Chapter 5 - Organisasi Gaming Profesional?

115 6 2
                                    

Beberapa hari berturut-turut bermain game saat tengah malam benar-benar membuat Tong Nian sangat kelelahan dan kewalahan.

Sebelum ia keluar dari game sekitar pukul 4 pagi, Tong Nian akhirnya mengerahkan seluruh keberaniannya untuk bertanya kepada grunt kapan ia akan online selanjutnya. Jawaban grunt: "Tidak pasti." Dan setelahnya, grunt langsung meninggalkan game dengan kecepatan kilat.

... Tong Nian bahkan belum sempat untuk mengabarinya bahwa ia harus berhenti bermain game beberapa saat. Ia tidak akan dapat online selama dua hari.

Pada pukul 4 pagi, keadaan sangatlah tenang. Kedua orang tua Tong Nian yang berada di lantai satu masih larut dalam alam mimpi mereka.

Namun Tong Nian sudah harus mulai mengemasi barang bawaannya untuk pergi. Ia memiliki jadwal penerbangan pukul 7 pagi ke suatu tempat untuk berpartisipasi dalam sebuah festival musim dingin. Penyelenggara acara tersebut memberikan akomodasi satu malam, sehingga Tong Nian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk sekalian bertemu dengan seorang teman lokalnya disana. Ia membuat secangkir air madu hangat untuk dirinya sendiri sambil dengan hati-hati melihat bahan promosi yang ada ditangannya. Segera setelahnya, tatapannya tertuju pada sebuah nama, Tempest of the Sealed Chamber.

Eh? Eh?

Kedua mata Tong Nian langsung bersinar.

......

Di sepanjang perjalanan, Tong Nian dengan cermat membaca seluruh deskripsi mengenai Tempest of the Sealed Chamber, sambil merencanakan untuk meminta tolong kepada anggota staf yang ia kenal untuk memperkenalkannya. Ia harus menemukan kesempatan untuk berkenalan kepada orang yang bertanggung jawab untuk perusahaan gaming itu, untuk melihat apakah ada kesempatan untuk dirinya melakukan cosplay sebagai salah satu karakter dari game tersebut.

grunt sangat menyukai game itu... Bagaimana jika suatu hari, foto cosplay-nya tiba-tiba muncul di bagian layar judul game itu?...

Oh tidak, kenapa kedua tangannya terasa gatal?...

Tampak rona merah tipis di kedua pipi Tong Nian. Tong Nian dengan kasar menggosokkan kedua tangannya, ia terus menjejalkan dirinya di tengah kerumunan penumpang pesawat dan menunggu barang bawaannya untuk keluar.

CA3901. Lagi-lagi bukan penerbangannya...

Tong Jian memandang telepon genggam miliknya. Masih terlalu awal. Ia hanya terlalu khawatir jika ia datang terlambat dan harus pergi tergesa-gesa, tidak akan ada cukup waktu untuknya melakukan pemanasan suara. Itu akan sangat memalukan...

Ketika ia memasukkan kembali teleponnya ke dalam saku mantelnya, Tong Nian tiba-tiba menyadari, di seberangnya, terdapat beberapa orang pria dengan perawakan tinggi. Mereka mengenakan jaket garis-garis merah-putih, seperti seragam tim dari sekelompok atlet.

Apakah mereka adalah tim basket? Atau tim sepak bola? Sambil menerka-nerka, Tong Nian dengan penasaran melihat beberapa kali ke arah mereka.

Orang-orang itu semuanya tampak sedang membawa koper mereka masing-masing. Hingga seseorang berteriak, "Leader, kami sudah siap."

"Oh." Seorang pria yang berada di paling belakang, tampak duduk di atas barang bawaannya sepanjang waktu sambil bermain dengan telepon genggamnya, sebelum akhirnya berdiri. Tanpa mengangkat kepalanya, ia terus bermain dengan teleponnya selagi ia membalikkan badan dan berjalan ke arah pintu keluar.

!!!!

Apakah ia sedang berhalusinasi?!

Mulut Tong Nian menganga memandangi sekelompok orang tersebut. Tepat ketika ia hampir berjalan ke arah mereka, conveyor belt untuk barang bawaan penumpang di depannya tiba-tiba mulai bergerak.

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang