TigaPuluh - Kafe Alaska

318 27 0
                                    

Atar hanya terdiam di kelasnya. Padahal kuliahnya sudah selesai beberapa menit yang lalu. Kedua sahabatnya bahkan sudah ke kantin lebih dulu karena Atar yang katanya tidak mau diganggu sama sekali.

Ia kemudian mengotak-atik ponselnya, membuka sosial medianya, lebih tepatnya beralih ke akun instagram. LittleZombi adalah akun yang sedang dipantenginnya. Foto yang ada di sana beberapa kali ia skrol berulang-ulang.

Ia masih tidak menyangka. Lewat pertemuannya dengan pemilik akun tersebut lewat aplikasi dulu. Hingga waktu menumbuhkan  sesuatu di antara keduanya, namun sepertinya masih enggan untuk menyatu.

Lama memantengin akun itu, Atar kemudian beralih pada whatsaap. Senyum miris jelas tercetak di antara bibirnya. Bagaimana tidak, setiap hari ia selalu memberondongi Cinta dengan pesan-pesan dan juga panggilan, tetapi tak ada satu pun yang dibalas maupun diangkat.

Cinta membuktikan ucapannya tempo hari. Ia kembali menjadi Cinta yang belum Atar kenal. Sama seperti yang Atar bilang tempo hari, Cinta berusaha menjauh darinya.

Kosong, sepi, rindu, kehilangan―mungkin kata-kata itulah yang bisa mewakili perasaan Atar saat ini. Tetapi, mungkin ini memang balasannya. Ia sudah melukai perempuan itu teramat dalam. Apalagi kehadiran Tata yang menjadi sumber masalah utamanya, atau mungkin memang hatinya yang sedang bermasalah.

"Pantasan enggak ada di kantin.  Ngelamun di sini rupanya." Atar menoleh ke arah pintu kelas. Tata dengan baju yang berbunga-bunga datang menghampirinya.

"Kamu kenapa malah melamun di sini, sih? Bukannya ikut Dika dan Rangga ke kantin." Dengan hati-hati, Tata duduk di atas meja, tempat tangan Atar bertumpu.

"Lagi enggak mau aja," jawab Atar. Tata tidak percaya. Ia juga heran. Atar tidak seperti dulu lagi menurutnya.

"Bohong banget, sih. Kenapa? Karena Si Cinta itu?" tanya Tata sewot.

Atar menatap Tata. "Jangan mulai, deh, Ta."
Tata menatap Atar sengit. Ia melipat tangannya di depan dada. "Kamu emang sudah berubah, Tar."

Atar menghela napas. Ia menatap Tata lelah. "Aku cuma lagi banyak tugas. Kamu ngertiin, ya?"

Tata memicingkan matanya lalu melompat dari atas meja. "Enggak bohong, kan?"

Untuk meyakinkan Tata, Atar akhirnya mengacak-acak rambut Tata pelan. Ia mengambil tangan kanan Tata dan digenggam dengan erat. "Iya. Aku serius."

Tata terlihat senang. "Ayo, ke Kafe Alaska. Temani aku, ya. Aku mau kerja tugas. Masa baru beberapa hari kuliah di sini, tugas langsung membludak. Kesal aku, tuh," cerocos Tata saat mulai menarik tangan Atar agar segera mengikutinya. Atar memilih diam saja dan mengikuti langkah Tata menuju parkiran.

***

Senyum Cinta mengembang begitu melihat laki-laki bertumbuh tinggi sudah menunggu di depannya. Ia berlari pelan karena sudah membuat laki-laki itu nenunggu sedikit lama karena harus menyelesaikan pekerjaannya lebih dulu.

"Maaf. Aku udah buat Kak Virli nunggu lama," ucap Cinta tak enak.

Virli yang sedari tadi duduk di pos satpam segera berdiri begitu melihat Cinta sudah berada di depannya. "Enggak masalah, kok. Sekalian Kakak istirahat bentaran juga. Capek ngurus mahasiswa," kelakar Virli. Cinta ikut terkekeh lalu mulai memasang helm yang diberikan Virli padanya.

"Ke Kafe Alaska, kan, Dek?" tanya Virli begitu roda motornya mulai berputar.

"Iya, Kak."

C I N T A R A (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang