Tersenyumlah, sampai semua berpikir jika engkau baik-baik
saja-HELP ME-
<<♤>>
"Jingga pulang!" seru gadis itu, menatap nanar rumah yang selalu sepi. Ruangan yang besar, namun tidak pernah ada keramain di dalamnya. Semua hanya sibuk dengan pekerjaan, sebenarnya Jingga memiliki dua abang dan orang tua yang masih lengkap.
Karena alasan pekerjaan mereka tidak punya waktu luang untuk Jingga.
Gadis bermata cokelat itu terduduk capek, setiap hari selalu sama di rumahnya. Selalu sepi, tidak akan ada yang menemaninya kecuali kucing kesayangannya ... Moly.
Meongg ....
Binatang berkaki empat itu dengan cepat mendekati Jingga, mengendus-ngendus ke arah gadis itu.
"Wah ... makin gendut aja!" Jingga mengangkat Moly, kakinya perlahan menapaki anak tangga yang sedikit tinggi. Pernah terpikir olehnya, mengapa sang papa membangun rumah yang sangat mewah, jika penghuninya selalu tidak pernah pulang.
"Hari ini, capek banget. Tugas juga numpuk, ehm ... apa gue chat Jihan aja ya?" Jingga berpikir sebentar, sembari meniup-niup poninya.
"Iya deh! Gue chat aja. Mana tau dia bisa ke sini, 'kan aku ada temennya!"
Sembari memasuki kamar yang di dominasi warna biru langit itu, Jingga dengan cepat mengetikkan sebuah pesan. Jingga sangat berharap jika Jihan bisa datang. Namun hal itu tidak terjadi, karena setelah menerima balasan bahwa Jihan tidak bisa datang.
***
Jihan menerima sebuah pesan dari Jingga yang ingin dirinya pergi ke rumah gadis berponi itu, namun sayang saat ini Jihan harus berusaha keras mencari uang tambahan untuk menyembuhkan penyakitnya.
"Maaf Jingga," ucap Jihan pelan. Saat ini gadis itu sedang berjualan bunga yang mengharuskan keliling jalanan kompleks untuk mencari pembeli.
"Harus semangat! Aku pasti bisa!" Jihan tersenyum, tekadnya kuat untuk sembuh. Walaupun hanya sedikit. Kedepannya gadis itu hanya menunggu sebuah keajaiban.
Jihan merasa lelah, hingga memutuskan berteduh di sebuah pohon beringin. Sepeda hijau bututnya ia biarkan bersender di samping pohon. Bunganya sudah terjual tanpa sisa.
Terima kasih orang kaya!!
"Nih minum, kamu pasti haus." Jihan melirik siapa sosok itu, lelaki jangkung dengan senyuman manis favoritnya.
"Makasih fuckboy!" ucap Jihan senang, gadis itu meneguk cepat air mineral dingin hingga tandas. Farel hanya tertawa melihat tingkah Jihan.
"Kamu lagi apa di sini?" tanya Jihan.
"Lagi keliling-keliling aja tadi," balas Farel menatap lekat Jihan. Gadis itu mengangguk-angguk.
"Aish ... kamu kalau ngangguk-ngangguk gitu jadi gemesin tau nggak!" Farel mencubit kedua pipi Jihan kuat.
"Farel SAKIT!" Jihan menarik hidung mancung itu dengan keras. Farel hanya tertawa, tangannya 'tak lepas juga dari pipi Jihan. Gadis bermata kelam itu menatap Farel sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me || TAMAT
Teen FictionTentang Jihan yang hampir gila karena permainan semesta. "Vibes Jihan kek anak-anak haram gitu nggak sih? Upss ... canda anak haram!"