Chapter 44 - Penipu Ulung ( ̄(エ) ̄)!

110 6 3
                                    

Semua yang ingin dikatakan sudah dikatakan.

Gun berdiri, sikapnya tulus dan sungguh-sungguh, dan eskpresinya serius dan penuh rasa hormat selagi ia melihat ke arah orang tua Tong Nian.

Ia tampak seperti sedang menunggu putusan terakhir untuk dijatuhkan padanya.

Ibu Tong Nian tidak dapat menahan diri dan memandang ke arah Tong Nian yang masih sangat terkejut.

"Anak keluarga Han ini benar-benar seseorang yang sangat sepenuh hati kepada cintanya," ia menghela napas dalam diam.

Ayah Tong Nian berdeham. "Meskipun aku tidak benar-benar paham bagaimana video game bisa menjadi karier... Kudengar bahwa kau melakukannya dengan cukup baik? Itu masih industri yang berkembang. Perlu lebih banyak waktu dan energi untuknya." Sebagai seorang pria, ayah Tong Nian merasa bahwa, meskipun ia sangat tersentuh karena pria ini rela menyerah dengan kariernya untuk putrinya, namun tanpa sebuah karier, bagaimana seorang pria bisa berbicara tentang memberi kemanan atau memiliki rasa percaya diri?

Anak ini memang memiliki kharisma dalam dirinya.

Tentu saja, itu adalah dari sudut pandang seorang pria. Ayah Tong Nian berdeham lagi. "Tetapi, aku ingin bertanya, dimana utamanya kau berencana untuk mengembangkan bisnismu di masa depan? Kudengar kantor utama perusahaanmu ada di Amerika Serikat?"

"China." Gun menjawab dengan cepat dan tanpa ragu. "Silakan kalian tenang mengenai itu. Aku akan selalu berbasis di negara kita."

Baguslah kalau begitu.

Kedua orang tua Tong Nian saling bertukar pandangan.

Ibu Tong Nian menghela napas ringan. "Nian Nian masih muda. Kalian berdua berkencanlah terlebih dahulu. Dan jangan membicarakan hal-hal seperti 'bersama seumur hidup.' Ketika anak-anak berpacaran, mereka tidak boleh terlalu banyak menaruh beban dalam diri mereka sendiri. Mengenai hal di masa depan... lihat dulu apakah kalian berdua cocok. Bebas untuk mencintai pilihanmu, iya kan?"

Tong Nian (⊙o⊙)… Apa yang baru saja terjadi? …

Suasana di ruang tamu berubah menjadi meringan.

Tong Nian masih duduk disana dengan tampang bodoh, hanya ingat bahwa Gun menyuruhnya untuk tidak berbicara dan hanya memperbolehkannya untuk mengangguk. Karena itu, ketika ayah tersayangnya sedang mempelajari mengenai industri gaming dari Gun dan ibu tersayangnya telah bangkit berdiri untung menuangkan teh, ia hanya dapat duduk di atas sofa, kedua mata besarnya berkedip dan berkedip...

Sepuluh menit kemudian, orang tuanya menyarankan mereka berdua untuk naik ke atas dan berdiskusi sendirian.

Sisanya, mereka tidak akan ikut campur.

Tong Nian menganggukan kepalanya, masih tidak mengatakan apapun. Dengan kaku, ia membimbing Gun untuk naik ke atas.

Gun mengikuti di belakangnya, berjalan selangkah demi selangkah menaiki tangga, dan setelah menunggu Tong Nian membuka pintu putih itu, ia masuk ke dalam bersamanya. Hal pertama yang ia lakukan setelah menutup pintu di belakangnya adalah melepas kancing di bagian kerah kemejanya.

Ia melepas blazernya. Kemudian, matanya memandang ke sekeliling ruangan.

Ia tidak dapat menahan diri untuk tidak mengangkat alisnya.

Sama seperti kotak-kotak makanan kecil yang ia beli tadi pagi, barang-barang perabotan dan dekorasi di ruangan ini semuanya berada di berbagai warna yang umum disukai oleh gadis-gadis muda. Jika kau tinggal di tempat seperti ini untuk waktu yang lama... apakah matamu tidak akan sakit?

"Orang tuamu... apakah mereka sangat memanjakanmu?" Gun bertanya asal.

"Mm-hmm." Tong Nian merasa sedikit malu... dan memindahkan boneka-boneka besar yang ada di atas sofa ke atas kasur. "Ibuku berusia 36 tahun sebelum ia berhasil hamil diriku, dan sepertinya, proses melahirkannya sangat sulit..."

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang