Sebelumnya aku mau ucapin terima kasih buat yang sudah doain kemarin, emang sekarang aku banyak istirahatnya dan sudah minum obat Dengan baik layaknya seorang bayi Kkkkkk...
Kalian juga jaga kesehatan, aku juga masih pemulihan. Staysafe yeoreobeun.
****
Open her eyes
****Hari ini Kang Seulgi bangun kesiangan. Dia meneriksa ponselnya terlebih dahulu dan mendapatkan banyak panggilan dari seseorang yang dia beri nama Kak Taemin.
Sekilas tentang Kak Taemin, dia adalah anak jurusan Manajemen sama seperti dirinya namun setingkat dengan Park Jimin, walaupun demikian ketenaran Kak Taemin sangat jauh dibanding Jimin dan Kak Taehyung.
Kalau kak Taemin sendiri, dia lebih suka menghabiskan waktu di studio dance. Itulah dimana mereka bertemu pertama kali. Seulgi juga menyukai seni dan sekitar seminggu yang lalu dia melihat sebuah kelas dance terbuka di sebuah media massa. Dia pun bergabung dan ternyata Kak Taemin adalah tutor nya. Selain dance nya Kak Taemin yang membuat kagum, ternyata jurusannya Kak Taemin membuat dia kaget karena Kak Taemin tetap bisa menjalankan hobinya walau tidak selaras dengan kuliahnya.
Itu --- karena itulah, Seulgi kagum setengah mati dan menerima dengan senang hati ketika Kak Taemin ajak makan pertama kali, berlanjut melalui chat dan kemudian menjadi dekat dari hari ke-hari. Seulgi mendapatkan banyak jawaban seputar kelas dance dan juga bahkan berkonsultasi soal cara bernyanyi karena suaranya Kak Taemin juga bukan main.
Semua darah seni, Seulgi fikir ada dalam diri Kak Taemin dan membuat dia ingin belajar banyak dan menjadi sosok seperti kak Taemin.
Kembali pada Seulgi yang mengecek ponselnya dengan perasaan sedikit kecewa. Apa dia kabur begitu saja? Hanya seperti itu? Dia meletakkan ponsel di atas nakas dengan gelisah. Gelisah karena pria yang datang tak diundang itu pergi tanpa pamit dan bahkan tak mengirim pesan sekadar kata maaf.
See? Seulgi dont care about Lee Taemin. And u know now thats Seulgi's true feeling for Taemin?
Park Jimjn brengsek! Mencuri ciumanku kemudian memelukku sepanjang malam, lantas pergi begitu saja.
A feeling that won't be the same as what she gave to Jimin.
Ish! Seulgi kesal sekali. Dia pun beranjak dari kasur dan bersiap menuju perpustakaan untuk melanjutkan menyelesaikan skripsinya yang tak kunjung rampung.
Setelah siap dengan setelan casualnya, Seulgi turun dan menuju ruang makan.
"Selamat pa--- Kau?"
Awalnya berubah manis dengan memanggil kakak, namun sekarang dia sudah tidak sadar hampir mendekati dia yang sesungguhnya --- kecuali cara berpakaiannya yang sangat dia sukai sekarang.
Pun, Jimin tidak curiga karena dia mengira Seulgi marah karena perihal tadi malam.
"Seulgi, duduk dulu." Ibu menepuk kursi kosong di sebelahnya, Seulgi mengangguk.
"Kenapa dia ada disini, Bu?" Seulgi mennyerocos kesal saat pantatnya harus aja ia dudukkan.
"Dia menginap dengan eoppa tadi malam."
"Eh?" Bohong. Ini jelas bohong. "Tadi malam kan---" Seulgi terdiam saat semua mata tertuju padanya, saat dia melihat ke arah Jimin, pria itu makan dengan damai seolah dia tidak tahu apapun perkara tadi malam yang Seulgi maksudkan.