Good looking itu ngga menjamin good attitude:)
-Help Me-
Saat ini, di SMA pelita kabar menggemparkan sedang terjadi, isu panas tentang anak emas sekolah yang tak pernah terlihat kini menjadi topik utama. Anak emas yang dibangga-banggakan, di puji, bahkan tak jarang dianggap sebagai titisan dewi. Hingga secuil kesalahan merusak imagenya selama ini.
Andini terbukti sebagai pelaku pencurian.
Sebuah kalimat yang dianggap kata-kata mutiara bagi para pembenci Andini. Seolah-seolah itu adalah harapan mereka selama ini.
Kalimat itu terpampang besar layaknya spanduk di depan mading utama sekolah yang besar.
Andini berlari kencang, degub jantungnya terpacu cepat.
Sialan! Gadis itu menjebaknya!
Di sepanjang koridor semua mata murid terus saja menatapnya beringas, ketika Andini balas menatap, mereka tidak berani dan langsung membuang muka.
"Penjilat sialan!" Gumam Andini, para siswi itu tak khayal hanyalah manusia yang tidak berotak dalam berpikir.
Mereka kebanyakan akan menghujat padahal belum melihat fakta, ingatan Andini menguar begitu saja, ahhh betapa lucunya ketika mereka membela Andini hanya untuk membuat Jihan menderita, dan sekarang? Mereka melawannya. Sungguh-sungguh lucu.
Hingga suara intrupsi yang kuat menghentikan langkah Andini, suara panggilan dari kepala sekolah langsung.
"Kepada siswi kami yang bernama Andini, kami tunggu di ruang rapat. Secepatnya! Terima kasih."
"Arghhh sialan!" Andini menjerit, rasanya ingin sekali dia mencekik kepala sekolah itu.
Samar-sama Andini mendengar kumpulan gadis-gadis yang terang-terangan menggosipinya, membuat Andini memutar langkah dan balik arah.
"Lihat-lihat, itu Andini. Mukanya polos-polos bangsat ternyata."
"Bermuka dua dia tuh!"
"Nggak nyangka gue, cantik-cantik kok jahat."
"Good looking mah, bebas atuh!"
Dengan cepat Andini melangkah ke ruang kepala sekolah. Dari pada harus membuat emosinya naik-turun karena siswi banyak bacotan itu!
"Pak tua menyebalkan!"
-Help Me-
"Jadi ... apa kamu bisa menjelaskan semua ini?" tanya seorang pria bersuara berat, rambutnya sedikit botak. Dan tentu saja, ia adalah seorang kepala sekolah.
Andini mendengkus malas, dia sangat ingin keluar dari ruangan sesak dan dipenuhi oleh orang-orang tua ini.
"Kenapa diam saja? Ayo jawab! Ohh ... atau memang benar, bahwa kau pelakunya?!" Telinga lelaki itu memerah, dia begitu kesal. Siswi yang sangat ia banggakan kini berbuat hal yang sangat tidak pantas!
"Bukan saya Pak, ada yang berusaha menjebak saya. Bapak tau sendiri'kan bagaimana saya selama ini, tidak mungkin berbuat hal seperti itu."
Ayo, kita mulai dramanya.
"Bapak juga tau'kan, ayah saya gimana? didikan ayah saya nggak mengajarkan hal kaya gitu, malah walaupun saya tau diluaran sana banyak yang menghujat, tapi saya tetap diam."
"Nggak pernah balas dendam atau apa, saya tetap pokus sama pelajaran saya, walaupun sedikit tertekan Pak."
Lanjutkan Andini!
"Tapi ... karena buktinya ada, dan disana saya terpampang jelas. Saya bisa buktikan bahwa itu bukan saya, Pak. Guru-guru yang lain tolong percaya sama Andini, Andini akan buktikan setelah lomba olimpiade fisika selesai, maaf kalau tidak berkenan. Tapi saya tidak mau merusak image sekolah kita." Penjelasan yang sangat panjang, tepat dan jelas. Membuat semua guru mengangguk.
Mereka harus percaya, siswi kebanggaan SMA Pelita harus diberikan kesempatan membela diri bukan? Dia adalah Andini, kesayangan semua guru, dan ayahnya? Tentu saja teman dekat dari sang pemilik sekolah.
Ahhh daebak!
Sekarang saja Andini sedang tertawa bahagia di dalam kamar mandi. Ya ... sedikit mirip kuntilanak.
Permainan sedikit lagi memanas!
-Help Me-
Jingga hanya termenung, saat ini otaknya hanya tertuju pada Jihan sahabat baiknya. Jingga hanya duduk di depan kelasnya sendirian seperti orang linglung.
Betapa kesepiannya Jingga dan tentu saja teramat sedih, Jingga seperti orang goblok yang terkadang senyum-senyum sendiri, ralat! Bukan goblok tapi gila.
"Han, lo cepat sembuh pliss. Gue nggak bisa lo tinggal, nggak ada yang mau berteman sama gue kecuali lo. Semuanya cuma mandang harta aja kalau temenan sama gue," ucap Jingga dramatis, hatinya sesak. Ingatan dimana Abian menceritakan segala kejadian tragis yang di alami Jihan.
Keadaan gadis itu mengerikan, dengan luka lebam akibat pukulan benda keras dari orang gila yang kesetanan.
"Gue akan cari tau siapa pelakunya! Gue akan bunuh dia!" teriak Jingga kuat, tak lama matanya menangkap sosok Andini.
Dia tertawa? Kok bisa?
Halo? Hehe
Lapak ini berdebu ya awokawok😆
Ada yang lupa alur ceritanya nggak kaya aku?😅
Tapi udah ingat lagi kok, sansAyo tebak endingnya gimana nih?
Loh? Kok udah ending aja kak?Gak-gak, canda wle.
Untuk part selanjutnya aku mau buat desk setiap pemain, mau aku kenalin karakter mereka gimana aja.Intinya, kalian jangan terlalu ngehujat Andini ya, dia baik kok cuma lagi oleng aja makanya kek gitu.
Aku akan buat kalian bingung sama cerita ini.
Siapa sih penjahat sebenarnya?😂See you sayang sampai jumpa 2025.
Dadah,(GAK PAPA SOK ASIK, WALAU NGAK ADA YANG BACA VOTE DAN KOMEN)
😏😏😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me || TAMAT
Teen FictionTentang Jihan yang hampir gila karena permainan semesta. "Vibes Jihan kek anak-anak haram gitu nggak sih? Upss ... canda anak haram!"