Epilog - Minuman Keras

195 9 1
                                    

Hari ini adalah hari Valentine―juga ulang tahun dari seseorang.

Klub eSport K&K sedang mengadakan sebuah pesta koktail dan anggur kecil yang hanya dihadiri oleh orang dalam. Leader belum mengetahui tentang hal itu. Kenapa ia tidak tahu? Karena semuanya ingin memberinya sebuah kejutan. Karena itu, ketika Gun, setelah melawan udara dingin, kembali dari bandara dan sedang menaiki lift untuk naik ke atas dengan tas hitam yang ia selampirkan secara diagonal di punggungnya dan mengenakan jaket hitam, seluruh isi pikirannya dipenuhi dengan rencana latihan yang akan berlangsung tidak lama lagi.

Dan sambil memikirkan itu, ia membuat rencana licik untuk mengabsen kehadiran. Dengan begitu, siapapun yang ingin pergi keluar untuk merayakan Hari Valentine akan berpikir dua kali untuk melakukannya.

Pintu lift terbuka di depan mata Gun. Sambil mengunyah permen karet, ia selangkah demi selangkah keluar dari dalam lift. Jaketnya telah ia lepas dan dengan tangan kanannya, ia melemparnya ke atas kursi yang ada di meja resepsionis.

Tidak ada siapapun disana?

Berbelok di sebuah ujung, ia mengikuti koridor dan berjalan masuk. Di dalam ruang latihan, seakan-akan seperti ada suara senapan dan ledakan serdadu yang memenuhi langit. Tepat setelah Gun menjulurkan kepalanya masuk melalui pintu, ia disapa oleh demo yang melambai kepadanya sambil membawa sebuah botol minuman keras berwarna hijau tua dan berteriak, "Leader! Kakak Ipar sedang menunggumu!"

Seperti ada sesuatu yang meledak di kepalanya, Gun langsung terdiam terkejut.

Seisi ruangan dipenuhi dengan botol-botol anggur dan minuman keras. Tidak ada satu orangpun yang sadar.

Detik berikutnya, area pintu kembali kosong. grunt masih terkapar di ambang jendela, berbicara dengan Ai Jing dengan nada rendah, dan berdecak dengan penuh celaan, ia menghela napas, "Dt, bocah itu, terlalu rendah dan licik. Hanya agar ia bisa pergi berkencan dengan kekasihnya, ia pergi dan membuat istri Han Shangyan mabuk."

Di ujung koridor, di bagian kiri—kamar Han Shangyan.

Ketika tangannya bersentuhan dengan pegangan pintu besi yang dingin, Gun bahkan berpikir dengan alis terpaut, apa yang akan terjadi sebentar lagi? Setelah membayangkan beberapa skenario kasar di pikirannya, ia menekan pegangan pintu itu ke bawah dan masuk ke dalam ruangan.

Gelap gulita. Ia ingin meraba-raba untuk mencari saklar lampu.

Namun, tangannya justru bersentuhan dengan sebuah punggung tangan kecil yang lembut. Segera setelahnya, sebuah perasaan yang ia kenal dengan sangat baik muncul dalam dirinya...

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun." Gurita itu memeluk erat pinggangnya dan mulai menggosok-gosokkan tubuhnya terhadap tubuh Gun, mulai dari mukanya hingga tubuhnya. "Cepat dan katakan bahwa kau benar-benar bahagia..."

"... Aku bahagia."

Gun masih memiliki pertanyaan yang ingin ia tanyakan, tapi Tong Nian telah menggigit ringan bibir bawahnya, dan sebuah lidah kecil meluncur masuk ke dalam mulutnya.

Hmm, ia dapat merasakan itu semua: bir, baijiu, anggur plum, anggur merah...

Gun menutup kedua matanya.

Jangan meledak.

Sialan! Siapa cecunguk yang memberinya minuman keras?

Sebuah telapak tangan kecil yang panas menirukan hal yang biasanya ia lakukan, meraba-raba hingga ke bagian tengkuk lehernya. Menariknya mendekat kepadanya, Tong Nian menciumnya dengan sangat bersemangat. Gun tidak memiliki pilihan lain selain mengangkat kedua kaki Tong Nian dan melingkarkannya ke pinggangnya. Di tengah kegalapan, ia menggunakan kakinya untuk meraba-raba, mencoba untuk menemukan sebuah kursi namun gagal.

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang