Chapter 18 - Menjalani Kencan Buta (⊙x⊙)!

75 4 0
                                    

……

Sandiwaranya tiba-tiba dibongkar begitu saja, Tong Nian tidak tahu harus berkata apa.

Mulutnya sedikit terbuka. Dengan kepala kosong, Tong Nian memandang ke arah Gun seperti orang bodoh.

Dalam waktu satu detik, suasana di dalam mobil itu seperti telah jatuh ke titik beku.

Kakak sepupu Tong Nian melihat ke arahnya dengan tatapan tidak percaya, kemudian melihat ke arah pasangan kencan buta yang baru pertama kali ia temui itu. Apa yang sedang terjadi? Situasi macam apa ini? Mereka berdua saling mengenal?

Tetapi setelah melempar sepasang kakak-adik sepupu itu ke keadaan canggung, pria yang baru saja berbicara blak-blakkan tanpa memikirkan perasaan orang lain itu hanya membalikkan kepalanya lagi dan melepaskan rem kaki yang dipijaknya, mengembalikan mobil yang ia kendarai ke jalan raya. Mobil yang mereka naiki melaju melalui jalan raya yang dipenuhi barisan cahaya dari lampu jalan. Gun dengan mudah membalap kendaraan-kendaraan yang ada di depannya dan melaju ke tempat tujuan mereka dengan kecepatan tinggi.

Kakak sepupu Tong Nian tidak mau Gun mendengarkan percakapannya dengan Tong Nian lagi. Ia memegang tangan Tong Nian dan hanya menggunakan matanya untuk bertanya: Apa yang sedang terjadi?

"Kami," Tong Nian sedikit tergagap, kemudian ia menjawab dengan suara pelan, "tidak begitu mengenal. Kami hanya pernah tahu satu sama lain..."

Tahu satu sama lain? Yang satu telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan baru kembali ke China bulan Desember tahun lalu. Yang satu, karena takut ketinggian, tidak pernah pergi ke luar negeri. Selain itu, usia mereka terpaut sepuluh tahun. Bagaimana cara mereka bisa bertemu?

Kakak sepupu Tong Nian dengan cepat membuat kesimpulan: Teman online?

Tong Nian dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Kami hanya tidak sengaja bertemu."

Kakak sepupunya melihat ke arah Tong Nian dengan tatapan curiga. Ia tidak tampak seperti sedang berbohong, tetapi di lihat dari manapun, sudah jelas bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu. Sejak kecil, gadis kecil ini sangatlah sederhana dan ketika ia berbohong, bahkan orang lewat pun dapat mengetahuinya... apalagi seseorang seperti kakak sepupunya yang memiliki EQ jauh lebih tinggi darinya.

Ketika mobil yang mereka naiki telah sampai di tempat tujuan, Tong Nian dan kakak sepupunya turun dari mobil. Kakak sepupunya langsung ditarik oleh bibinya yang mempertanyakan bagaimana interaksi pertamanya dengan pasangan kencan butanya itu. Khawatir bibi dan kakak sepupunya akan menginterogasinya, Tong Nian membuat alasan bahwa ia ingin menunggu ibunya yang masih belum datang dan berdiri sendirian di belakang pintu kaca restoran dalam diam.

Melalui pintu kaca itu, Tong Nian melihat kendaraan-kendaraan yang berhenti.

Setelah memberikan kunci mobilnya kepada petugas valet, Gun memasuki pintu putar restoran yang terbuat dari kaca itu dan menyadari bahwa Tong Nian masih disana. "Masih belum masuk?"

Kedua tangan Tong Nian ia masukkan ke dalam saku mantelnya dan ia mencoba sebisanya untuk berpura-pura tidak ada yang salah. "Aku... sedang menunggu ibuku datang."

Di dalam mata Gun, gadis kecil di depannya itu sepenuhnya seperti sedang memaksakan ekspresi "aku baik-baik saja" dan "aku tidak peduli denganmu."

Gun mengingat kalimat yang ia ucapkan di dalam mobil barusan. Memang, orang pada umumnya akan menganggapnya telah sedikit keterlaluan. "Aku tidak tertarik dengan kakak sepupumu, jadi aku mencoba sebisaku untuk tidak membuatnya tertarik denganku."

"……" Dan kenapa ia (Gun) memberitahuku hal ini? ...

"Karena itu, yang kau katakan di mobil tadi jelas-jelas hanya akan membuatku semakin dalam masalah." Gun dengan sabar menjelaskan pada Tong Nian. "Aku tidak memerlukan persetujuan dari orang luar untuk pekerjaanku, terutama dari seseorang yang tidak akan benar-benar memiliki hubungan apapun denganku di masa depan. Dan lebih-lebih, aku tidak perlu menjelaskan diriku. Paham?"

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang