BAB 6

1.4K 167 0
                                    

Jangan pernah bilang bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkan.
Karena pasalnya yang berjanji seperti itu akan melakukan hal
Yang lebih menyakitkan

-HELP ME-

<<♤>>

Mata sayu itu terbuka perlahan, menatap asbes putih bercampur cat hijau muda. Melirik sekeliling dan terhenti tepat ke arah manik tajam seorang Jihan Adisty.

"Udah bangun?"

"Ya sudah, aku pergi dulu. Pelajaran aku terganggu karena kamu pingsan, tapi ... aku tetap berterima kasih," ujar Jihan cepat, gadis itu tidak mau ketinggalan pelajaran sedikit pun.

"Bisa tunggu sebentar?" tanya Abian dengan suara lemah, Jihan berdehem mengiayakan.

"Makasih, udah jagain gue." Jihan mengangguk, hingga Farel databg dengan kehebohannya. Dasar, lelaki itu.

"Wih! Ketos kita udah sadar alhamdulillah!"

"Cerewet banget sih," ujar Jihan. Farel mengegembungkan pipinya, menatap Jihan sebal.

"Kalian pacaran?" tanya Abian kalem, Jihan menggeleng.

"Kita ga--"

"Iya! Lo bener banget bro! Kita itu udah pacaran dari zigot, lama banget 'kan? Kalah deh yang sama sepuluh tahunan itu!"

"Apasih, Farel fuckboy?!"

"Gak apa-apa sayang," balas Farel lembut. Dengan santai ia duduk di atas bangsal Abian yang tengah duduk memandangi mereka berdua.

"Terserah kamu, aku mau keluar!"

"Jangan hey!" Farel turun sebelum tangannya menggapai Jihan, Andi masuk secara tiba-tiba.

"Jihan, kamu baik-baik aja 'kan? Maaf  ya gak bisa jagain kamu. Sebagai sahabat aku gagal buat selalu ada saat kamu butuh," jelas Andini dengan mata yang memerah, apakah ia tulus menyayangi Jihan sebagai teman?

"Ehm ... aku gak papa kok Din, kamu jangan sedih. Ada mereka berdua kok, jadi aku baik-baik aja."

"Maaf ya sekali lagi." Andini memeluk Jihan erat, dengan perasaan campur aduk.

"Jangan minta maaf, kamu gak salah kok."

"Iya-iya sayang," celetuk Farel dengan cengiran menyebalkan.

"NOT YOU FUCKBOY!"

"Huaaa, Farel sedih. Pacar Farel galak banget sih!"

"Rel, jijik tau gak?!" Farel menatap Abian sendu. Membuat sang Ketos bergidik ngeri.

"Pacar your eyes!" Lama-lama kesabaran Jihan akan habis hanya untuk menghadapi Farel si Fukboy kelas kakap. Tampang playboy dan rayuan maut buayanya, Jihan takut akan hal itu.

Akan tetapi, diam-diam Abian mengamati Jihan. Bagaimana oerempuan itu berbicara, bernapas dan kedipannya. Bentuk hidung serta kulit putihnya yang banyak memperlihatkan memar dan lebam.

'Gadis kuat, tetap lah kuat sampai kapanpun.'

"Din, kita ke luar yuk? Males liat Farel si fuckboy!"

Help Me || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang