Chapter 29 - Han Shangyan?

155 6 3
                                    

"Ikut ke atas denganku." Nada suara Gun terdengar sedikit aneh.

Tong Nian tidak dapat mengatakan dengan jelas perasaannya tersebut. Terdengar dingin, namun di saat yang bersamaan juga hangat. Terdengar seperti tegang, namun juga penuh dengan emosi.

Merasa bingung, Tong Nian menjawab dengan sebuah "oh" dan berlari menaiki tangga.

Ia tidak tahu apakah itu karena tinggi badan dan kaki panjang Gun, tetapi pijakan tangga dari lantai 2 ke lantai 3 jelas-jelas sedikit lebih tinggi dari tangga lantai 1 ke lantai 2 dan cukup memakan energi baginya... Sambil memegang pegangan tangga, Tong Nian memanjat ke atas. Ketika ia sudah mencapai puncak, seluruh pandangannya terbuka.

Tidak ada layout sama sekali disana.

Tidak seperti lantai 2 yang terdapat kamar-kamar pribadi dan sebuah ruang tamu kecil, lantai 3 ini memiliki konsep terbuka: sebuah kasur king-size yang sangat besar, sebuah rak buku berwarna hitam, beberapa komputer bewarna hitam yang semuanya terhubung, sebuah sofa berwarna biru tua, dan sebuah karpet berbulu dengan warna yang sama...

Seluruh tirai jendela disana tertutup rapat...

Selain warna biru tua, hanya ada warna hitam. Ini adalah... kamarnya.

Tong Nian berulang kali melihat ke sekelilingnya, matanya menangkap berbagai benda aneh, dan kebanyakan dari mereka, ia tidak tahu apa itu. Rasanya seperti ia telah masuk ke suatu dimensi lain.

Tidak ada cahaya yang dinyalakan... Hanya terdapat cahaya yang dipancarkan dari beberapa komputer itu.

Berada disana benar-benar tidak bisa membedakan apakah hari masih siang atau sudah malam.

Gun menaruh gelasnya di atas meja komputer dengan seenaknya, kemudian menggunakan tangannya, ia membalik kursi putar yang ada di depan komputer agar menghadap dirinya dan membelakangi cahaya komputer itu. Ia duduk di atasnya dan bertatap muka dengan Tong Nian, sebelum mengisyratkan pada Tong Nian menggunakan jarinya.

Satu jam yang lalu, ia duduk di tempat yang sama, mendengarkan sistem monitoring audio selagi anak kecil di depannya itu mengucapkan kata-kata tersebut.

Zaman itu... yang pernah membentuk masa muda dan passion-nya, yang ia berikan 100 persen perasaan dan cintanya itu—tidak pernah ada orang yang berani menyebutkannya di depan dirinya. Tidak ada situs resmi atau situs web pribadi apapun itu yang diizinkan, selain itu ia juga tidak pernah mengunjungi mereka. Masa lalu adalah masa lalu. Tidak masalah siapa yang masih mengingat nama "Gun" itu.

Ketika semangat bertarung individunya telah berubah menjadi kejayaan dan kehormatan klub...

Ia sebenarnya telah berhenti menjadi dirinya yang ada di masa lalu.

Namun, siapa sangka—bahkan dia sendiri juga tidak menyangka—bahwa seluruh sentimen yang masih menempel di darahnya itu akan bangkit kembali ketika gadis kecil itu mengucapkan kata-kata tersebut? Ini adalah... pertama kalinya dalam beberapa tahun ini dimana ia menggunakan 60 menit penuh untuk mengingat kembali seluruh detail masa lalunya.

Gadis kecil di depannya secara perlahan berjalan mendekat. Seluruh pikiran-pikiran kecilnya, keraguan-keraguan kecil yang ia miliki, serta ketidakpastian dan kebahagiaan yang tidak dapat ia sembunyikan yang ia rasakan—kedua mata Gun berhasil menangkap mereka semua. Gadis kecil itu berhenti satu langkah di depannya.

Untuk pertama kalinya, kedua mata Gun melihat ke arah Tong Nian dengan penuh keseriusan, seperti saat ia memperlakukan orang yang sebaya dengannya. "Selain mengetahui bahwa namaku adalah Han Shangyan, apa lagi yang kau tahu?"

Tong Nian sedikit terkejut. Apa lagi yang ia tahu?

Sebenarnya, ia hanya tahu sangat sedikit.

Infromasi tentang dirinya sangatlah langka...

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang