For all my lovely readers 🥰🥰🥰🥰
Feel free to comment.One Side disini juga berarti sudut pandang kalian menilai cerita. At least ada dua perkara yang pastinya bikin kalian berfikir, posisi mana yang paling menyakitkan atau posisi siapa yang paling benar maka biasanya kalian akan memihak kesana.
Its, ok. Melihat dari satu sisi tidak masalah tapi kuncinya jangan terlalu menutup mata pada sisi yang lain. Kamu memang tidak harus memahami alasannya, cukup tahu saja apa yang menjadi alasan terbesarnya. jadi tidak akan langsung men-judge.
Karena memahami semua sisi memang cukup sulit. Aku juga masih belajar buat netral. Netral maksudnya menyajikan sikap atau masalah dengan alasan. Biar kalian sendiri yang memilih. Atau jika kalian memahami keduanya juga bagus.
Intinya, jangan ragu untuk memberikan komentar.
Dan salam cinta dari ana💓💓
*****
Apa itu akhir?
*****
Handuknya setinggi dada. Kulit putih pucatnya bernoda keunguan di beberapa tempat. Rambutnya acak-acakan dan bibir mungil itu pun sedikit bengkak. Itulah deskripsi bagaimana kondisi Kang Seulgi saat ini. Melihat dirinya sendiri yang sangat kacau dari balik kaca besar kamar mandi Villa pribadi keluarga Park.Tatapannya datar. Lurus pada wanita tak tahu malu yang juga rela tidur bersama seorang pria demi uang. Dia menghina Jimin yang tidur dengan perempuan sesukanya, namun dia juga menyela diri sendiri yang sudah jauh dari kata suci.
Yess, Jimin take her virginity last night.
Langkah Seulgi terhenti pada sisi tempat tidur dimana bajunya berantakan sisa tadi malam. Memunguti satu persatu pakaian yang dia punya disana, kemudian memakaianya dengan cepat setelah itu mengambil sepotong kertas yang berada di depan cermin
Sebuah cek bernilai satu juta USD.
Jimin masih pulas sedangkan Seulgi sudah meninggalkan kamar. Terseok-seok dia berjalan meninggalkan villa menuju parkiran, hingga akhirnya pergi bersama Ferrari birunya.
Biru, ya? Warna kesukaan Park Jimin. Seketika Seulgi merasa benci pada mobilnya. Seulgi juga meremas rok pendeknya kuat, dia juga membenci bawahan yang disukai Jimjn. Dia juga membenci kemeja yang dia kenakan sekarang dan juga benci rambutnya yang terurai.
Dia --- Kang Seulgi membenci semua yang terhubung dengan Park Jimin termasuk dirinya sendiri.
Kenangan bagaimana Jimin yang memperlakukannya layaknya seorang jalang yang harus menari dan bernyanyi dengan pakaian terbuka, membuat air matanya menetes lagi. Perlakuan kasar Jimin tak terlupakan, seolah-olah Seulgi adalah seseorang yang tak pernah dia kenal sama sekali.
Perjalanan yang penuh dengan penyesalan. Ya! Kang Seulgi menyesal menyukai Park Jimin. Detik ini! Beberapa detik kemudian dan ~ selamanya.
"Halo?"
Seulgi mengusap sisa air matanya, kemudian menjawab panggilan dari kakaknya.
"Kau dimana?"
Seulgi menahan suara sebisa mungkin agar tak kedengaran habis menangis. "Di mobil, ada apa kak?"
"Berhenti sekarang, aku akan menjemputmu."