Chapter Terakhir - Seumur Hidup Itu Sangat Panjang

153 5 0
                                    

Di hari pertandingan final, Gun memberi Tong Nian sebuah lencana staf serta seragam tim K&K.

Maksudnya sangat jelas: "Jangan menggunakan pakaian yang terlalu Loli untuk duduk di lounge pemain." Tong Nian merasa sangat bahagia karena pada akhirnya ia memperoleh seragam tim. Dan Gun sedang berpikir bahwa rok mini itu terlalu menarik perhatian. Hanya melihatnya saja dapat langsung membuat mood-nya berubah menjadi jelek. Tidak cocok digunakan di tempat umum, terutama sejak... gadis kecil itu salah paham bahwa ia menyukai kaos kaki bertelinga atau apapun itu, ia dengan sengaja membawa puluhan pasang kaos kaki seperti itu...

Mereka berdua adalah yang terakhir tiba di stadium.

Seluruh pemain K&K berada di area istirahat mereka, beberapa sedang minum air, beberapa sedang mengobrol santai, dan beberapa bahkan sedang bersenda gurau dengan para komentator acara. Ketika mereka melihat Tong Nian yang memakai seragam tim, seluruh mata mereka langsung menyala terang

Sialan! Itu adalah perbedaan antara seorang gadis cantik dan bukan siapa-siapa.

Bagaimana bisa ketika Kakak Ipar Kecil mengenakan jersey dan celana olahraga, ia masih terlihat sangat imut. Apakah Leader sedang membawa maskot tim ke turnamen dengan Kakak Ipar yang seperti ini ...

Gun meninjau seluruh area turnamen dan melihat bahwa tidak jauh di area istirahat SP, berbagai pimpinan dan eksekutif dari divisi China mereka muncul disana semua.

Ini adalah pertandingan final nasional.

Dan sahabat baik serta saudara laki-lakinya itu yang kemarin malam mabuk bersamanya, kini sedang duduk di barisan depan di bagian paling kanan.

Tanpa mengatakan apapun, Gun berjalan dengan malas dan duduk di kursi paling kiri yang ada di barisan paling depan area istirahat K&K.

Sikapnya sangat berbeda dengan para eksekutif SP yang datar dan serius.

Setelah ia duduk, ia menaruh salah satu kakinya di atas lutut kakinya yang satunya lagi, melepas lencana yang menggantung di lehernya, lalu melingkarkan beberapa kali tali lencana itu dan menaruhnya di kakinya.

Di layar raksasa yang ada di depan, MC acara sedang memperkenalkan seluruh tim dan pemain yang berpartisipasi di kompetisi ini.

Kamera terus menyorot muka para pemain satu persatu, yang dengan segera diiringi oleh berbagai tepuk tangan meriah dan sorakan semangat para penggemar. Stadium itu sangat besar, dan seluruh penggemar berada di barisan belakang, mengandalkan layar raksasa yang ada di depan untuk dapat melihat idola dan pemain favorit mereka. Para direktur itu benar-benar tahu bagaimana membuat orang menunggu dengan gugup dan menaruh perkenalan untuk SP dan K&K di paling akhir.

Menyimpan yang terbaik untuk terakhir.

Tong Nian mengikuti Gun masuk dan duduk.

Bukannya ia tidak pernah melihat kompetisi bersama Gun sebelumnya, namun di tengah keadaan yang meriah seperti ini, serta jumlah orang-orang yang ada di bangku penonton, membuatnya merasa sedikit sadar diri.

Mengenakan jersey tim K&K, duduk di samping Gun—bahkan memikirkannya saja membuatnya merasa tidak dapat dibayangkan.

Di pertemuan pertama mereka, di balik meja kasir kafe internet kecil itu, ia saat itu sedang melamun sambil dengan kurang kerjaan―karena tidak memiliki apapun untuk dilakukan―memencet-mencet keyboard di depannya menggunakan satu tangan.

Ia, sebagai seseorang yang tidak menyukai video game, sama sekali tidak tertarik dengan ikon-ikon kecil yang ada di layar komputer itu.

Hingga seorang pria mengulurkan tangannya ke depan.

Jari-jarinya yang ramping dan indah dengan santai terdiam di atas meja kasir.

Secara insting, Tong Nian pun mengangkat kepalanya—

Mulai dari tangan hingga lengannya, dan kemudian terus ke atas, itu adalah kerah kaos lengan pendek berbahan katun dan berwarna hitam. Dengan suasana hati yang tampaknya sedikit buruk, pria itu sambil membawa tas ransel hitam besar yang ia sampirkan secara diagonal di punggungnya, menaruh salah satu tangannya di atas kaca meja kasir. "Paket semalaman? Apakah kalian menyediakannya disini?"

……

Berulang kali Tong Nian memutar ulang kejadian malam itu di pikirannya.

Dan setiap kali ia melakukannya, ia merasa semua itu terasa sangat tidak nyata.

"Han Shangyan." Tong Nian memanggil namanya dengan lembut.

"Mm." Gun menjawabnya namun tidak mengalihkan pandangan ke arahnya, hanya terus memandang ke arah layar besar di depannya.

"Aku... mau menikah."

Kemarin malam, ia bertanya padanya apakah ia mau.

Pada saat itu, pikirannya sedikit tidak pada tempatnya, dan sebagai hasilnya, ia berakhir berguling-guling tanpa bisa tidur selama setengah malam setelahnya dan menyesal kenapa ia tidak berkata "aku mau."

……

MC acara dengan sangat bersemangat sedang menyebutkan seluruh perolehan juara K&K sejak terbentuknya tim itu...

Tanpa mengatakan apapun, Gun membalas pandangan Tong Nian dan menekuk sebuah jari ke arahnya, mengisyaratkan padanya untuk mendekat.

Huh? Tong Nian dengan menurut mendekatkan kepalanya.

Suara Gun meluncur ke dalam telinganya. "Lihatlah ke arah layar besar."

Layar besar?

Tong Nian langsung memutar kepalanya ke arah depan.

Tepat pada saat ini, layar besar di depan menampilkan close-up K&K, close-up dari Gun dan dirinya...

Punggung Tong Nian langsung menegang, dan ia tidak berani mengatakan apapun lagi selagi dalam diam duduk disana—di samping Gun.

Gun menegakkan tubuhnya di kursinya, memberikan sebuah anggukan ke arah kamera, yang bisa dihitung sebagai salamnya kepada seluruh penonton yang hadir disana. Para penggemar dirinya, Solo, appledog, serta para pemain Tim Solo lainnya dari masa lalu telah datang jauh-jauh ke tempat ini, dan ketika kamera diarahkan kepada Gun, mereka semua langsung berteriak dengan semangat.

Sekarang, disini, pada saat ini, ia bukan hanya Han Shangyan-nya seorang.

Namun...

Ia adalah milik semua orang.

"Tidak masalah." Gun tersenyum ke arah kamera, bahkan sebuah lesung pipi samar tampak di mukanya. "Setelah turnamen ini, kita akan menikah."

Selain Tong Nian, tidak ada yang tahu apa yang dikatakan oleh Gun.

Mereka hanya tahu bahwa Gun sedang berbicara dengan gadis muda yang ada di sampingnya.

Ia, Han Shangyan, bukanlah orang yang akan menunjukkan isi hatinya di luar. Perasaannya ia simpan di dalam hatinya. Menjadi romantis atau apapun itu baginya sama sekali tidak perlu, tidak penting.

Seumur hidup itu sangat panjang dan aku memberikan seluruhnya kepadamu.

Tong Nian.

.°.°.°.°.

Berulang kali aku harus menghadapi tatapan dingin dan penuh hinaan itu, namun aku tidak pernah membuang harapan dan impian yang ada di dalam hatiku. Di saat yang penuh kebingungan, aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang. Tanpa terasa, cinta yang ada di dalam hatiku telah memudar. Siapa yang dapat memahamiku?

Maafkan aku karena telah, sepanjang hidupku, menjadi seenaknya dan tenggelam dalam hasratku akan kebebasan. Aku juga memiliki rasa takut bahwa suatu hari aku akan terjatuh. Untuk membuang harapan dan impian adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang. Aku tidak akan takut, meski jika suatu hari hanya akan ada dirimu dan diriku yang tersisa. 

— Beyond (海阔天空)

T/N: Stay tuned karena masih ada epilog dan 5 weibo random scenes.

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang