34. Akhir

307 11 2
                                    

Happy Reading!!!

Saat ini Keana, Oca, Dion dan juga Kenan sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Para kelas 12 sudah disibukkan dengan jam tambahan dan try out-try out lainnya. Belum juga tidak sedikit dari mereka yang galau memilih pilihan jurusan dan universitas lewat jalur SNMPTN yang sudah ada didepan mata.

"Na, lo mau lanjut mana?" tanya Oca memecahkan keheningan. Keana sempat terhenti dari acara makannya. Ia menghembuskan napasnya perlahan.

"Gue masih bingung" jawab Keana.

"Kalau kamu?" tanya Keana pada Dion. Dion diam, ia tetap melanjutkan makannya dan membiarkan pertanyaan Keana menggantung diudara.

***
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi kelas 12. Dimana hari kelulusan dirayakan. Namun tidak bagi seorang gadis yang kini menatap kosong kearah lurus didepannya. Ia menatap langit yang tiba-tiba mendung mengikuti suasana hatinya. Empat bulan laki-lakinya menutupi semuanya, meninggalkan banyak tanda tanya besar dalam benaknya. Mengapa tidak dari dulu? Apa ia terlalu tidak penting untuk mengetahui semuanya?. Dimana ia hanya diberi kekasihnya saat h-1 lelakinya akan berangkat.

"Kamu jahat" hanya itu kata-kata yang bisa ia ucapkan dari semalam, sedangkan kembarannya sudah hampir gila untuk membujuk agar gadis itu mau untuk keluar dari 'sarangnya'.

Seseorang datang kearahnya, ia hanya melirik lewat ekor matanya.

"Na, makan dulu" ujar Lala. Setelah mendapat kabar dari Keana bahwa Dion akan pergi ke Amerika untuk melanjutkan Studynya maka Lala segera bergegas untuk mendatangi kediaman sahabatnya. Ia tidak habis pikir bagaimana keponakannya sepengecut itu untuk jujur pada Keana.

"Hidup gue udah gak penting La" ujarnya lirih.

Lala segera membawa Keana kedalam dekapannya. Dapat ia rasakan bahunya yang mulai basah dan tubuh Keana yang bergetar.

"Dion pasti punya alasan Na" ujar Lala menenangkan. Sementara Keana masih berusaha meredakan tangisnya.Pintu kamar Keana terbuka, tampak Kenan yang membawa nampan berisi sarapan untuk Keana. Kenan mensejajarkan tubuhnya dengan Keana dan mengelus puncak kepala kembarannya tersebut.

"Makan Na" titah Kenan lembut.

Hening

Tidak ada jawaban, Keana masih enggan meninggalkan lamunannya.

"Nih!" Kenan menyodorkan amplop putih dihadapannya membuat Keana mengernyit.

"Baca aja"

Keana menurut, dengan perasaan campur aduk ia membukanya, membaca kata demi kata yang tersusun.

Teruntuk wanita tangguhku

Keana Putri Mahendra

Hai Kea! Aku ingin kamu terlebih dulu berjanji untuk tersenyum saat membaca pesan ini.

Maaf tidak memberi tahu langsung, tidak bersikap gentle men untuk berbicara. Entahlah, rasanya semua keberanian ku menguap begitu saja saat melihat kamu.

Aku pergi, entah pulang kembali atau tidak. Entah sementara atau selamanya.

Terima kasih telah menjaga ibu dan adikku.

Terima kasih telah mengajarkanku menjadi kuat, bahwa tidak semua yang kamu rasakan tidak harus semua orang tau.

Terima kasih telah mengijinkan aku masuk kedalam hatimu.

Kamu akan selalu aku kenang sebagai kisah indah dimasa putih abuku.

Maaf, jika aku pernah memporak porandakan hatimu.

Satu hal yang aku ingin sampaikan.

Berakhirnya kita bukan berarti semuanya telah usai. Hidupmu masih harus terus berjalan.

Kamu tidak bisa membiarkan hatimu terus seperti ini. Tersesat dalam kegelapan, hingga lupa jalan pulang.


Dari aku yang terlalu takut untuk mengucap salam perpisahan.
Dion

Keana tidak menepati janjinya, tubuhnya luruh, pertahanannya hancur, kebahagiaannya pergi, tangisnya pecah.

Entahlah, rasanya untuk mengeluarkan sepatah katapun sulit. Lidahnya kelu, yang ia lakukan hanya menangis.

Semuanya telah selesai.

Terima kasih Dion, telah mengisi hatiku, telah menciptakan pelangi kita.

Semoga Tuhan selalu menyertaimu.













Sebenarnya gak tega bikin ending gini.
Nanti kalau mood bikin ekstra part

Kalau mood


Jangan lupa tinggalkan jejak👣👣👣

NADI (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang