Happy Reading!!!
Kali ini Dion telah memantapkan hatinya untuk mengutarakan perasaannya pada Keana. Entah apa nanti respon dan jawaban gadis itu, yang penting ia telah berusaha. Begitu pikirnya.
Hari ini Dion mengajak Keana untuk menemaninya ke Taman, entah dalam rangka apa namun Keana hanya ikut saja, ia percaya Dion tidak akan macam macam, kalaupun Dion macam macam, kan masih ada Kenan yang dengan senang hati membuat Dion babak belur jika laki laki itu macam macam dengan kembarannya.
"Na, mau sesuatu gak?" tanya Dion, sejak mereka sampai lima belas menit lalu, tak ada yang memulai membuka obrolan, mereke sibuk dengan pikirannya masing masing.
"Es krim kayanya enak" seru Keana semangat.
"Oke, lo tunggu disini ya, jan kemana mana, ntar gue susah nyarinya" seru Dion kemudian.
Keana menatap sekelilingnya, mulai dari remaja, anak anak, hingga lansia pun ada di Taman tersebut. Tatapannya jatuh pada seorang ibu ibu dengan laki laki seusianya, ia jadi memikirkan. Sudah lama ia tidak mengunjungi ibu temannya sekaligus ibu tirinya yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri itu.
Lamunannya buyar saat didepannya ada satu cone es krim, dengan cepat ia mengambilnya.
"Makasih" seru Keana
"Sama sama" jawab Dion.
Setelah itu tidak ada lagi yang membuka obrolan. Keana sibuk memakan es krim nya dengan melihat lihat sekitar sedangkan Dion ia sudah menyenderkan kepalanya dibahu Keana.
Setelah es krim keduanya habis, Dion kembali menegakkan tubuhnya, ia menarik lengan Keana untuk menghadapnya
"Na" panggil Dion dengan menatap Keana tepat dimanik matanya.
"Hm" jawab Keana seadanya.
"Gue tau ini terlalu cepet, gue juga tau lo belum bisa nerima gue, tapi gue pengen nyatain ini" Dion menghembuskan napasnya gusar.
"Lo jadi pacar gue ya?!" entah itu pertanyaan atau apa Keana tak mengerti, keana sempat diam, ia menelisik manik mata Dion, Dion yang diperlakukan seperti itu langsung gelagapan.
"Kalo lo gak~" ucapan Dion terpotong saat Keana menempelkan telunjuknya pada bibirnya.
"Iya gue mau" jawab Keana mantap
1
2
3
"ALHAMDULILLAH YA ALLAH, RAJA DION YANG GANTENG INI UDAH MENEMUKAN RATUNYAA!!" sontak saja teriakan Dion yang menggelegar membuat semua orang menatap ke arahnya.
Sesaat kemudian ia melihat Keana yang menunduk, pipi gadisnya itu kini merah bagaikan kepiting rebus.
"Na, serius kan?" tanya Dion memastikan, ia baru sadar, siapa tahu tadi ia salah dengar. Anggukan Keana membuat ia tersenyum lebar, ia menarik Keana kedalam dekapannya, sangat erat. Membuat Keana kesulitan bernapas.
"Makasih Na, makasih banget" ucap Dion, sementara Keana tak bergeming ia masih mencari udara disekitarnya, sadar dengan apa yang dilakukannya, ia mengurai pelukannya dan melihat Keana yang sedang menghirup udara dengan rakus.
"Hehe, maaf Na. Kesenengan" ucap Dion sambil cengengesan.
"Iya gapapa" jawab Keana seraya tersenyum manis.
"Sekarang kita pulang ya, udah sore" lanjut Keana, Dion sempat memberenggut kecewa, namun ia tahu, Keana adalah perempuan yang sangat dikekang oleh kembarannya, entah apa alasannya, namun Dion yakin, Kenan melakukan itu untuk kebaikan gadisnya juga.
Dion menarik lengan Keana dengan semangat, sementara Keana mengikut dibelakangnya.
Semoga lo orang yang tepat yon. Keana membatin.
****
"Nape lu senyam senyum?" tanya Kenan, sejak pulang bersama Dion tadi wajah Keana terlihat sangat bahagia.
"Dion nembak gue, terus gue terima" ucapnya datar, padahal hatinya menjerit senang.
Mereka tak pernah menyembunyikan apapun dari keduanya, namun tetap saja itu membuat Kenan kaget dan tersedak minumnya sendiri. Dengan segera Keana menuangkan air putih dan memberikannya kepada Kenan."Jangan mati dulu lah Nan, belum siap gue" wajah Keana mendadak lesu.
"Hush, ngomongnya" sergah Kenan cepat.
"Tapi bener lo jadian sama orang gaje kaya dia?" lanjutnya. Keana pun mengangguk. Awalnya Kenan sempat ragu, namun melihat Keana sangat bahagia membuat ia sedikit yakin kalau Dion adalah orang yang tepat.
"Semoga dia orang yang tepat ya Na" ucap Dion seraya mengelus puncak kepala Keana.
"Gue juga berharap gitu Nan" jawab Keana.
"Kalo ada apa apa lo cerita sama gue ya" suruh Kenan, Keana pun mengangguk.
Malam ini tak akan ia lupakan seumur hidupnya, malam dimana ia memberikan separuh hatinya untuk lelaki pecicilan bernama Aldion Samudra. Baru separuh, dan Keana akan belajar untuk memulai semuanya bersama Dion.
"Aku seneng hari ini Cel" gumam Keana, setelah itu ia memejamkan matanya dan mulai menjemput mimpinya.
Hayyy selamat datang kembali di part absurd yang kesekian kalinya.
Jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI (COMPLETED)
Novela JuvenilKamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini, tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang. Judul awal : Izinkan Aku Masuk daripada penasaran mending langsung baca gaissss