Jangan lupa tinggalkan vote dan komen 😉😉
Setelah berkunjung kemakam adiknya Dion berniat untuk menemui Keana dan menjelaskan semuanya. Ia sudah menyiapkan batin maupun fisik untuk menghadapi Kenan yang sewaktu waktu akan menyerangnya lagi.
Dion berdiri dihadapan pintu yang menjulang tinggi, mememcet bel. Seorang laki laki membukakan pintu, Dion sudah menyiapkan badannya untuk menerima serangan Kenan.
"Ana dikamarnya, lo langsung aja." ucap Kenan.
Dion sebenarnya cukup kaget dengan respon Kenan, namun tak urung ia tetap mengangguk.
Ia menapaki satu persatu tangga untuk menuju kamar Keana, mencoba membuka pintu dan
Yap
Tidak dikunci. Ia membuka pintu secara perlahan, matanya menelisik ruangan kamar Keana. Tak ada siapapun. Ia melangkah maju, melihat sosok bayangan perempuan sedang duduk dibalkon dengan pandangan lurus kedepan. Ia membuka jaketnya dan langsung menyampirkannya pada bahu Keana. Tak ada respon apapun.
"Masuk Ya, disini dingin" ucap Dion lembut.
Keana langsung melangkah gontai menuju tempat tidur dan duduk bersandar pada pinggiran kasur. Kepalanya mengadah keatas dengan mata terpejam.
"Udah makan?" tanya Dion sambil mengusap pucuk kepala Keana.
"Masih dendam?" tanya Keana parau yang masih tetap pada posisinya. Dion hanya diam, ia menunggu Keana untuk berbicara kembali.
Namun nihil, setelah dua puluh menit hanya ada keheningan yang terjadi diantara keduanya. Dion melirik jam dinakas samping tempat tidur Keana. Pukul setengah sepuluh malam.
Dion merasakan Keana bergerak disampingnya, gadis itu merubah posisinya menjadi berbaring kearahnya namun masih dengan mata terpejam.
"Tidur Ya" ucap Dion lembut sambil mengelus puncak kepala Keana. Keana membuka jaket yang Dion berikan dan mengembalikannya kepada pemiliknya. Dion menerimanya dengan satu tangan lainnya yang bebas, tangan kanannya ia gunakan untuk terus mengelus kepala Keana. Setelah dirasa Keana tidur Dion mengecup kepala Keana.
"Jangan lama lama kaya gini, aku gak sanggup. Aku sayang kamu" setelah mengucapkan itu Dion segera beranjak.
Keana membuka matanya setelah dirasa Dion menjauh. Tubuhnya bergetar menahan isakan yang akan keluar.
"Kalau beralaskan dendam, kenapa bisa semanis itu Yon?" ucapnya dengan suara parau.
****
Dion telah sampai dirumahnya, ia membuka pintu. Terlihat seorang gadis kecil berusia lima tahun berlari menghampirinya namun ia langsung mengadahkan kedua tangannya kedepan untuk menahan."Yahhh abang, Naya kangen" ucap gadis itu dengan mata berkaca kaca.
"Abangnya kotor, nanti Naya ke kamar abang aja oke?"
"Oke bang" ucap naya menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membentuk lingkaran.
****
Sesampainya di kamar bernuansa navy tersebut Dion langsung bergegas membersihkan tubuhnya.Lima belas menit kemudian ia selesai dengan ritual mandinya, mengambil celana boxer dan t shirt polos berwarna maroon. Terdengar pintu kamarnya diketuk, menampakkan gadis kecil berusia lima tahun. Dion memberi kode untuk mendekat kepada Naya.
"Abaaanggg" rengek Naya.
"Kenapa?" tanya Dion sambil membantu Naya naik keatas kasur king size miliknya.
"Abang udah gak sayang ya sama Naya?" tanya gadis kecil itu.
"Abang pulangnya kenapa malam terus?" tanyanya lagi.
"Naya gak ada temen baaangggg hiks" pecah sudah tangis adiknya tersebut.
"Sssstttt" Dion membawa Naya untuk duduk dipangkuannya.
"Abang akhir akhir ini banyak urusan sayang" kata Dion sambil mengelus kepala Naya.
"Tapi kan hiks biasanya abang suka nemenin Naya main, hiks sekarang. Boro boro, hiks Naya baru bangun aja abang hiks udah pergi kata buna" ucap Naya sesenggukan.
"Maafin abang ya sayang, gimana kalau besok Naya temenin abang kerumah kakak cantik?" tawar Dion. Naya mendongak dengan mata berbinar.
"Beneran? Gak akan ninggalin kan?" tanyanya memastikan.
"Iya abang janji"
"Yeeeeee!!!" sorak Naya. Dion hanya tersenyum melihat kegembiraan adiknya itu, semoga saja dengan bantuan Naya, Keana akan mau diajak baikan.
Terdengar suara pintu diketuk lagi, kali ini adalah seorang wanita berusia empat puluhan namun sangat awet muda menghampiri keduanya.
"Nay, udah malem. Tidur ya" titahnya.
"Bunaa, Naya besok mau ikut abang ketemu kakak cantik. Boleh kan?" tanyanya. Iren hanya mengangguk menanggapinya.
"Sekarang Naya tidur ya" titahnya lagi.
"Siap bunda, bye abang" setelah itu Naya pergi ke kamarnya yang ada disebelah kamar Dion untuk tidur. Tersisa Dion dan Irene.
"Kamu ada masalah apa Bang?" tanya Iren.
Dion hanya menggeleng, namun tatapan matanya berubah jadi sendu.
"Bunda udah rawat kamu sejak kamu satu tahun, bakal susah buat kamu buat bohongin bunda" ucapnya lembut sambil mengusap kepala Dion.
"Abang udah nemuin anaknya om Raka" ucap Dion lirih.
"Sejak kapan?" tanya Iren penasaran.
"Awal pertama masuk kelas dua belas" jawab Dion.
"Kamu masih mau terusin rencana kamu?" tanya Iren ragu. Dion hanya menggeleng.
"Abang jatuh cinta sama dia" ucapnya pelan.
"Apa salah bun?" tanyanya sambil menatap ibunya tersebut. Iren hanya tersenyum simpul menatap putra sulungnya tersebut.
"Kamu gak salah, cinta datang tanpa diduga sayang" ucap Iren, Dion sedikit tersenyum menanggapinya.
"Tapi dia udah benci Abang, dia udah tau rencana abang" ucapnya lirih, pandangan Dion kembali menerawang kedepan, memikirkan bagaimana kelanjutan kisah cintanya dengan gadisnya.
"Kamu udah coba jelasin?" tanya Iren. Dion menggeleng lesu.
"Tapi dia gak mau bicarain ini dulu kayanya, setiap abang tanya ia selalu balik tanya "apa kamu masih dendam" selalu gitu bun" ucap Dion pasrah.
Iren mengelus punggung putranya tersebut sambil tersenyum menenangkan.
"Dia butuh waktu buat terima semuanya" ucapnya, Dion pun hanya tertunduk pasrah, ia menyesal tidak menjelaskan tujuannya sedari awal, Keana pasti berpikir setelah ia mengikhlaskan kepergian Marcel maka Dion akan meninggalkannya.
"Bunda kebawah dulu ya, jangan tidur malem malem. Jangan sampe Ana liat mata kamu kaya panda" ucapnya, setelah itu Iren meninggalkan Dion sendirian dikamarnya, Dion mulai berbaring. Fisiknya lelah, apalagi batinnya. Perlahan Dion mulai memejamkan matanya dan menuju alam mimpinya.
Holaaaa,,, sebelumnya mau ngucapin terima kasih buat yang selalu setia baca cerita absurd ini. Mungkin setelah tamat cerita ini akan direvisi baik dari segi tata bahasa, tanda baca maupun jalan cerita.
See u next chapter😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI (COMPLETED)
Teen FictionKamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini, tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang. Judul awal : Izinkan Aku Masuk daripada penasaran mending langsung baca gaissss