22. Kenapa Dia Kembali?

104 7 0
                                    

Happy Reading! 😉

Hari ini seperti biasa Keana berangkat bersama Dion. Didalam mobil Dion hanya ada kehenigan yang terjadi. Dion masih enggan mengajak Keana berbicara, apalagi setelah kejadian semalam. Keana tiba tiba menariknya dan memaksa ingin pulang. Dion mencoba mengerti, Keana butuh waktu.

Tapi sampai kapan?

Tidak terasa mereka kini sudah ada di parkiran. Mereka keluar dari mobil Dion, Dion langsung menautkan jarinya dengan jari Keana. Banyak pasang mata yang menatap Keana dan Dion. Seorang Dion yang sangat pecicilan dengan Keana seorang perempuan yang jarang dekat dengan lelaki kecuali kembarannya.

Keana berjalan dengan tatapan yang lurus kedepan sama seperti Dion. Namun langkahnya tiba tiba terhenti saat dari arah berlawanan ada seseorang yang sangat ia kenal.

Lelaki itu menghampiri Keana lalu memeluknya dengan erat, tak peduli dengan Dion yang sudah mengeraskan rahangnya. Dion cemburu, tentu saja. Apalagi tak ada reaksi perlawanan dari Keana. Ia memutuskan tautan jari mereka lalu melenggang pergi tanpa sepatah kata pun. Di persimpangan koridor ia bertemu dengan Kenan. Dion menatap Kenan, hanya sejenak lalu menunjuk Keana dengan dagunya. Lalu pergi tanpa sepatah kata.

Kenan melihat ke arah tunjukan Dion. Rahangnya mengeras. Ia sudah peringatkan laki laki itu agar tak muncul dihadapan Keana. Namun apa?, ia menghancurkan pertahanan Keana selama ini. Terbukti dari punggung Keana yang bergetar sudah bisa dipastikan bahwa kembarannya itu kini menangis.

Keana sangat merindukan orang yang ada didepannya. Ia sadar Dion sudah pergi. Semoga saja Dion mengerti keadaannya. Biarkan kali ini ia egois, menerima pelukan laki laki didepan kekasihnya sendiri.

Tak lama ada yang menarik bahu Keana.

"Masuk" titahnya dingin. Keana mengangguk walau berat. Jika Kenan sudah berucap dingin tandanya ia tak ingin dibantah.

Setelah Keana pergi, tanpa aba aba Kenan langsung meninju rahang lelaki tadi. Lelaki itupun diam tak melawan. Ia sadar ia salah. Biarakanlah kali ini Kenan menghabisinya dengan puas. Anggap saja ini sebagai permohonan maafnya terhadap Keana.

Kenan terus saja meninju wajah lelaki itu hingga meninggalkan jejak berwarna ungu. Tak sampai disitu, Kenan juga meninju perut serta menendang badannya. Lelaki itu sudah terkapar ia lalu dibantu Alwi berdiri dan digiring menuju UKS.

Kenan pergi tanpa sepatah katapun. Tyo dan Andra mengikuti Kenan dari belakang. Sebenarnya mereka sedikit ngeri. Kenan yang biasanya irit bicara kini terlihat murka.

******

Hari ini kelas Keana sedang freeclass. Ia berniat menjelaskan semuanya kepada Dion. Namun ia jadi ragu. Sejak tadi Dion tidak memberikannya pesan. Ia melipatkan tangannya dimeja dan menenggelamkan kepalanya.

Oca yang melihat Keana seperti itupun dibuat bingung. Tak biasanya Keana seperti itu. Keana memang jutek, tapi tatapannya kali ini terlihat putus asa.

"Na, kenapa?" tanya Oca.

Keana mengangkat kepalanya. Ia langsung memeluk Oca. Ia menangis kembali. Oca yang tak sigap pun hampir saja terjungkal. Sebenarnya Oca bingung dengan Keana. Terlebih tadi Keana masuk tanpa Dion dan matanya terlihat sembab.

Oca mengelus punggung Keana bermaksud menenangkan.

"Kenapa dia kembali?" tanya Keana lirih. Oca menajamkan pendengarannya untuk kembali mendengarkan. Siapa tahu Keana akan berbicara padanya yang bisa ia jadikan petunjuk.

"Kenapa dia kembali saat gue udah mulai lupain dia?" tanya Keana lagi. Oca semakin Bingung.

"Satya"

Deg

Oca tahu, nama itu sangat berpengaruh terhadap Keana sekarang. Walaupun Oca tak tahu cerita sepenuhnya, tapi ia benar tahu bagaimana Keana membuat pertahanannya seperti sekarang. Lalu dengan seenak jidat ia datang lagi, menghancurkan benteng kokoh Keana dan hubungan Keana dan Dion.

Oca sungguh geram, ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan membiarkan Keana melihat Satya.

****

Di kelas Dion kini sedang ada guru sosiologi yang sedang menjelaskan materi. Tak sedikit dari mereka yang terkantuk kantuk. Berbeda dengan Dion, pikirannya melayang terhadap kejadian tadi. Ia masih berusaha berpikir jernih. Namun nihil, ia sudah dibutakan dengan rasa cemburu. Ia kali tidak akan dulu mengganggu Keana dan membiarkan Keana menyelesaikan semuanya. Ia tak ingin ikut campur, Dion sadar akan posisinya sekarang.

Jika nanti pun ia harus pergi. Setidaknya ia senang. Sangat senang. Bisa menjalani hubungan dengan Keana, dan sempat menjadi alasan Keana tersenyum.



Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣

NADI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang