27. Masa lalu

237 43 1
                                    

Suho mengeluarkan sesuatu dari lemari kerjanya, ia menatap datar kotak berukuran sedang dengan ukiran huruf S & L pada penutup kotak. Suho tersenyum sangat tipis hingga tidak ada yang sadar ia tersenyum atau tidak, tiba-tiba saja satu tetes air matanya jatuh tepat mengenai kotak kayu di hadapannya saat ini. Buru-buru Suho mengadahkan pandangannya ke atas agar air matanya tak berjatuhan.

"Maafin saya, maaf karna saya membunuh kamu sampai anak-anak kamu dendam terhadap Yoonbin, Yohan dan Guanlin. Saya minta maaf." gumamnya dengan suara parau.

Tanpa Suho sadari kalau istrinya mendengar perkataannya dan menutup mulutnya terkejut. Ia sangat takut saat mengetahui kalau Suho adalah seorang pembunuh. Tapi istri Suho tetap menguping setiap ucapan yang keluar dari mulut Suho di balik tembok di dalam ruangan kerja Suho.

Kebetulan istrinya saat itu tengah membereskan barang-barang di sana, dan kemudian ternyata Suho masuk dengan tatapan wajah sendunya.

"Saya sama sekali gak ada maksud buat bunuh kamu, saya.. saya terpaksa." lirihnya.

"Saya emang sahabat gak berguna! Saya bunuh kamu karna butuh uang. Saya benar-benar minta maaf, saya menyesal. Tapi saya tau kalo permintaan maaf saya ini gak berguna dan juga saya gak tau apa kamu maafin saya?" tanya Suho seraya menatap sebuah fotonya bersama seorang laki-laki di sampingnya yang tengah tersenyum bahagia merangkul Suho.

Istri Suho menangis dalam diam menyaksikan suaminya baru kali ini menangis karna rasa penyesalan. Ia tau kalau Suho memang orang yang keras kepala dan tidak pernah mau di bantah setiap ucapannya, dan kini Suho menangis?

"Saya menyesal, Lay."

***

Jihoon menggaruk kepalanya kebingungan, hari ini sahabat-sahabatnya tidak ada yang memulai percakapan sampai Hyunsuk sebagai ketua pun melirik satu persatu sahabatnya dengan tatapan bingung juga. Niatnya sih mau bahas tentang rahasia yang kemarin mereka bicarakan, tapi kurang satu orang karena Hyeji memilih berdiam diri di kelas psikolog.

"Ini kenapa diem-dieman sih?" tanya Jihoon membuka suara.

Yeonjun melirik Yoonbin, Yoonbin melirik Jaehyuk dan Jaehyuk menghembuskan nafasnya kasar. Sebenarnya ada apa sih sampai mereka saling melirik?

"Gue cabut."

"Kebiasaan lo dari dulu gak pernah hilang!"

Yoonbin menghentikan langkah kakinya saat suara Haruto menginterupsi. Haruto bangkit berdiri lalu menghampiri Yoonbin membuat Yoonbin menaikkan sebelah alisnya.

"Ada yang mau gue bicarain sama lo."

Yoonbin menghela nafasnya. "Gue sibuk."

"Gak usah sok sibuk, Bin. Gue benci orang sok sibuk kayak lo apalagi selalu beralasan. Ini masalah penting lebih penting dari ke sok sibukan lo." ujar Haruto dengan suara dinginnya.

Hyunsuk merasa atmosfer di suasana kali ini sangatlah tidak baik, maka dari itu ia pun bangkit berdiri dan menepuk pundak Haruto untuk menenangkannya. Lalu beralih menepuk pundak Yoonbin agar menuruti Haruto.

"Cuma sebentar, Bin." ucap Hyunsuk.

Yoonbin mau tak mau memejamkan matanya dan mengangguk pasrah.

"Yang lain kalo mau ke kelas masing-masing duluan aja, gue ada urusan. Btw Jaehyuk sama Yeonjun ikut gue. Junkyu sekarang lo masuk aja biar masalah ini gue, Jihoon dan Haruto yang urus. Sisanya istirahat ke kelas psikolog nemeuin Hyeji." ujar Hyunsuk panjang lebar. Semuanya mengangguk lantas berpisah karena pergi ke kelasnya masing-masing.

This My Boyfriend ; Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang