Chapter 46 - Adik Tingkat dari Dosen Kita (*/ω\*)!

113 7 4
                                    

Di belakang mereka, beberapa orang siswa yang merupakan penggemar gaming merasa bahwa muka Gun terlihat familiar.

Tetapi, setelah mereka mencoba menghubungkan dalam hati dengan sesuatu, mereka merasa bahwa... rasanya tidak mungkin, kan? Sejak awal lingkaran gaming sudah kecil dan lingkaran professional gaming seperti bagian kecil dari lingkaran yang sudah sangat kecil. Terkadang melihat kemunculannya di berita atau hal-hal seperti itu rasanya lebih mungkin. Untuk muncul di kelas mereka? Beberapa orang siswa yang awalnya merasa curiga itu langsung menghilangkan pikiran tersebut. Mereka terus memegang berdiri buku mereka, mencoba sebisa mereka untuk menyembunyikan muka mereka agar setidaknya mereka tidak akan dipanggil oleh profesor tua itu dan diceramahi serta dimarahi.

Tidak lama setelahnya, seorang pria tua yang berusia sekitar 50-an, dengan muka serius dan membawa buku-buku di tangannya, masuk ke dalam ruang kelas tepat saat bel berbunyi. Pandangannya dengan cepat jatuh pada Gun...

Sejak awal, memang hanya ada sangat sedikit siswa yang duduk di baris depan, dan kebanyakan dari mereka yang duduk di baris depan lebih suka duduk sendirian dengan sisi kanan kiri kosong.

Hal ini membuat dua orang yang duduk bersama, bersampingan itu tampak semakin mencolok.

Dengan sangat hati-hati, Tong Nian mendorong buku catatan kelasnya ke hadapan Gun. Tertulis di atasnya adalah sederet kata-kata:

Pelajaran ini adalah tentang apresiasi film. PR yang diberikan oleh dosen adalah agar semuanya menulis review film dalam Bahasa Inggris. Siapapun yang dipanggil di kelas harus membacakan PR mereka dengan lantang.

Gun melirik ke arah deretan kata-kata itu. Tidak ada ekspresi apapun di mukanya.

Tong Nian menarik buku catatannya kembali dan dengan cepat menulis kata-kata lainnya:

Bagaimana jika kau berkata bahwa kau masuk ke kelas yang salah saja? Cepat pergi sekarang...

Gun mengangkat salah satu alisnya.

Ketika Tong Nian melakukan aksi-aksi kecil tersebut, profesor tua itu sudah berjalan ke depan mereka berdua. Ia menekuk jarinya dan mengetuk meja yang ada di depan Gun. "Siswa ini, kau sepertinya bukan murid dari fakultas ini?"

Gun mengubah posisi duduknya menjadi posisi menawan lainnya. "Saya telah mengagumi reputasi Anda sejak lama dan datang dari jauh untuk duduk di kelas Profesor."

Profesor tua itu mengangkat kedua alisnya dan melihat ke arah Gun. "Oh? Karena kau datang duduk di kelasku karena mengagumi reputasiku, kalau begitu kau pasti tahu bahwa kelas ini adalah tentang apresiasi film dan pekerjaan televisi?"

Gun mengembalikan sebuah senyuman kepadanya. "Tentu saja."

Sejak saat dialog di antara mereka berdua dimulai, mereka telah berpindah menggunakan Bahasa Inggris.

Dengan khawatir, Tong Nian mencengkram bolpennya, merasa sangat bersyukur bahwa Gun sama sekali tidak memiliki masalah dalam berbicara Bahasa Inggris.

Untungnya, oh untungnya, ini adalah kelas Bahasa Inggris. Setidaknya tidak akan menjadi masalah baginya (Gun)...

"Baiklah, kalau begitu, mari kita tidak membuang-buang waktu untuk omong kosong lagi. Sekarang beritahu kami, film apa yang kau tonton akhir-akhir ini?" Nada profesor tua itu terdengar mengejek selagi ia menaruh setumpuk rencana pengajarannya di depan Gun.

Keadaan kelas berubah menjadi sangat tenang hingga seperti tidak ada satu orang pun disana.

Mereka telah masuk ke keadaan normal yang biasanya terjadi saat kelas Bahasa Inggris profesor ini dimulai.

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang