Bab Tujuh - Setelah Udahan (tiga- aplikasi)

580 84 2
                                    

Nyari jodoh itu gampang. Sesimpel swipe it right doang. Yang susah itu kalau emang nggak mau buka hati.

~Ivo

***

"Makan di kontrakan lo aja, Cin. Ini kayaknya mau hujan deras." Cinta menoleh ke arah Ivo yang masih setia duduk di atas jok motor.

"Katanya makan di sini, " ucapnya lalu ia kembali membaca daftar menu yang ada di menu-list.

"Bungkus ajalah. Sekalian, kan, buat makan malam. Lagian ini bentaran lagi jam tujuh," ucap Ivo yang sudah menyusul Cinta ke dalam warung yang letaknya tak jauh dari gereja itu. Mereka baru saja pulang ibadah sore dan selesainya memang menjelang makan malam. Mereka berdua memutuskan untuk singgah di warung makan terlebih dahulu.
"Oke. Lo mau pesan apa?" tanya Cinta.

"Lo masak nasi di kontrakan, kan?"tanya Ivo balik.

"Iya. Tadi udah sebelum berangkat ke gereja."

"Ya, udah. Pesen lauk aja kalau gitu. Gue mesen ayam bakar cabe ijo paket komplit, dah."

Cinta mengangguk, "Samain aja kalau gitu."

Sembari menunggu pesanan, mereka berdua duduk di bangku panjang yang ada di depan warung itu. Angin berembus sedikit kencang. Sepertinya memang akan hujan deras.

Cinta merekatkan kardigannya sambil matanya terus menelusuri jalanan sekitar sedangkan Ivo sibuk dengan ponselnya.

Matanya tiba-tiba menangkap pemandangan yang membuat matanya seketika terpaku.

"Vo, lo lihat, deh, cowok yang ada di depan sana," kata Cinta menunjuk objek yang dia maksud.

"Lo kenal dia?" tanya Ivo menyipitkan matanya menatap Cinta.

Cinta sontak menggelengkan kepalanya. "Enggaklah, Vo. Kenal darimana coba. Tuh, cowok yang gue cerita tadi pas di kontrakan."

"Yang di starbuks itu? Gue nggak bisa lihat jelas mukanya, sih," tanya Ivo memastikan.

"Hooh." Cinta kembali memerhatikan setiap pergerakan cowok aneh itu. Cowok itu menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum keluar dari area pom bensin.

"Eh, kayaknya dia mau ke sini, deh, Vo," ucap Cinta langsung berdiri.

"Lah. Lo kenapa salting gitu?" tanya Ivo.

"Gue malas kalau mau ketemu dia lagi. Tuh, kan... dia emang mau ke sini."

Ivo hanya merasa aneh dengan sikap refleks Cinta yang menurutnya sangat berlebihan.

"Belum tentu juga dia bakal ingat lo kali. Berlebihan banget." Ivo menarik Cinta agar kembali duduk. Laki-laki yang dimaksud Cinta itu memarkir motornya tepat di samping motor Ivo.

Cinta menundukkan kepalanya, pura-pura sibuk dengan ponsel. Yang jelas dia hanya menggeser-geser folder yang ada di ponselnya tanpa dibuka.

"Ivo! Tumben lo nangkring di sini." Cinta rasanya ingin segera kabur. Jangan-jangan laki-laki itu mengenal Ivo. Oh, my God!

"Hahaha... jadi lo cowok yang temen gue maksud, Tar?" tanya Ivo sebelum ber-high-five dengan laki-laki yang dipanggilnya Tar itu.

"Maksud lo?"

"Ini temen gue." Cinta segera menyikut pinggang Ivo. Benar dugaannya kalau laki-laki itu mengenal Ivo. Cinta menatap laki-laki itu yang tersenyum manis padanya. Astaga!

"Ohhh... jadi cewek cantik ini temen lo, Vo?"

"Yoi. Dan lo laki-laki aneh, absurd, dan sok tahu menurutnya."

C I N T A R A (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang