Bagian| Delapan

977 173 66
                                    

Don't forget vomment.

****
Puncak perasaannya
***

"Kamu revisi dulu, setelah selesai baru kembali. Oh ya, beberapa referensi yang aku katakan bisa kau dapatkan di perpustakaan kampus," jelas Jimin. Dia pun mengembalikan map Seulgi yang berisi proposal Seulgi.

"Baik, terima kasih Sunbae." Seulgi bersiap berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan kelas.

Setelah cepat-cepat menghapus air mata, dia menguatkan hatinya untuk melanjutkan konsultasi. Dan setengah jam mendengarkan arahan Jimin dan juga menyampaikan pendapatnya, dia pun pergi. Tak ingin berlama bersama orang yang tak punya hati seperti Park Jimin.

"Seul?"

"Hai, kak Taehyung." Sapa Seulgi sebentar dan kemudian keluar kelas. Taehyung mengangkat bahunya heran. Tidak terdengar suara apapun dari Jimin dan sepertinya suasana normal-normal saja.

"Jim, Seulgi kenapa?" Taehyung duduk lalu menawarkan Jimin segelas soda. Jimin tidak menerima tawaran itu dan berfokus pada satu hal.

"Sejak kapan kau peduli pada Seulgi?"

"Sejak kapan? Memang ada urusannya denganmu?" Taehyung tidak bermaksud menantang Jimin, dia hanya mengatakannya dengan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejak kapan? Memang ada urusannya denganmu?" Taehyung tidak bermaksud menantang Jimin, dia hanya mengatakannya dengan santai. Toh, ucapannya benar kan. Dia pun meminum soda nya dengan tenang.

Jimin serius, "Apa kau tidak tahu bagaimana sikap Seulgi sebenarnya?"

"Bagaimana? Maukah kau memberitahuku? Aku fikir aku sedikit tertarik padanya." Santai Taehyung.

"Ck!" Jimin mendecih, "kalau kau belum memiliki perusahaan sebesar IS, maka dia tidak akan melihatmu, Tae. Seseorang yang seperti itu."

Taehyung menggigit bibir bawahnya sambil menatap Jimin intens, "ada yang salah dengan otakmu? Bagaimana bisa kau menganggap wanita sebaik itu dengan pandangan yang buruk."

"Baik?" Jimin menggeleng, "Iya, dia memang baik. Karena dia lah aku tidak percaya pada satupun wanita di dunia ini kecuali ibuku. Perempuan yang selalu dekat denganku sejak kecil saja perangainya buruk seperti itu, siapa lagi yang bisa aku percaya?" Jimin pun meninggalkan kelas.

"Apakah Seulgi sungguh seperti itu? Tapi wajah Jimin tidak main-main, perkataannya juga terdengar tulus, aku bisa merasakan kekecewaan dari tiap katanya." Gumam Taehyung, "jadi Seulgi, orang seperti apa sebenarnya kau ini? Gadis lugu atau perempuan penguntit yang hanya mengincar harta?"

Taehyung menjadi ragu. Tentang apakah dia perlu melanjutkan rencananya berteman dengan Seulgi atau menghentikannya sejak dini.

ONE SIDE | KSGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang