempuan tersebut, ia menepuk bahu dan sedikit mengguncangnya namun belum ada respon.

Saat Sanha menyingkapkan rambut yang menghalangi wajah perempuan tersebut, Sanha terkejut karena ia mengenal wajah itu.

"Jiwoo?" gumam Sanha.

Dengan segera Sanha menyadarkan lagi perempuan bernama Jiwoo itu. Ia menepuk pipi dan bahunya berulang kali, namun hasilnya nihil.

Akhirnya Sanha membopong tubuh Jiwoo dan membawanya menuju rumah sakit menggunakan taksi, sedangkan motor milik Sanha ia tepikan dulu.

Saat sudah sampai di rumah sakit, Sanha langsung memanggil perawat untuk memeriksa keadaan Jiwoo.

"Tolong selamatkan teman saya," ucap Sanha khawatir.

Jiwoo sudah masuk ke IGD untuk diperiksa, sedangkan Sanha menunggu diluar dengan perasaan yang kalut.

Sanha bingung, kemana adik dan orangtuanya pergi? Disaat Sanha ingin mencari mereka, kenapa harus ada teman Sanha yang sakit tepat di hadapannya.

"Sanha?" seseorang tampaknya menyuarakan nama Sanha. Sanha pun menoleh.

...

"Mah, aku mau ketemu kakak." Soobin tak hentinya merengek ingin menemui kakaknya itu.

Moonbyul dan Minhyuk kebingungan, mereka tidak bisa bertemu hari ini. Jangan sampai bertemu.

"Nanti kakak kamu kesini, tunggu aja," ucap Minhyuk.

"Lebih baik ayo kita masuk ke asrama kamu, nanti Mama bantuin kamu beres-beres."

"Gak usah Ma, kalo gitu Soobin pergi sendiri aja," final Soobin, sambil menyeret koper besarnya itu ke dalam gedung asramanya.

Minhyuk dan Moonbyul sudah menitipkan Soobin pada orang-orang kenalan mereka, mereka sebagai orangtua tentunya sangat bersalah karena harus memaksa Soobin dan harus memisahkan kakak beradik itu.

Sepanjang perjalanan pulang, Moonbyul menangis di dalam mobil, ia tidak tega pada Soobin namun ia juga tetap memikirkan keadaan Sanha.

"Pa, gimana dong, pa.."

"Mah, mending Mama sekarang telpon Shuhua, tanyain keadaan Sanha gimana." Minhyuk yang sudah tak tahan dengan tangisan istrinya menyuruh Moonbyul untuk menelpon teman Sanha.

"I-iya, Pah."

Teleponnya berdering, namun Shuhua belum juga mengangkatnya. Setelah dua kali mencoba baru teleponnya tersambung.

"Hallo Shuhua, kamu dimana, nak?" tanya Moonbyul di telepon.

"Hall-o tante, ada apa?"

"Sanha mana, Shu? Gimana keadaannya sekarang?" tanya Moonbyul pada Shuhua.

Shuhua tampak kebingungan karena ia berucap dengan tergagap, "em- anu, itu tante. Sanha-"

"Sanha gimana, Shuhua?"

"Tadi Sanha pulang, tante. Handphone nya ketinggalan di basecamp, tadi kebetulan Shuhua pulang sekolah langsung kesini."

Moonbyul melotot kaget, "Pah, cepetan jalanin mobilnya," panik Moonbyul.

Mereka akhirnya sudah sampai di rumah, namun dilihat ternyata tidak ada siapa-siapa. Dan lagi mereka lupa bahwa kunci rumah, Moonbyul bawa saat akan pergi.

"Pah, kita harus cari Sanha sekarang!" Moonbyul sudah tak karuan, tadinya memikirkan Soobin kini beralih pada Sanha.

Minhyuk dan Moonbyul pergi ke basecamp tempat milik Sanha dan Soobin, namun tidak ada Sanha disana. Sedangkan Shuhua masih ada disana.

"Tante, om. Gimana Sanha?"

"Sanha gak ada di rumah, makanya kami mau mencari sekarang."

"Tante maafin Shuhua." Shuhua merasa bersalah, namun bukan waktunya sekarang.

"Apa kamu keberatan kalau tante minta bantuan untuk cari Sanha?" Shuhua menggeleng, tentu saja ia tidak akan keberatan.

Minhyuk dan Moonbyul segera bergegas untuk mencari Sanha, begitupun Shuhua. Namun tepat saat di perjalanan mencari keberadaan Sanha, Shuhua menemukan motor Sanha di pinggir jalan dekat basecamp nya.

"Lho, itu kan motornya Sanha?!"

"Pak! Berhenti di depan!" titah Shuhua pada supir pribadinya.

Mobilnya berhenti, Shuhua langsung saja keluar dari mobil untuk menghampiri motor milik Sanha.

Shuhua melirik ke sekitar siapa tahu ada seseorang yang bisa ia tanya. Dan benar saja, didepan sana terdapat seorang satpam yang berjaga di tempat sekitar.

"Pak!" panggil Shuhua pada satpam itu.

"Iya, ada yang bisa saya bantu, Non?"

"Apa bapak tahu, pemilik motor ini kemana?"

Satpam itu tampak berfikir, namun detik berikutnya ia ingat. "Ah! Pemuda tampan itu? Tadi saya lihat dia ke Rumah sakit untuk--"

Belum sempat satpam itu menyelesaikan ucapannya, Shuhua langsung berlari ke arah mobil untuk segera menuju rumah sakit terdekat. Sebelumnya ia berterima kasih meski dengan terburu.

"Lah? Saya belum selesai ngomong padahal," gumam satpam itu. Ia kembali menjalankan tugasnya untuk berjaga, sekaligus menjaga motor Sanha siapa tau ada yang bungkus.

To be continued.

GONE [Sanha-Soobin] | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang