12. 2 Tamu

326 53 2
                                    

Soobin melepaskan sabuk pengamannya, mengamati jalan di malam hari yang tengah di guyur oleh hujan. Soobin lupa membawa payung. Padahal di handphonenya terlihat jelas kalau hari ini seharusnya terang menderang, tapi kenapa sekarang hujan?

Soobin membuka kaca mobilnya.

Mempertajam pandangannya pada penjual di sebrang sana, sepertinya itu tukang payung. Ya begini lah, Soobin terlalu percaya ramalan cuaca.

Dengan segera Soobin menaikkan kaca mobilnya dan mengarahkan mobilnya pada tukang penjual payung di sebrang sana.

Setelah sampai Soobin berlari keluar menghampiri si penjual, Soobin terlihat mengacak-acak rambutnya karena terkena air hujan.

"Permisi mas," panggil seseorang.

Soobin menoleh. "Oh iya mbak?" tanya Soobin sopan.

"Mau membeli payung?"

"Eh iya mba." ucap Soobin. "Ini uangnya, terimakasih." setelahnya Soobin membuka payungnya dan berjalan santai menghampiri mobilnya.

Tujuan Soobin sebenarnya ke rumah Hyeji, tapi Soobin bukan ada perlu dengan Hyeji. Melainkan dengan kakaknya, Hyunjin. Soobin dan Hyunjin saling mengenal satu sama lain karena urusan pribadi waktu dulu.

Setelah tau kalau Soobin pindah ke Indonesia dan satu Universitas dengan Hyeji, Hyunjin menyuruhnya untuk bermain. Sekaligus membicarakan sesuatu yang penting. Soobin tentunya tertarik dan tidak menolak.

Lagipula sekalian ngapel katanya sih.

Sementara itu di sisi lain Hyeji menghidupkan kompornya untuk memasak mie instan, Junho yang menyuruh. Hyunjin ada di ruang tengah sedang menonton televisi acara jendela SMP.

"Junooo!" teriak Hyeji dari dapur.

Junho kebetulan ada di ruang sholat pun mengusap dadanya sabar, lagi ngaji dia tuh tapi Hyeji mengganggu terus.

"Junoo woy!" teriak Hyeji lagi. Terkadang Hyeji suka bingung, biasanya Junho paling males makan mie kalau lagi hujan-hujan begini. Pasti Junho lebih memilih tidur daripada makan di malam hari.

Hyeji menghela nafasnya lalu menghampiri Junho. Terlihat Junho sedang membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Hyeji tersenyum tipis, lantas membalikkan tubuhnya dan terkejut saat melihat Hyunjin ikut mengintip.

"Widih rajin juga tuh anak," puji Hyunjin.

Hyeji mendengus. "Iya lah! Emang lo kerjaannya nontonin drama terus!" ketus Hyeji membuat Hyunjin berdecak sebal.

"Dih biarin sih kok lo sewot?" tanya Hyunjin berkacak pinggang.

Hyeji memutar bola matanya malas. "Berisik deh bang! Minggir kek gue mau ke dapur." balas Hyeji mendorong Hyunjin.

Hyunjin cemberut. "Woy!"

"Apa?!" sewot Hyeji.

"Nanti ada temen gue mau main ke sini,"

"Terus gue harus bilang wow sambil jungkir balik?" tanya Hyeji tersenyum sinis.

Hyunjin menggelepak kepala adiknya. "Ganti baju sana! Pake yang sopan. Apaan ini?" Hyunjin melirik pakaian Hyeji dari atas sampai bawah. Hyeji buru-buru menutupi dirinya.

"Wah abang ku mesum yak." cibir Hyeji.

"Mata mu!"

Hyeji menyengir. "Halah palingan juga Felix, Han sama kak Changbin kan? Oh atau kak Lino?" tanya Hyeji menduga-duga.

"Bukan cecunguk! Intinya ganti baju!" perintah Hyunjin tegas.

"Makanya siapa dulu?"

"Soobin." ucap Hyunjin membuat Hyeji terdiam. "Kenal kan?"

This My Boyfriend ; Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang