Chapter 39 - Bonjwa?

115 5 3
                                    

Suara Gun terdengar sangat tidak senang.

Suara 97 terdengar tergagap-gagap. "Kakak Ipar... berkata ia akan mengenalkan seorang pacar padaku. Karena itu kita menyalakan mic-nya, jadi kita bisa berbincang-bincang dulu—"

Sebelum ia sempat selesai berbicara, salurannya tiba-tiba berubah menjadi hening.

?

Tong Nian sedikit melongo. Aku bilang aku akan mengenalkan seorang pacar padanya?

Tentu saja, pikirannya yang melayang pergi dengan segera kembali ke tempatnya. Sistem sudah mulai menentukan pemain yang akan bermain di tim lawan. Di dalam ruangan percakapan kecil, orang-orang yang ditentukan untuk berada tim lawan berada di kondisi yang sama dengan Yaya...

AkuSeorangDewaKauTahu: Mama…

OtakMatiNomer7: Mamaku tersayang…

BunuhLalala: … K&K?? Seluruh dewa telah turun ke dunia fana?????

MatiLalala: Gun???????

KorekApiKecilPenjualGadis: Dewa Gun, tolong terima seluruh MMR yang telah kukumpulkan selama bertahun-tahun serta sujud sembahku ini!!!!

……

Sementara perasaan dari sekerumun orang itu sedang penuh dengan semangat, dua orang sedang sibuk melakukan obrolan pribadi.

Lolicat: Tembak tipe apa yang harus kupilih 0.0?

Gun: Terserah.

Lolicat: Apa yang akan cocok dan bekerja dengan baik dengan senjatamu?

Gun: ……

Lolicat: 0.0?

Gun: Belati.

Lolicat: Oh, oh! OK!

……

Yay, bagus sekali! Ternyata senjata yang paling cocok untuknya adalah belati. Dengan bahagia, Tong Nian membeli sebuah belati. Di ruang pembicaraan all-chat, musuh mereka masih terus menerus mengirimi pesan, memenuhi layar ruang percakapan. Yaya yang duduk di samping Tong Nian pada akhirnya mengembalikan sedikit dari kesadarannya dan menarik lengan Tong Nian. "Gun benar-benar pacarmu?"

Tong Nian mengangguk dan berkata dengan muka berseri-seri, "Aku tidak berbohong padamu. Ia hebat dalam bermain video game."

……

Bisakah "hebat" digunakan untuk mendeskripsikan Gun?

Kata itu, ketika digunakan untuknya, terdengar sangat menyedihkan, oke?!

Air mata Yaya sedikit lagi sudah akan meluncur di mukanya. Dulu di Tim Solo, kapten mereka, Solo, dan penembak utama, appledog, berpacaran. Di dalam game, mereka berdiri berdampingan, pasangan yang ditakdirkan oleh Surga. Semuanya percaya bahwa alasan utama bubarnya tim adalah karena tidak ada wanita yang dapat memenuhi standar Gun dan ia hanya menyukai sang dewi gaming, appledog... Namun sekarang, dari kelihatannya, itu semua hanya omong kosong. Dewa Gun sama sekali tidak peduli apakah pacarnya adalah seorang master gaming atau bukan...

Jangan bilang seorang master...

Ia tahu dengan baik dari pengalaman bahwa kemampuan gaming Tong Nian itu—

Yaya segela mengembalikan pikirannya yang melayang dan fokus pada game. Tangannya sedikit bergetar, ia melihat senjata yang dipilih oleh semua orang. Meskipun ia tidak dapat melihat barang-barang cadangan mereka, ia masih bisa menebak peran dan strategi yang dipilih semua orang—kecuali Tong Nian. Yaya tercengang. "Yang kau beli hanya sebuah belati?"

Stewed Squid with HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang