Chapter 19 - Hitungan Mundur Sebelum Putus?

80 3 0
                                    

Tentu saja, Ibu Tong Nian tidak begitu ramah ketika berbicara dengan Gun.

Dia bahkan tidak menyambut uluran tangan Gun dan hanya memberikan "haha," sebelum dengan sedikit asal-asalan berkata bahwa ia telah melihat banyak foto Gun saat masih kecil, ia pernah bertemu dengan orang tuanya dulu, dan siapa sangka dalam sekejap mata ia sudah tumbuh sebesar ini.

Ayah Tong Nian merasa bahwa istrinya telah kelewatan, dan setelah semuanya kembali duduk, ia bertanya dengan suara pelan kenapa ia (ibu TN) tidak memberi muka kepada junior dari generasi yang lebih muda dari mereka. Dengan penuh ketidakpuasan, Ibu Tong Nian memandang ke arah Gun yang duduknya hanya dipisahkan oleh Tong Nian di antara mereka. "Anak-anak zaman sekarang tidak seperti kita dulu di masa lalu. Menjadi 'pacar' bukan sesuatu yang aman dan stabil lagi. Siapa yang tahu? Mungkin besok mereka akan putus."

Ayah Tong Nian merenungkan hal tersebut sesaat, kemudian sepenuh hati menyetujuinya.

Gun tampak tidak terlalu memikirkan bahwa dirinya baru saja menerima perlakuan dingin terselubung dan sepanjang makan malam, ia bertingkah dengan sangat buruk.

Misalnya, tidak sekalipun ia menuangkan minuman untuk Tong Nian, tidak sekalipun ia membisikkan gombalan manis ke telinga Tong Nian untuk membuatnya bahagia, tidak sekalipun ia mengurus Tong Nian dan mengambilkannya makanan untuknya, tidak sekalipun... Pada akhirnya, bahkan Bibi Tong Nian merasa bersyukur putrinya tidak jadi berpasangan dengan pria yang bertingkah seperti tuan muda istimewa itu. Kalau tidak, pihak wanita akan yang berakhir berada di ujung pendek tongkat.

Ketika makan malam hampir berakhir, Tong Nian pada akhirnya diam-diam mengetikkan beberapa kata di HPnya dan menunjukkannya di depan mata Gun: Kenapa... kau berbohong?

Jangan melihat kata-kata itu pendek dan sederhana. Tong Nian membutuhkan waktu setidaknya 10 menit untuk dapat mengetiknya dan telah mencoba berbagai pilihan kata lainnya sebelum menentukan pilihannya pada kata-kata tersebut.

Meski tahu yang Gun katakan itu hanya kebohongan, Tong Nian masih memegang secercah harapan kecil, bahkan jika kesempatannya hanya satu dari sepuluh ribu... Mungkinkah ia (Gun) merasa... bahwa ia (Tong Nian) lebih cocok dengannya daripada kakak sepupunya?

Ketika Gun dapat membaca pertanyaan Tong Nian tersebut dengan jelas, ia merasa kepalanya sedikit sakit.

Jawaban dari pertanyaan itu sedikit sulit untuk dijelaskan dan perlu dimulai dari ketika Dt kembali ke China saat usianya 12 tahun. Dapat terlihat dengan jelas bahwa Gun tidak ingin menggunakan otaknya malam ini dan perlu secepatnya memberikan jawaban yang paling aman.

"Adik sepupuku memiliki gadis yang ia sukai selama 10 tahun." Menggunakan jarak paling dekat yang bisa ia capai, Gun berkata kepada Tong Nian menggunakan volume suara yang paling aman. "Sebelum ia datang kemari, ia memintaku untuk membantunya keluar dari kencan buta ini. Tetapi barusan tadi masalahnya sangat rumit dan aku tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan cara paling ekstrim. Maaf. Setelah malam ini, kau bisa mencari alasan apapun yang kau inginkan untuk berkata bahwa kau telah putus denganku. Tidak perhatian, tidak penyayang dan lembut, tidak memiliki kesamaan yang bisa dibicarakan, terlalu tua-semuanya boleh. Alasan kita putus bisa kau putuskan sesukamu."

"Oh..." Kedua mata Tong Nian langsung meredup.

"Maaf." Satu kata yang diucapkan oleh Gun ini diucapkan dengan penuh ketulusan.

"Tidak masalah... Toh ini untuk membantunya," Tong Nian bergumam dengan suara pelan.

Kedua mata Tong Nian dengan ringan melihat sekilas ke arah pria yang sedang memakan makan malamnya itu. Mungkin karena ia sedang makan bersama orang yang lebih tua, ia kini tidak mengenakan topi baseball-nya. Ia melepaskannya dan menaruhnya di atas pangkuannya. Tanpa mengatakan apapun, Dt makan dengan kepala tertunduk.

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang