Happy reading!🌌
Dion masih setia mendampingi Keana sedari Keana sadar. Mereka telah mengetahui keadaan Kenan cukup parah. Kini mereka sedang berada didalam kamar rawat Kenan.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi, tadi Pak Parto mengirimkan baju untuk Keana dan Dion lalu pamit kembali untuk menjaga rumah.
"Na.." panggil Dion.
Keana hanya mendongak menatap Dion lalu kembali menunduk. Tampilannya sudah lebih baik sehabis mandi.
Keana kembali menatap lantai dibawahnya. Pikirannya kosong, raganya entah dimana. Otaknya penuh dengan Kenan. Ia takut hal yang dulu terjadi pada Marcel kini terjadi lagi pada kembarannya.
"Jangan gini Na" ujar Dion dengan suara lemah.
"Gue takut" hanya itu yang Keana ucapkan setelah itu kembali menangis.
"Kenan kuat, lo harus percaya itu. Nanti kita cari tau penyebabnya, jangan nyiksa diri sendiri. Gue takut" jelas Dion.
Keana mendongak lalu tersenyum. Setidaknya ia masih mempunyai Dion yang selalu membuatnya merasa tenang.
"Makasih Yon" ucap Keana tulus. Dion membalasnya dengan senyuman lalu mengecup puncak kepala Keana tulus.
Suara pintu terbuka menampakkan seorang gadis seusia Keana, Dion sempat mengernyit. Keana berlari menuju perempuan itu lalu memeluknya dan kembali menangis.
"Lala.... Hiks..." hanya itu yang Keana ucapkan, ia terlalu tak kuasa harus menceritakan semuanya.
"Tenangin diri lo Na, kita semua tahu, Kenan orang yang kuat" Lala membawa Keana duduk lalu tatapannya beralih pada Dion.
"Lo!" ucap mereka berbarengan.
Keana mengangkat kepalanya dari pelukan Lala.
"Dia sepupu gue" jawab Lala seakan tahu apa yang Keana pikirkan. Setelah itu Keana kembali memeluk Lala.
"Gue nitip Keana dulu, lo udah sarapan?" tanya Dion kepada Lala. Lala mengangguk.
Setelah itu Dion membisikkan sesuatu yang membuat Lala tersenyum."Nanti ceritain tentang Kea ke gue ya"
Setelah mengatakan itu Dion meninggalkan dua perempuan itu untuk pulang dahulu lalu kembali membawa sang ibunda untuk menenangkan Keana. Siapa tahu dengan adanya orang tua Keana bisa lebih tenang.
***
Sekitar tiga puluh menit Dion kembali dengan membawa sarapan untuk Keana. Ia tidak sendiri, Dion membawa sang ibunda."Kenalin Na, bunda gue" ujar Dion memperkenalkan bundanya
"Kamu anak yang cantik dan kuat" ujar ibu Dion.
"Makasih tante" jawab Keana.
Dion memberikan bubur ayam yang tadi ia beli didepan Rumah Sakit.
"Makan dulu Na" titahnya. Keana mengangguk lalu memakan sarapannya hingga habis.
Dion dan Lala ijin keluar, meninggalkan Keana dan ibunya berdua.
"Bunda udah dengar semua tentang kamu, kamu bisa panggil bunda sama kaya Dion, kembaran kamu juga lelaki yang kuat. Siapa namanya?" tanya bunda Dion
"Kenan bunda" jawab Keana, sungguh ia merindukan sosok ibunya.
"Sini peluk bunda" ucap bunda Dion sambil merentangkan tangannya.
Keana langsung memeluk bunda Dion lalu menangis lagi ini yang ia butuhkan dari tadi. Pelukan seorang ibu, Dion selalu mempunyai cara untuk membuat Keana bahagia, ingatkan ia untuk hal itu. Agar Keana yakin untuk menyerahkan seluruh hatinya untuk Dion.
"Ana takut bunda" lirih Keana.
"Dia orang yang kuat, sama seperti kamu"
Jawab bunda Dion"Terima kasih" ujarnya dengan tulus.
Dalam hati Keana berterima kasih kepada Dion sudan mau mengenalkan bundanya dengan Keana, Dion ya Dion, selalu mempunya cara untuk membuat Keana merasa aman, nyaman dan bahagia.
Terima kasih sayang. Batin Keana dalam hati.
Holaaa, sebelumnya author ingin menyampaikan terima kasih untuk yang telah mengikuti kisah ini. Akan ada banyak part part seru lainnya. Promosi kan cerita ini kepada teman teman kalian juga yaaaa
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri 😉😉⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI (COMPLETED)
Teen FictionKamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini, tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang. Judul awal : Izinkan Aku Masuk daripada penasaran mending langsung baca gaissss