Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣
Hari ini Dion berencana untuk mengunjungi Keana kembali dengan membawa adiknya Naya. Namun sedari tadi ia dibuat menganga dengan Naya yang membawa dua koper besar bergambar kuda poninya yang tak lain tak bukan isinya adalah mainan dan juga boneka milik Naya.
"Nay, kita mau ketemu pacar abang bukan mau pindah rumah" katanya memelas. Sedangkan Naya hanya menjawab seadanya.
"Kalo bosen sama satu, nanti bisa ganti sama yang lain" ucapnya enteng.
"Bunnn" ucapnya memelas meminta bantuan pada Iren.
"Naya sayang, bawa mainannya satu aja ya" bujuk Iren.
"Gak mau bunaaa" ucap Naya kekeh dengan mata berkaca kaca. Mau tak mau Dion pun mengangguk lesu. Ia segera mengangkat dua koper itu ke jok belakang dan membantu Naya untuk duduk disampingnya.
"Kita pamit bun" ucap Dion seraya menyalimi Iren. Iren mengangguk sambil tersenyum.
"Dadah bunaaaa" ucap Iren sambil menggerakan tangannya kekanan kekiri.
*****
"Bang, nanti beliin Nay susu ya?" pinta Naya.
"Dirumah pacar abang banyak eskrim, nanti kamu minta aja" ucap Dion ngasal.
"Oke" jawab Naya.
*****
Dion dan Naya beserta dua koper besar Naya sudah ada didepan pintu rumah Keana, ia sungguh gugup. Tak apa jika nanti Keana mengusirnya, tapi Naya? Gadis kecil itu pasti akan merasa tersakiti nanti. Dion memencet bel rumah Keana, tak lama kemudian pintu dibuka menampakan sosok Keana yang akhir akhir ini sangat mengkhawatirkan. Matanya sembab, wajahnya pucat dan tubuhnya yang kian kurus.
Keana menatap Dion sebentar, ia sejujurnya rindu, ia ingin segera berhambur kedalam pelukan Dion. Tapi ia takut, ia takut lagi jatuh terlalu dalam. Ia tak ingin saat Dion pergi dirinya malah semakin mencintai pria itu.
"Pagi Ya" sapa Dion canggung. Keana hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Dion sedikit lega melihatnya, setidaknya mungkin untuk saat ini Keana tidak menatapnya dengan tatapan kecewa dan juga terluka. Mungkin.
"Hay kakak cantik" sapaan itu membuat Keana mengalihkan pandangannya. Ia berjongkok untuk mengsejajarkan tingginya dengan anak itu. Keana mengelus pipi gadis kecil itu lembut. Satu butir air mata lolos begitu saja. Mungkin jika keluarganya masih utuh ia juga akan mempunyai adik. Hal itu tentu saja membuat abang dan adik dihadapannya bingung.
"Aku nakutin ya?" tanya Naya polos dengan mata berkaca kaca. Setahunya jika seseorang melihat orang lain sambil menangis maka orang itu sangat menakutkan. Dan apakah Naya terlihat menakutkan bagi pacar kakaknya tersebut. Keana menggeleng, ia menarik Naya kedalam pelukannya.
"Kakak ingat sama adik kakak aja. Kalau dia masih ada pasti dia cantik kaya kamu" ucap Keana. Dan itu sontak membuat Naya mendongak.
"Adik kakak mana?" tanya Naya polos, sungguh ia sangat senang akan mendapatkan dua teman sekaligus. Namun tatapan Keana yang berubah menjadi sendu membuatnya mengernyit.
"Adik kakak udah meninggal sebelum ia melihat dunia" ucap Keana lirih namun masih bisa didengar oleh keduanya.
1
2
3
"Gue tolol banget anjiing!!!" maki Dion pada dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa lupa dengan itu semua. Bodoh, Dion sangat Bodoh. Namun hal itu hanya dapat ia lakukan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI (COMPLETED)
Novela JuvenilKamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini, tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang. Judul awal : Izinkan Aku Masuk daripada penasaran mending langsung baca gaissss