Hyunjin merenggut kesal karna menjadi nyamuk antara Hyeji dan Haruto. Bisa-bisanya mereka mesra-mesraan di depan Hyunjin tanpa mikirin perasaannya gimana. Adik nggak ada akhlak banget emang.
Hyeji sendiri nggak merasa keberatan saat pundaknya menjadi bantalan buat Haruto. Katanya Haruto hari ini cape banget, Hyeji sih memaklumi aja. Sekalian rasa terimakasih karena udah mau kasih tumpangan untuk Hyeji dan Hyunjin.
Seperti kata Haruto tadi kalo Hyunjin dan Hyeji nginep sementara nunggu kepulangan Junho.
"Ini nggak ada makanan gitu, ya?" tanya Hyunjin yang sudah gemas sedari tadi cuma jadi nyamuk.
Haruto mengubah posisi duduknya menjadi tegap, tidak menyender pada pundak Hyeji lagi. Menoleh kearah Hyunjin lalu menyengir lebar. "Sebentar bang gue ambilin dulu. Lupa tadi tuh," ujarnya dengan segera melangkah ke dapur.
Hyunjin balik menatap Hyeji.
Yang ditatap malah menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kenapa liatin gue?" tanya Hyeji sinis.
"Mata lo minta banget gue jahit ya? Masa gue sebagai kakak nggak boleh liatin adeknya sendiri, cih!" ketus Hyunjin memutar kedua bola matanya malas.
"Ketus banget heran." balas Hyeji.
Hyunjin berpindah tempat menjadi berdekatan dengan Hyeji. Hyeji yakin seribu persen pasti kakaknya ini bakalan bertanya tentang ' kenapa setelah kepergian Yoonbin, Haruto semakin gencar mendekati Hyeji. ' jawabannya hanya satu. Yaitu Haruto masih mencintai Hyeji.
"Dek, dek." panggil Hyunjin sepelan mungkin.
"Apa?"
"Haruto kok deketin lo terus sih? Yoonbin pergi datanglah si biang kerok satu. Ya walaupun gue nggak keberatan lo deket sama Haruto sih,"
Sebenarnya Hyunjin selalu menanyakan ini kepada Hyeji, kadang juga Hyeji pusing dan bosan mendengar kakaknya bertanya itu-itu aja.
"Jawabannya tetep sama bang. Kalo nggak sayang mungkin kasihan, so i don't know." jawab Hyeji mengangkat pundaknya acuh.
"Tentang perasaan lo?" tanya Hyunjin lagi.
Hyeji mengkerutkan keningnya bingung, kebiasaan Hyunjin kalau mau bertanya atau berbicara pasti setengah-setengah. Hyeji hanya bisa sabar punya kakak kayak dia.
"Maksudnya?"
"Ck. Maksudnya gue tuh, apa lo udah lupain Yoonbin dan berusaha buka hati buat Haruto?" tanya Hyunjin mampu membuat bibir Hyeji kaku. Sebelumnya Hyunjin nggak akan seberani ini bertanya tentang bagaimana perasaannya kepada Yoonbin, tapi kenapa sekarang Hyunjin menanyakan itu?
Hyeji berdehem pelan karena kikuk. "Ng-nggak usah dibahas, bang." jawab Hyeji lirih sembari menundukkan kepalanya.
Hyunjin jadi merasa bersalah karena menanyakan perasaan Hyeji kepada Yoonbin. Tapi Hyunjin muak kalau harus melihat adiknya itu menangis bahkan mengurung diri sendirian di kamarnya, bahkan bisa saja tidak makan seharian hanya karena rindu pada Yoonbin. Sumpah, Hyunjin benci sama si brengsek Yoonbin. Tega-teganya dia ninggalin Hyeji ke luar negeri, apalagi mereka melaksanakan pertunangan di sana. Hyunjin nggak habis pikir.
"Jawab pertanyaan gue!" sentak Hyunjin.
Hyeji memainkan jari-jarinya dengan bibir bergetar, rasanya Hyeji ingin menangis. Tapi ia malu pada Hyunjin karena menangisi laki-laki seperti Yoonbin.
"Hyeji, jawab abang," titah Hyunjin mencengkram kedua bahu Hyeji. Hyeji mendongak, menatap Hyunjin dengan tatapan sendunya. "Gue masih sayang sama Yoonbin, bang. Dan akan selalu begitu." jawab Hyeji setelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
This My Boyfriend ; Haruto Watanabe
AcakSequel Dia ; Ha Yoonbin [ JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DAN JANGAN SIDERS ] Hyeji harus di hadapkan dengan dua pilihan sekaligus. Dia bingung dan bimbang harus memilih siapa, karna pada dasarnya ia mencintai dua cowok yang selama ini menjagany...