Bagian| Enam

1K 189 105
                                    


Jangan lupa vomment ya,
Btw aku ada masalah sama wp ku ini, masa motifnya delay banget, ga muncul bahkan. Jadi aku harus buka part yang udah aku publish dulu buat liat komentar2 kalian.

Ada yang tahu kenapa?
Btw, selamat membaca. Part kemarin Jimin pengen ana gebukin, apakah sekarang sudah tidak?

Mungkin di part ini kita bakalan nampol, eh--- happy reading guys, enjoy.

*****
Perasaan Seulgi

*****

Ketika tahu adiknya kembali pagi-pagi dengan pipi yang memerah sedikit lebam, Ha Neul tidak bisa menahan emosinya. Dia yang sudah siap pergi kerja malah memarkirkan mobilnya menuju rumah yang hanya berjarak kurang dari seratus meter dari rumahnya.

Tujuannya? Tentu saja menghajar bajingan yang membuat adiknya kembali berderai air mata. Kebetulan dia juga sudah tidak enak hati tadi malam gara-gara mendapati Sooyoung sedang ciuman dengan Sungjae di akhir acara sebelum semua tamu bubar. Pas sekali! Ha Neul butuh sesuatu untuk melepaskan amarahnya yang tertanam sejak malam.

Dengan tergesa-gesa Ha Neul keluar mobil, bahkan pintu mobil bisa saja terlepas dari tempatnya saking kuatnya Ha Neul menghempas. "Woi! Bajingan keluar kau!"

Tidak menekan bel melainkan mengetuk pintu keras-keras. Dan asal kalian tahu, dia melakukannya di rumah keluarga Park. Meskipun katanya keluarga terkaya tapi dia tidak peduli.

"Permisi tuan? Pagi-pagi sekali ..."

Ha Neul tidak butuh bicara dengan pembantu mereka, dia butuh Park Jimin yang perbuatannya lebih buruk dari babu sekalipun.

"Park Jimin! Panggilkan Park Jimin sekarang!" Teriaknya lantang. Wanita muda yang membukakan pintu terlihat gemetaran.

"Ma--maaf ada keperluan apa tu--tuan?" Tanyanya. Feeling-nya, kalau dia adalah pria pasti sudah habis di tonjok.

"Jangan banyak tanya! Panggilkan di brengsek itu! Berani sekali dia menampar adikku! Aku selalu memperlakukannya dengan baik, lalu ada hak apa dia menamparnya?! Panggilkan!"

"Bang Ha Neul?"

Huh? Suara Jimin itu kan? Ha Neul langsung berbalik dan memberikan pukulan ke wajah angkuh nan sombong yang selalu dia benci itu. Bugh! Jimin tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah. Halah? Segitu aja sudah jatuh? Cemen. Padahal Ha Neul baru permulaan.

Kang Ha Neul memegang kerah Jimin dan hendak menghajarnya lagi, namun pria itu menahan tangannya dan melawan dengan tatapan tajam khasnya itu.

"Mati saja kau Park Jimin tak tahu malu! Sudah menampar adikku kau masih berani menampakkan tatapan menjijikkan itu?" Ha Neul menyerang dengan kata-katanya. Kalau bisa dia ingin menyumpahi Jimin habis-habisan sampai mulutnya berbusa pun tak apa.

Lihatlah ekspresi dengan senyuman miring ini, membuat Ha Neul kembali emosi setengah mati.
Tapi dia tidak bisa menggerakkan tangannya, Si Sombong ini ternyata tenaganya kuat juga. Sialan! Dengan tenaga seperti ini dia menampar adiknya. Sialan! Sialan!

"Mending tanyakan ke nyonya Kang dulu bang, sebelum datang ke rumahku pagi-pagi seperti ini. Orang tuaku masih istirahat di dalam. Masalah tadi pagi, tidak akan terjadi kalau bukan rencana dari dua orang perempuan yang paling kau sayangi." Setelahnya Jimin menghempas tangan Bang Ha Neul. Seseorang yang dia hormati. Tapi hari ini cukup kasihan melihat pria itu yang menjadi satu-satunya seseorang yang berbudi di dalam keluarga.

ONE SIDE | KSGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang