20. Pasar malam

271 49 5
                                    

Haruto menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya dengan senyum yang menemani. Setelah selesai, Haruto duduk dulu sebentar di atas kasur seraya mengabari seseorang yang tak lain Hyeji. Malam ini mereka akan ke pasar malam di dekat taman kompleknya Hyunsuk untuk menikmati angin malam.

Ting!

Hyeji 😜 :
| Aku udah siap.

Haruto tersenyum.

Haruto :
Otw sayang 🖤.|

Setelah memasukkan dompet tak lupa ponselnya ke dalam waitsbag. Haruto tersenyum manis ke arah cerminnya dengan menyibakkan rambutnya ke belakang. Dan setelahnya benar-benar pergi meninggalkan kamar menuju bawah untuk meminta izin pada Hanbin.

"Bang!" panggil Haruto berteriak.

Hanbin yang lagi nonton acara televisi langsung terkejut dan melempar remot hingga mengenai meja. Hanbin mengelus dadanya, punya adek kelakuan kayak singa ya begini.

"Apa nying?!" sahut Hanbin kesal.

Haruto menjulurkan tangannya, Hanbin yang bingung cuma natap tangan dan Haruto secara bergantian. "Ngapain lo?" tanya Hanbin.

"Salim bego!" ketusnya.

"Tumben amat, biasanya langsung mabur lo." cibir Hanbin menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan tampang songongnya.

Haruto berdehem. "Salim salah, nggak salim gue di bilang adik nggak tau diri. Mau lo apa sebenernya? Mau ribut? Kui lah mumpung sepi ini rumah." tantang Haruto menaikkan dagunya sombong.

"Stres." maki Hanbin.

"Cepetan! Tangan gue pegel nih." ujar Haruto melirik tangannya yang belum di balas. Hanbin dengan malas membalas uluran tangan Haruto, cowok bersuara besar itupun tersenyum lalu mencium tangan kanan Hanbin.

"Jan nyariin ya bang. Gue mau malmingan sama ayang bep. Btw lo jomblo apa yak? Kak Dahyun mana?"

Hanbin sudah mengambil dua bantal sopa bersiap-siap ingin melempar adiknya itu. "Keluar sana anjim! Emosi gue lama-lama sama lo!" sentak Hanbin marah malah membuat Haruto terkekeh.

"Pak mamat makan sayap, ashiyap!" balas Haruto berpantun. Ia langsung berlari meninggalkan Hanbin yang masih tersulut emosi.

Lalu Hanbin tersenyum tipis melihat adiknya bahagia sekali malam ini. Tapi sesaat senyuman itu pudar dan tergantikan dengan wajah bersalah. Haruto menghembuskan nafasnya. "Maafin abang ya, To." gumamnya lirih.

***

Hyeji membawa Haruto ke salah satu wahana, bisa di katakan itu adalah salah satu yang Haruto benci. Kalian tau kan apa yang di benci orang-orang? Ya, rumah hantu.

Haruto meneguk ludahnya. "Serius mau kesini?" tanya Haruto melirik bangunan dengan banyak lukisan hantu-hantu seperti, pocong dan kuntilanak.

"Iya dong!" seru Hyeji semangat.

Haruto mengerucutkan bibirnya ke bawah. "Jangan ke sini ya sayang. Kita cari wahana lain aja gimana?" ujar Haruto lembut. Sebenarnya Haruto bisa saja masuk ke sana kalau bersama teman nggak ada akhlaknya itu, tapi ini kan sama Hyeji. Malu dong kalau misalnya ada setan jadi-jadian terus Haruto malah nangis.

This My Boyfriend ; Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang