Happy Reading! 😉
Keana sudah sangat bosan mendengarkan penjelasan guru biologi yang bicaranya seperti kumur kumur itu. Ia melihat Oca disampingnya, Oca sudah menelungkupkan kepalanya kedalam kedua lipatan tangannya.
Pikiran Keana melayang pada kejadian di koridor tadi. Ia sempat berpikir tidak akan bertemu lagi dengan Satya. Namun apa sekarang? Satya datang, menghancurkan benteng kokoh pertahanan Keana yang sudah ia bangun dengan susah payah.
Satu sisi ia merasa senang, mungkin ia bisa kembali dengan Satya dan menjalin hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Tapi Dion?, Dion yang membuat Keana seperti ini sekarang, Keana pun merasa bingung, ia senang saat Satya memeluknya, namun satu sisi hatinya sakit saat Dion melepaskan genggaman tangan mereka dan pergi begitu saja.
Kringggg!!!!
Akhirnya, penjajahan selesai. Keana langsung memasukkan alat tulisnya kedalam tas. Ia melirik Oca, Oca sudah kembali dengan wajahnya yang kembali segar.
"Giliran bel aja seger" gerutunya dalam hati.
"Na, kantin?" tanya Oca.
Keana hanya menanggapi dengan anggukan. Tak sengaja ekor matanya melirik kearah pintu, disana ada Dion. Mereka sempat saling bertatapan, sampai akhirnya Dion memutuskan kontaknya terlebih dahulu. Hati Keana mencelos, tidak biasanya Dion seperti ini. Dion yang hangat, yang selalu menggandengnya ke kantin. Yang selalu memberikan tatapan tajam pada lelaki yang memandang Keana dengan tatapan kagum. Tapi kini, Dion seakan memberikan Keana jarak. Dion terlihat menjaga jaraknya dengan Keana.
"Na, ayo!" ajakan Oca membuyarkan lamunan Keana.
Mereka berjalan beriringan ke kantin sambil sesekali mengobrol. Keana hanya memberikan anggukan atau senyuman sebagai respon. Sesampainya di kantin mereka duduk ditempat biasa. Disana sudah ada Kenan, tatapan Keana terpusat pada Kenan. Tampak sekali Kenan yang sedang mati matian menahan amarahnya. Keana sebenarnya ngeri, tapi mau bagaimana lagi. Jika ia pindah maka Kenan tak segan segan akan menarik Keana untuk duduk ditempat biasa.
"Mau pesen apa?" tanya Oca.
"Susu kotak aja, yang full cream" ujar Keana sambil memberikan uang sepuluh ribu rupiah.
'Dua'? Tanya Oca sambil mengangkat hari tengah dan telunjuknya. Keana hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelahnya Oca pergi untuk memesan makanan. Dimeja itu hanya ada keheningan yang terjadi. Tyo dan Andra fokus pada handphone keduanya. Alwi, ia sedang duduk bersama adik kelas, mungkin korbannya yang selanjutnya. Kenan, ia masih mengatupkan bibirnya.
Pandangan Keana kini beralih pada pintu masuk kantin, seseorang menghampiri Keana dan memberikan satu bungkus bubur ayam. Sepertinya ia tadi memanjat tembok belakang. Terlihat dari bubur ayam yang ia bawa, Keana tahu ini adalah bubur ayam yang ada di perempatan dekat sekolah mereka. Dion memberikannya pada Keana, ia sempat tersenyum sambil mengelus puncak kepala Keana.
Setelah itu ia kembali lagi keluar pintu kantin, Keana sempat ingin mengejar namun tangannya tiba tiba dicekal oleh seseorang dibelakangnya.
"Gue ikut disini ya?" tanya nya, namun belum juga Keana menjawab. Orang itu sudah duduk disamping Keana.
"Gatau malu banget lo" sinis Kenan.
Keana hanya menatap Kenan tajam yang dibalas dengan tatapan tajam pula.
Tak lama Oca datang membawa pesanannya dan pesanan Keana. Keana mengambil pesanannya. Ia menggenggam satu susu kotak yang ia pesan tadi, ini adalah minuman kesukaannya dengan Dion. Tadinya ia ingin memberikan satu pada Dion, namun Dion pergi begitu saja sebelum Satya datang.
Tunggu!
Apa tadi Dion tahu ada Satya dibelakang, apa Dion tahu Satya menggenggam tangannya.
Ia segera meninggalkan tempat itu dan mulai mengejar Dion. Tak lupa ia membawa bubur dan susu yang ia pesan tadi. Hanya ada satu dalam pikirannya kini, taman belakang sekolah. Genggaman tangan Satya ia hempaskan dengan kasar tadi. Oca tak menyusul ia tahu apa yang sedang terjadi.
******
Saat sampai di taman belakang sekolah Keana melihat seseorang sedang tidur terlentang dibangku yang ada, ia hapal betul siapa itu.
"Kenapa gak ke kantin?" tanya nya langsung.
Orang itu membuka matanya dan langsung duduk. Ia memberikan Keana tempat untuk duduk disampingnya.
"Males" jawabnya singkat.
Keana hanya menghembuskan napasnya, tak sengaja ia melihat luka goresan dilengan kiri Dion. Ia langsung menarik pelan lengan Dion, Dion sempat kaget, namun ia kembali menetralkan ekspresinya.
"Kenapa?" tanya Keana.
"Kegores kawat duri" jawab Dion jujur. Keana menepuk jidatnya, kebiasaan Dion jika memanjat tembok belakang sekolah lelaki itu selalu ceroboh.
"Obatin, nanti infeksi" suruh Keana.
Dion hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah itu hanya keheningan yang terjadi diantara keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
"Nih" Keana memberikan satu susu kotak yang ia beli tadi kepada Dion. Dion menerimanya dan langsung meminumnya. Begitupun Keana. Setelah habis Dion langsung membuang bungkusnya ketempat sampah yang ada disampingnya.
"Makasih" Ucap Dion. Setelah itu ia meninggalkan Keana sendiri. Langkahnya terhenti saat Keana memanggilnya.
"Aku bisa jelasin" ucap Keana dengan tatapan memohon.
Dion berbalik, tatapannya masih sama. Teduh dan menenangkan.
"Kamu gak akan bisa jelasin sebelum kamu menyelesaikan semuanya" lalu ia kembali melanjutkan langkahnya
Setelah Dion pergi, Keana menangis sejadi jadinya. Sesalah itukan dia?
Seandainya ia tidak diam saat Satya memeluknya di koridor.
Seandainya ia langsung pergi saat Satya menggenggam tangannya di kantin.
Keana kini hanya bisa menangis, bahkan kembarannya kini terlihat menjaga jarak dengannya.
Tangisan Keana berhenti saat seseorang datang memeluknya, ia mendongak.
Satya.
Lagi lagi hatinya tidak bisa berbohong, ia nyaman dan sangat merindukan pelukan ini.
Keana kembali menangis, bahkan ia tak menyadari seseorang sedari tadi melihat ia menangis sampai seseorang memeluknya.
"Kan benar, kamu tidak akan bisa menjelaskan saat kamu sendiri belum menyelesaikan semuanya"
Setelah itu ia pergi, benar benar pergi dari tempat yang amat menyesakkan itu.
Part ini adalah part terpanjang selama 23 part ini.
Semoga author bisa memberikan part yang lebih panjang lagii
Dan semoga ngefeel ya ceritanya.
Jangan lupa voment ⭐⭐💬💬
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI (COMPLETED)
Ficção AdolescenteKamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini, tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang. Judul awal : Izinkan Aku Masuk daripada penasaran mending langsung baca gaissss