Dua hari beristirahat dari kerjaan di kantor, kini Cinta kembali masuk untuk bekerja. Dengan langkah malas, ia segera menyibak selimutnya setelah alarm yang ia setel semalam kembali mengaung. Kali ini Cinta tertidur di kamarnya karena Ivo lagi tidak menginap di kontrakannya. Katanya lagi di rumah temannya karena ada urusan kampus.
Dua puluh menit di dalam kamar mandi, Cinta segera bersiap-siap. Blouse yang ia beli kemarin di mall adalah pilihannya kali ini. Wajahnya hanya dipolesin dengan bedak tabur serta liptin yang tidak terlalu mencolok warnanya.
Setelah rapi, Cinta segera memasukkan laptopnya dan barang lainnya ke dalam tas kerja yang selalu ia pakai tiap hari. Mengingat waktu yang semakin memburu, Cinta memutuskan untuk tidak sarapan di kontrakan. Lagipula, ia belum memasak apapun sama sekali. Ia hanya meneguk segelas air putih yang ia pencet dari dispenser.
Baru saja ia akan keluar dari kontrakan, ponselnya berbunyi. Ia mengeceknya terlebih dahulu dan ternyata hanya sebuah notif dari salah satu aplikasi yang akhir-akhir ini suka dikunjungi oleh Cinta.
"Orang aneh itu lagi," gumam Cinta sebelum membaca pesan yang tertulis di sana.
Atara Rajabiandra: Moin, Cintara! Jangan lupa sarapan, loh, karena untuk menerbitkan senyuman yang tulus itu juga butuh tenaga yang ekstra:" Biar nggak judes mulu:)
Senyum Cinta terbit seketika. Ia hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya. Orang aneh menurutnya itu memang selalu mengirimkan pesan ke Cinta dengan pesan absurd dari sejak pertama kali matching lewat aplikasi itu. Meskipun tidak ada tanggapan khusus, namun kehadiran sosok aneh itu di dunia maya menjadi hiburan tersendiri bagi Cinta. Ia sampai berpikir-pikir bagaimana jika sosok itu bertemu langsung dengannya. Cinta menggelengkan kepalanya cepat untuk mengusir apa yang baru saja hinggap di pikirannya. Ia segera memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas lalu memasang helmnya.
"Waktunya kerja lagi! Semangat ... semangat!" ucapnya untuk menyemangati dirinya sendiri.
***
"Pagi, Cin!" Cinta hanya melambaikan tangannya pada Maya. Suasana kantor sudah tampak ramai berarti Cinta memang sedikit telat sampainya.
"Sudah telat saja, Cin!" Lagi-lagi Cinta hanya meringis setelah mendengar ucapan Revan.
"Biasa, gravitasi kasur," balas Cinta lalu menuju meja kerjanya. Cinta kembali mengeluarkan barang-barangnya. Komputer dan laptopnya sudah sama-sama menyalah. Matanya dengan telisik mengamati kedua benda persegi yang menampilkan dua gambar yang berbeda itu. Kepalanya sudah terasa mumet apabila diperhadapkan dengan dua deadline kerjaan secara bersamaan. Belum lagi desakan-desakan dari para kostumer.
"Damn!" umpat Cinta pelan setelah laptopnya kembali eror. Padahal desain itu sudah mendekati sempurna. Kejadian seperti ini sudah kerap kali mengikuti Cinta apabila sedang bekerja seperti ini. Harusnya Cinta sudah membeli laptop baru. Laptop yang ia pegang sekarang sudah tua umurnya.
Cinta menyandarkan punggungnya sambil memijat pelan kepalanya. Terpaksa ia mengulang dari awal desain itu. Ia kembali menyambungkan flashdisk yang berisi file itu ke komputer yang sedang ia gunakan untuk menyelesaikan desain lain.
Satu hal yang Cinta tidak suka adalah adanya kostumer yang rewel. Ingin desain yang kayak gini atau itu tetapi budget yang ia tawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan dari apa yang mereka minta. Otak Cinta harus berpikir lebih keras, bagaimana menciptakan desain yang sesuai dengan keinginan kostumer dengan budget yang ada. Meskipun pada akhirnya ada saja kostumer yang masih saja memperdebatkan. Harusnya mereka juga sadar, semakin bagus suatu bangunan maka budget yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Giliran di-press sesederhana mungkin, malah ada yang bilang tidak becuslah, desainer tidak profesionallah, dan banyak lainnya. Memikirkan itu membuat kepala Cinta bertambah pening.
![](https://img.wattpad.com/cover/215437308-288-k523788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
C I N T A R A (Selesai)
RomanceWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!!! ~~~~~ Cinta menyandarkan dagunya di atas bahu lelaki yang sedang ia peluk pinggangnya itu, merasakan angin yang berembus melawan mereka berdua saat motor itu melaju. "Di kota yang seluas ini, aku nemuin kamu. Kita ber...