Bagian satu : Universitas

879 114 9
                                    

"Assalamu'alaikum! Pangeran datang!" seru Junkyu berteriak heboh mana membuat semuanya menatap kearah Junkyu horor. Seharusnya kalau salam yang benar jangan teriak seperti itu, malah yang ada telinga orang bisa budek mendadak.

Jihoon melempar bantal ke Junkyu. "Berisik banget congor lo! Mana sini minumannya, lama banget beli minum doang." sewot Jihoon mengambil alih plastik hitam berisikkan minuman.

"Nyenyenye," Junkyu menye-menye.

Hyunsuk menggelengkan kepalanya sudah tidak heran lagi dengan keributan mereka berdua. Ditambah sekarang Yeonjun ikut bergabung dan sering sesekali bertengkar kecil dengan Haruto hanya karena berebut Hyeji. Iya, mereka berdua emang seprontal itu.

"Ini si Haruto lama banget ya?" tanya Yoshinori.

"Masih dijalan kali, palingan beli makan buat kita." balas Jihoon santai.

"Makanan gigi mu gendut! Haruto mah orangnya kikir! Pelit naudzubillah." Junkyu menimpali. Yoshinori tertawa mendengarnya. "Orang pelit cepet kaya, Kyu." balas Yoshinori.

"Gue belajar pelit malah di hujat, sakit hati ini," ujar Junkyu dramatis seraya memegangi dadanya. Emang sih dari dulu juga udah alay nggak pernah berubah.

"Alay banget si bagong!" sarkas Jihoon berlagak ingin muntah.

Disisi lain Haruto mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Sementara itu Hyeji menyandarkan kepalanya pada punggung Haruto dan kedua tangannya memeluk pinggang Haruto. Entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak. Kalau nggak ikut kumpul nanti disangkanya sombong sama Jihoon. Ya kalian kayak tidak tau Jihoon kayak gimana sih.

Haruto mengalihkan pandangannya pada kaca spion untuk melihat Hyeji. "Nggak enak badan?" tanya Haruto membuat Hyeji menegakkan badanya lantas menggeleng pelan.

"Nggak kok," lirihnya.

"Kalo emang nggak enak badan jangan ikut ngumpul dulu, gue anter pulang ya? Gue nggak mau lo kenapa-kenapa, atau mau kerumah sakit?"

Hyeji tersenyum kecil, menggeleng pelan lagi. Kembali menyenderkan kepalanya pada Haruto, Haruto dibuat bingung dengan sikap Hyeji. Tidak biasanya dia mau memeluk Haruto seperti ini, biasanya Hyeji lebih memilih mengeratkan pegangannya pada Hoodie atau jaket Haruto.

"Why?" tanya Haruto.

"Gue nggak kenapa-kenapa, Haru." balasnya dengan kedua mata terpejam. Haruto menghembuskan nafasnya panjang lalu mempercepat laju motornya agar cepat sampai, pasti disana yang lain sudah mengomel.

***

Jihoon menatap Hyeji dan Haruto curiga. Pasalnya setelah kedatangan mereka berdua tadi, mereka hanya saling diam. Biasanya sih Haruto bakalan salam terlebih dahulu atau seperti yang dilakukan Junkyu saat memasuki apartemen Yeonjun.

"Kalian pasti ribut di jalan, ya?" tanya Jihoon menduga-duga. Melirik Haruto dan Hyeji secara bergantian membuat Junkyu mendengus sebal. "Jihoon bacot banget sih!" geram Junkyu.

"Hyeji lagi nggak enak badan, gue tadinya mau pulangin dia aja takut kenapa-kenapa." ujar Haruto akhirnya.

Jihoon beralih menatap Hyeji. "Lo sakit, Ji? Pulang aja gapapa dari pada nanti pingsan bahaya."

"Hush! Si tolol kalo ngomong!" Yeonjun memukul kepala Jihoon pelan. Jihoon merenggut kesal lantas mengaduh kesakitan.

"Lebay liat, padahal di pukul pelan loh," ujar Yeonjun.

This My Boyfriend ; Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang